Tigapuluhdelapan

35.7K 4.1K 402
                                    

              Sepertinya, Tamara memang sudah benar-benar berubah menjadi seorang atasan yang baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              Sepertinya, Tamara memang sudah benar-benar berubah menjadi seorang atasan yang baik. Hal itu dibuktikan dengan bagaimana seminggu ini dia berperan demikian. Tidak pernah lagi mengamuk di kantor dan memaki-maki karyawan, meski tidak ada Ethan—selaku bos besar di tempat. Ethan sedang berada di Singapura dan seminggu ini tidak datang ke kantor di Indonesia. Namun demikian, perlakuan Tamara tetaplah sama. Dia benar-benar berubah menjadi atasan baik hati yang bahkan tidak segan mentraktir timnya makan siang.

Bukan hanya itu.

Kebaikan Tamara juga terdapat di hari ini. Di mana kemarin sewaktu Mili bekerja dia bersin-bersin dan tampak sedikit pucat, Tamara meminta Mili pulang lebih awal untuk beristirahat. Kemudian hari ini, dia menyuruh untuk tetap saja beristirahat dan cuti sakit. Bahkan juga mendoakan agar Mili segera sembuh. Tentu saja, hal itu membuat perasaan Mili sangat membaik. Hal seperti ini tidak pernah datang padanya.

Setahun bekerja, Mili tidak pernah mengajukan cuti seharian seperti ini tanpa juga memeriksa email atau membalas pesan, bahkan saat dia sedang sakit. Dulu, jika Mili sakit dan meminta izin untuk ke dokter sehingga tidak bisa masuk kantor, Tamara hanya mengizinkannya untuk WFH saja. Sepulang dari dokter, Mili masih harus bekerja. Wawancara kandidat secara daring, bahkan juga ikut meeting dan masih kena beberapa makian.

Hari ini benar-benar tidak seperti itu. Tidak Mili dapati sama sekali pesan yang berisikan pekerjaan dari Tamara. Sampai malam hari tiba, Mili benar-benar tidak diganggu soal pekerjaan sehingga dia dapat beristirahat tenang di kamarnya.

Juga ... menyaksikan Arsenal yang sedang memasak makan malam untuknya.

Laki-laki itu tiba tiga puluh menit yang lalu. Di mana selepas bekerja dia langsung datang kemari dengan beberapa bahan makanan yang sedang diolahnya di dapur mini milik Mili tersebut.

"Mas benar nggak mau Mili bantu?" Di tempatnya duduk—di stool bar—Mili kembali bertanya pada sang kekasih yang masih sibuk di depan kompor.

Arsenal hanya menoleh sedikit padanya masih sibuk mengaduk sup buatannya yang belum matang. "Enggak, Ily. Ini bentar lagi mateng, kok. Makanya, kamu tiduran aja di kasur. Nanti kalau udah siap aku panggil."

"Mili udah tiduran mulu seharian," jawab gadis itu.

Arsenal tidak menyahut lagi. Kini lelaki itu bergerak mengambil mangkok di rak setelah mematikan kompornya. Kemudian menuang sup ke dalamnya lalu menghampiri Mili di meja bar dengan meletakkan mangkok itu di sana.

"Sebentar, aku ambil nasinya dulu." Lelaki itu kembali melangkah lagi. Meninggalkan Mili dengan semangkuk supnya yang harum sekali.

Senyum Mili menguar tipis. Dia tidak menyangka bahwa ternyata Arsenal bisa memasak. Membuat perasaannya benar-benar menghangat. Arsenal sangat dan perhatian padanya.

Lelaki baik nan pengertian itu datang lagi. Membawa sepiring nasi kemudian diletakkannya di hadapan Mili, berdampingan dengan sup buatannya sebelum ikut menarik bangku dan duduk di hadapan si gadis.

Dikejar JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang