🎊10: Acara Patah Hati

55 8 10
                                    


|✧*。☆゚Happy Reading.*・。⊰⊹ฺ|









"Loh kok ayah sendiri? Bundanya mana??" Vanilla tanya waktu ayah masuk rumah sendirian, di tengok ke teras depan pun gak ada bunda. Dia ada perlu sama bunda, tapi beliaunya gak ada.

"Bunda ke Garut."

Dan semuanya gak bisa buat gak kaget. Eh padahal tadi pagi Ayah sama Bunda pergi ke bandung buat ke undangan kolega ayah, ini kok tiba-tiba pulang kampung?

"Kok bisa?"

"Tiba-tiba banget, gak bilang-bilang juga."

"Masa bunda gak suka Cece lama disini?"

"Hus mana ada! Tadi di kondangan ketemu sama Om kalian, terus kebetulan di suruh nenek buat bunda ke Garut, ada urusan penting gitu. Jadinya Bunda langsung ikut Om Saka ke Garut." Jelas Ayah.

"Oooh..."

"Terus kenapa ayah gak ikut?" Bukannya apa-apa. Ayah tuh termasuk pasangan bucin yang gak bisa ditinggal jauh sama Bunda. Kan aneh ini si bapak gak ngintilin, apalagi Garut gak keitung lima langkah doang.

Ayah senyum, bukan senyum kayak biasanya, lebih ke senyum orang yang ada maunya gitu loh. Bukan nuduh, tapi ya keliatan banget. Dan sasarannya keliatan, Ocean yang sekarang pelan-pelan mundur, ngumpet di belakang badan bongsor si abang.

"Temenin ayah yok, Teh."

Nah kan.

"Kemana yah? Lebih tepatnya acara apa? Gak mungkin acara biasa kalo sampe ngajak orang, biasanya juga sendiri kalo gak ada bunda." Tanya si Abang.

"Acara perusahaan orang, terbilang penting soalnya yang punya acara pelanggan setia ayah."

"Macam apa aja itu pelanggan setia."

"Diem kamu, Aneth!" Ayah mendelik, terus balik lagi ke Ocean. "Yok, Ce? Hm?? Mau kan??"

"Sama Mbak Nilla atau kak Aneth aja, yah."

"Mohon maaf ini ayahanda, Nilla mau nugas." Bukan cuman alesan, emang Vanilla banyak tugas. Deadlinenya masih lama, tapi kan mending dikerjain secepatnga.

"Aneth juga ada tugas kelompok, mau zoom meeting sebentar lagi." Anetha perlihatkan hpnya yang tampilkan grup chat kelompoknya.

"Abang?"

"Cece liatkan abang lagi apa?" Iya si abang juga lagi nugas di iPadnya. Buat gambar-gambar bangunan gitu.

"Tuh dengerin, Bunda kan lagi di garut, mbak-mbak mu sibuk nugas, shiloh—jelas gak bisa diandalkan, bisa-bisa pesta orang rusak." Alasan terakhir masih bisa masuk akal, jadi ya dengan berat hati dia ngangguk.

"Nah ayok cantik, mbak bantu kamu siap-siap!"




|✧*。☆゚.*・。⊰⊹ฺ|





"Apa kabar, pak Ali? Juga selamat datang." Tepat di pintu masuk ada sepasang suami istri yang menyambut para tamu yang datang ke acara.

"Baik, pak Heru. Terimakasih." Ayah balas uluran tangan yang beliau panggil Pak Heru itu, tak lupa juga senyum ramahnya.

"Eh, ini?"

"Ini putri saya Ocean, bungsunya si kembar. Istri saya sedang ada kepentingan, jadi ya mau gak mau si cantik temenin ayahnya." Ayah juga pak Heru tertawa, "Ce, ini Pak Heru, beliau ini yang punya acara."

Ocean cuman bisa pasang senyum begitu ayah perkenalkan dia ke pak Heru. Dia bukan Anetha atau Shiloh yang mudah bergaul, bukan juga Vanilla yang pintar dan cepat beradaptasi dengan suatu kondisi.

The Khaiel: Little Trouble Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang