Tigapuluhsatu

36.7K 4.4K 271
                                    

Mili, Arsenal, beserta juga Sakala kembali ke rumah usai arisan di rumah Ibu Adis itu selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mili, Arsenal, beserta juga Sakala kembali ke rumah usai arisan di rumah Ibu Adis itu selesai. Tamu-tamu sudah bubar dan menyuguhkan Adira yang sedang membenahi ruang tamu yang semula dipakai arisan itu. Melihatnya, Mili jadi tidak enak. Padahal dia datang ke sini kan tujuannya untuk membantu. Ini Mili malah pergi dan membiarkan Adira berbenah sendirian.

Maka dari itu, gadis itu bergegas. Tidak lagi peduli Arsenal dan Sakala yang mengekorinya di belakang. Dia masuk ke dalam rumah dan langsung ikut membenahi piring-piring bekas suguhan kue untuk dibawanya ke dapur, mengikuti apa yang Adira lakukan.

"Arisannya udah selesai dari tadi ya, Mbak?" tanya Mili mulai menyapa Adira.

"Enggak, baru aja," sahut wanita itu. Kemudian langsung menyambut sang putra yang berlari kecil penuh riang menujunya.

"Mama Kala beli cokat!" Kala berseru, masuk ke dalam pelukan sang ibu yang siap menangkapnya.

Mili tersenyum melihat itu. Sembari melanjutkan pekerjaannya menuju dapur kotor tempat biasa Ibu Adis mencuci piring kalau sedang ada acara seperti ini. Di sana, dia menemukan Ibu dari Arsenal itu bersama dengan seorang ibu-ibu lainnya tengah sibuk mencuci piring sembari mengobrol ringan. Obrolan itu baru terhenti sampai Ibu Adis menyadari kehadirannya.

"Eh eneng udah pulang?"

Mengangguk ringan, Mili mendekat pada Ibu Adis, membawa piring-piring kotornya. "Maaf ya, Ibu. Mili baru dateng."

"Enggak apa-apa, atuh. Kan habis bawa Kala potong rambut. Untung ada kamu. Kalau berdua sama Ar aja dia mana mau potong rambut," timpal Ibu Adis yang membuat Mili sedikit lega.

"Siapa ini, Mbak? Calonnya Arsenal?"

Sampai kemudian pertanyaan itu membuat Mili sedikit menegang. Namun begitu, tetap dia menoleh pada orang lain yang sedang membantu Ibu Adis mencuci piring.

"Ponakan aku dari Garut," jawab Ibu Adis.

"Oh, kirain calonnya Arsenal."

Ibu Adis hanya tersenyum kecil. Diikuti dengan Mili yang melakukan hal sama dengan kepalanya yang mengangguk sopan.

"Ibu Mili boleh bantu apa?" tanya gadis itu. Hendak mencuci piring menggantikan kedua ibu-ibu tersebut, tapi tentu tidak mungkin dia menyerobot begitu saja.

"Bantu beres-beres di depan aja, Neng. Biarin piringnya Ibu yang cuci. Tanggung sekalian lagi ngegosip."

Mili pun mengangguk mengiyakan. Keluar dari ruangan itu lalu berpapasan dengan Arvian yang sedang membawa piring-piring kotor untuk diangkutnya ke belakang. Mili tersenyum kecil, disambut lelaki itu menaik turunkan alisnya menggoda ringan.

"Ntar malam ada acara nggak, Mil? Keluar yuk? Teman gue jalan-jalan," ajak lelaki itu.

"Nanti malam-"

"Ily, buruan beres-beresnya. Beres magrib aku anterin pulang."

Mili menoleh pada Arsenal yang baru saja memotong ucapannya. Lelaki itu tengah membawa trash bag di tangannya memasuki dapur. Kemudian, menarik kerah baju Arvian begitu saja.

Dikejar JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang