🥀12: You Know That I'm Not Okay

61 10 1
                                    

|✧*。☆゚Happy Reading.*・。⊰⊹ฺ|









23.29

Tengah malem, waktu bagian overthinking. Apa cuman Ocean aja ya yang selalu kelewat overthinking malem malem gini, kayak tiba-tiba lewat pemikiran random atau ada hal yang terus dipikirin sampe nyerempet stress dikit?

Suasana yang sepi di tambah mata yang gak mau nutup buat otak keluarin pikiran aneh. Ada yang nyenengin ada juga yang bikin mood anjlok. Dan kebetulan banget, meski abis seneng seneng tadi siang, tapi yang dia lagi pikirin sekarang tuh bikin dia agak sedih.

Dia tiba-tiba flashback terus susun hal-hal yang nyambung sama topik pemikiran dia sekarang, dan setelah ngumpul moodnya langsung down. Rasanya muncul lagi. Insecure.

Orang cantik aja bisa insecure sama orang cantik lainnya. Orang pinter bisa insecure sama orang pinter lainnya. Orang kaya bisa insecure sama orang kaya lainnya. Apalagi dia yang gak punya semua itu kan ya?

Dia tuh nggak kayak Aneth yang cantiknya turunan Bunda banget, jauh dari Vanilla yang cantik plus imut itu, juga dari Shiloh yang perpaduan visual Bunda sama Ayah. Dan itu yang buat orang lain pertanyakan kebenaran Ocean salah satu dari anak kembarnya Ayah Ali.

Ocean sendiri juga pernah meragukan kalau dia anak ayah sana bunda. Nggak bilang langsung tentu aja, tapi dia yakin waktu dokter yang bantu bunda lahiran dia dan dua kakaknya gak sengaja bertemu dan cerita-cerita. Iya semeragukan itu sampe dia harus denger dari orang lain baru percaya.

Selain fisik, soal akademik juga jadi permasalahan dia. Kayak semua anggota keluarganya itu terkenal pinte-pinter loh, dari ayah sama bunda sampe Shiloh, semua pemborong mendali olimpiade. Lagi lagi Ocean jadi pengecualian.

Dia nggak pernah bawa penghargaan apa-apa, gak pernah ikut lomba apa-apa juga. Bahkan nilainya semasa sekolah ada di rata-rata, jauh dari nilai semua saudaranya. Oh, satu-satunya yang bisa dia banggain adalah lolos kuliah jalur undangan. Dan sudah, hanya itu.

Belum selesai dengan dua di atas, tadi sore Ocean merasa mendapat hantaman lagi. Setalah dengar Vanilla mempunyai rencana bisnis dengan Isha, bukan lagi hanya rencana tapi sudah mulai tahap finishing sih, tinggal tunggu tanggal launching saja.

Ocean susun lagi. Abang sudah jadi karyawan magang di kantor ayah dan sesekali freelance juga, Anetha jelas punya cafe bahkan mau buka cabang lagi. Dan terakhir Shiloh, yang meskipun masih SMA udah berpenghasilan sendiri, selain dari lomba-lomba dia juga punya usaha kecil-kecilan.

Dan Ocean?

Sayang sekali, lagi lagi pengecualian.

Dia masih dapat dari Ayah Bunda. Karena nggak mau terlalu membebani, dia berusaha buat sehemat mungkin, supaya ayah nggak terlalu sering transfer uang ke kalimantan sana.

Dia juga mau kayak abang, Anetha, Vanilla sana Shiloh yang udah bisa nggak terlalu bergantung sama uang jajan dari Ayah Bunda. Tapi dia bisa apa? Dia punya apa?

Asa—

Ah Ocean harus stop buat seret nama itu lagi. Okay fokus lagi Ocean!!!

Ocean bangkit, niatnya cuman ambil minum ke dapur tapi endingnya malah duduk anteng di ruang tengah, lihat tv mati sambil ngelamun. Ya balik lagi overthinking.

Dia sama sekali gak ada planing kali ini, di depannya beneran gelap dan ya kesehariannya cuman jalanin aja terserah kedepannya gimana, tapi setelah ini dia jadi mikir banyak. Masa deoannya itu gak tau sepanjang apa, dan apa mungkin kalau terus jalanin begini tanpa ada rencana mau gimana?

Yang jelas ya beresin kuliah abis itu cari kerja. Tapi apa itu lurus begitu aja? Hidup itu nggak mungkin datar aja kan? Ya syukur kalau setelah lukus langsung dapet kerja, tapi kalau nggak?

The Khaiel: Little Trouble Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang