Duapuluhsembilan

38K 4.5K 392
                                    

              "Mas?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              "Mas?"

Suara itu membuat Arsenal tersadar dari lamunannya. Lamunan luar biasa yang membuatnya sedikit melebarkan mata saat menyadari bahwa dirinya sungguh keterlaluan sampai bisa melamunkan hal seberbahaya itu. Kemudian ketika menatap Mili—gadis yang ada di dalam lamunannya—tampak kebingungan melihat tingkahnya. Tangan Arsenal yang masih berada memegang lengannya. Terburu, lelaki itu menarik tangannya, menyimpan dengan baik.

"A—aku nggak mau stroberi." Arsenal menggeleng keras-keras.

Setelah itu, dia mendorong bahu si gadis, terburu-buru memasukkannya kembali ke dalam kamar gadis itu. "Tidur Ily, udah malam. Nanti kamu masuk angin."

Tanpa membeli kesempatan Mili untuk membuka mulut, Arsenal langsung menutup pintu kaca kamar gadis itu begitu saja. Bahkan, dia sempatkan mengambil kuncinya, kemudian mengunci Mili dari luar.

"Mas ... kok Mili dikunciin?" Mili memanggilnya, menggedor-gedor pintu tampak kebingungan. Sedang Arsenal, semakin terburu menyelesaikan pekerjaannya sebelum pergi dari sana, berlari menuju kamarnya sendiri.

Tidak hanya mengunci kamar tidur Mili, dia juga langsung mengunci kamar tidurnya sendiri. Setelah itu, melempar tubuhnya ke ranjang, menarik selimut dan mengubur dirinya dalam selimut itu hingga tidak terlihat sama sekali satu pun anggota tubuhnya.

"Arsenal bodoh!" Tidak lupa, merutuki dirinya dengan geraman tertahan.

Oh, dirinya sungguh gila! Harusnya Arsenal memang menjaga jarak dengan gadis itu! Bukan malah menerjang keras seperti ini dan hampir saja dirinya kehilangan kendali. Sungguh kepalanya sangat tidak masuk akal!

Lain kali, Arsenal tidak akan ceroboh dengan sok-sok-an membelikan pacarnya stroberi lagi. Mili dan stroberi benar-benar sebuah perpaduan keindahan yang membahayakan untuknya!

Berbanding terbalik dengan kondisi di kamar sebelah. Di mana Mili tampak keheranan dengan kejadian barusan. Dirinya didorong begitu saja masuk ke dalam kamar kemudian Arsenal mengunci pintunya.

Mili ... salah apa?

Merasa bahkan dirinya tidak membuat salah, gadis itu memutuskan keluar dari kamar tidurnya. Menuju kamar sebelah tempat yang Mili pastikan Arsenal berada di sana. Berdiri di depan pintu kamar dan mengetuk pelan.

"Mas?" panggilnya.

Tidak ada jawaban dari Arsenal.

Sekali lagi, Mili mengetuknya. Sekali lagi juga, dia memanggil lelaki itu.

Masih sama. Mili tidak mendapati jawaban apa pun dari dalam sana. Namun begitu, Mili belum juga menyerah. Diketuknya sekali lagi pintu kamar itu.

"Mas Arsenal?" panggilnya kembali. "Mas kok—"

"Arsenalnya udah tidur!"

Ucapannya terhenti saat balasan dari dalam terdengar. Jelas sekali suara Arsenal yang mengatakan bahwa dirinya sudah tertidur. Membuat Mili semakin mengerut keheranan.

Dikejar JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang