|✧*。☆゚Happy Reading.*・。⊰⊹ฺ|
Selepas hajatan mini tadi, Vanilla ijin keluar. Tadi dia udah janji sama Arjuna mau keluar, keliling-keliling sambil nyari jajanan. Kebetulan banget Arjuna udah ada didepan rumah sama ayah, kebiasaan kalau mau ajak Vanilla pergi. Pasti ijin sekaligus ngobrol kecil sama ayah waktu si tengah masih siap-siap.
Di ruang tengah masih ada Bunda, Abang, Ocean sama Shiloh. Sedangkan Anetha udah masuk kamar, mau cek dulu laporan kafe. Sambil lewat Vanilla pamit dulu ke bunda, gak lupa saudaranya yang lain.
"Mau titip gak??"
Shiloh yang pertama nengok, "mbak mau kemana gitu perginya?"
"Paling alun-alun." Di jam segini lebih cocok ke alun-alun daripada ke mall sih. Jalan sore sambil kulineran di kaki lima.
Si bungsu mikir sebentar, "eh tapi kan nanti abis Isya kita mau ke pasar malam, mbak gak ikut kah??" Dia inget rencana tadi, usul anetha yang minta traktiran ke Ocean buat jajan di pasar malam yang ada tiap malam minggu di jalan depan komplek.
"Eh iya anjir!! Yah terlanjur janji gue sama Juna..." Ih dia kelupaan, padahal ini yang dia tunggu —jajan ke pasar malam full team.
"Gapapa kamu berangkat aja, mbak. Pulangnya sebelum jam delapan kan bisa, jalan dua jam aja cukup kan? Sama jangan kebanyakan jajan nanti, kamu suka kekenyangan padahal jajan dikit, biar nanti bisa jajan lagi." Emang saran bunda tuh yang terbaik deh.
Vanilla setujui sama itu, dan sesuai intruksi bunda tadi dia minta ke Arjuna buat pulang sehabis waktu Isya. Abis itu motor mulai keluar gerbang, Vanilla lebih pilih pegang erat tasnya waktu kecepatan agak tinggi, agak sungkan buat pegang pinggang Arjuna layak dulu-dulu.
Ya meski hubungan mereka sebagai mantan terbilang baik, tapi gak menutup kemungkinan bayangan dulu masih ada. Kadang Vanilla suka inget gimana hubungan mereka dulu, gak penuh cerita romantis tapi part berantem juga terbilang indah juga.
Dia bingung sebenernya sama status mereka sekarang, belum ada kata putus tapi udah di cap mantanan. Dulu cuman kata break sebentar yang eh kok malah kebablasan. Mau maju juga susah, tapi mundur lebih susah karena Arjuna kayaknya gak mau bilang putus.
"Mau jajan apa dulu, Nill?"
Vanilla nengok, terus mengedar ke sekitar. Dan sate lengkap sama lontong jadi pilihan. Arjuna terus ajak dia duduk disalah satu bangku seket kolam mini di pusat taman alun-alun itu.
Makan tiap potongam dengan tenang sambil sesekali bercanda. Obrolan seputar perkuliahan juga gak ketinggalan, mereka beda jurusan jadi banyak cerita yang seru buat dibagi. Gimana kesibukan Vanilla jadi mahasiswi kedokteran terus Arjuna yang sibuk sama banyak acara yang diikuti.
"Vanilla, i really love you so much."
"Same here, i loved you so much." Meski awalnya agak kaget, tapi dia bisa jawab kalimat tiba-tiba Arjuna. Tapi kayakmya gak sesuai harapan si cowok. Jelas aja. Vanilla ambil nafas sebentat, sambil dikepalanya susun paragraf, "Arjuna, Thank you so much for ... loved me so well ... and sorry if i couldn't give you the best love of me. i'll let you go for the better us. i hope ... we will be okay as soon as tonight. once again, i love you and thank you for the light."
Arjuna sendiri emang udah perhitungkan kalau hasilnya kebalikan dari harapan, dia senyum tipis. "Gapapa, Nilla. Makasih juga buat semuanya ya? Tetep makan dengan baik, kalau butuh bantuan feel free to coming, aku gaakan benci kamu karena aku sayang kamu, mari tetep temenan ya?"
Vanilla ngangguk, ya mereka ketemu baik-baik jadi gak ada alasan buat pisah dengan buruk kan? "i hope you'll find someone better than me."
"You too, thank you. Last hug?"
![](https://img.wattpad.com/cover/338869702-288-k841760.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Khaiel: Little Trouble
Fiksi Umum| Next of The Khaiel: Unsent Letters| "Ya namanya juga hidup. Gak hidup kalo gak ada masalah ya kan, biarin aja jangan terlalu di masalahin. Cukup okey itu masalah, beresin saat itu juga kalo bisa, dan kalo gak bisa cukup tunda buat sebentar jangan...