|✧*。☆゚Happy Reading.*・。⊰⊹ฺ|
Setelah buat keributan di pagi hari, sekarang Ocean sudah pulang sambil memboyong seorang teman yang tiba-tiba datang dari kalimatan sana. Salahkan Hadi yang pagi-pagi sekali sudah minta jemput, Ocean kira bohongan karena tidak mungkin kan dia tiba-tiba ke Bandung?! Tapi dua jam Kemudian Hadi kembali menelpon, kabarkan dia sudah sampai di Tanah Bandung.
Gak ada persiapan apa-apa dia langsung minta si Abang buat antar ke bandara jemput Hadi. Ya meski bukan tamu nggak di undang, tapi Ocean nggak enak harus buat Hadi nunggu lama di bandara, mana daerah asing, jauh dari rumah gak ada yang kenal pula.
"Yuk, masuk, Di." Ocean buka pintu lebar, giring Hadi buat masuk ke rumah sementara si Abang masih parkir mobil. Ih ya, baru juga ketemu, si Abang udah akrab aja sama Hadi.
"Selamat pagi, Mbak." Sapa Hadi, begitu masuk di sambut sama kakak cantik. Dia pasang senyum sebaik yang dia bisa, buat kasih citra sebaik mungkin di depan keluarga Ocean.
"Ini kakak kamu kah, Ce?"
Plak!
"Yang sopan, njir! Itu bunda kita!" Kekerasan kecil sama protesan itu dari si Abang. Sebenernya dia juga ngakak denger Hadi panggil bunda pakai 'mbak', tapi ya masa nanti bundanya di gebet temen adeknya.
Hadi melotot dan langsung minta maaf buat sikap kurang sopannya itu, ih malu banget dia. "Aduh Tante, maaf banget saya gak tau."
Bunda sendiri cuman ketawa, nggak jarang kalau ketemu temen baru anak-anak beliau suka di sangka kakak sulung mereka. Padahal mah ya beliau udah tua, apa gak keliatan gitu?
"Hahaha, gapapa silahkan duduk ya. Anggap aja rumah sendiri, Bunda ke dalem dulu mau lanjut buat bolu. Ce, jangan lupa ambilin minumnya ya, nak."
Ocean ngangguk dan ikutin bunda ke dapur ambil minum buat Hadi. Tinggalin Hadi yang masih merutuk, bisa-bisanya dia panggil Bundanya Cece begitu.
"Ini gue langsung ke atasin aja ya, Di. Nanti lo tidurnya bareng gue aja."
Si Abang yang berlalu sambil bawa koper kecil itu buat Hadi gelagapan. "Bang, udah nanti aja sama gue, Ya tuhan, Bang!"
"Udah gapapa, diem aja di situ."
Meski nggak enak, tapi Hadi nurut dan diam. Dia celingukan sambil nunggu Ocean balik lagi ke sini. Ya dia baru ke sini jadi wajar banget kan canggung begini.
"Eh, Hadi!!"
Akhirnya ada yang kenal juga! Itu Vanilla yang sekarang duduk di kursi sebrang. Mereka ketemu waktu Vanilla nengok Ocean ke Kalimantan sana, cukup akrab meski awal ketemu Vanilla sempet musuhin dia gara-gara keripik kentangnya Hadi habiskan. Ya dia ngaku salah soal itu.
"Lo apa kabar, bro??? Lama gak ketemu!"
"Baik baik, lo sendiri? Keliatannya sih baik ya."
"Si anjir!"
"ASSALAMUALAIKUM YA AHLI—"
"DITERUSIN GUE LEMPAR IPAD LO, ANETHA!"
"Hehehee, —eh ada tamuu. Hallo? Dengan siapa di sana? Kenalin gue Anetha." Anetha melangkah masuk, terus duduk samping Vanilla sambil ulurkan tangan ke Hadi.
"Hai, gue Hadi."
"Bagusss, baru juga aku tembak udah selingkuh aja kamu."
Vanilla menoleh horor denger Samudra ngomong. Apa katanya? Samudra nembak Anetha? Keajaiban dunia macam apa itu? Tapi ya diliat dari kedekatan mereka belakangan ini, sangat diwajarkan kalau si manusia tidak peka itu akhirnya sadar sama Anetha yang kejar-kejar dia dari SMA.
![](https://img.wattpad.com/cover/338869702-288-k841760.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Khaiel: Little Trouble
Fiksi Umum| Next of The Khaiel: Unsent Letters| "Ya namanya juga hidup. Gak hidup kalo gak ada masalah ya kan, biarin aja jangan terlalu di masalahin. Cukup okey itu masalah, beresin saat itu juga kalo bisa, dan kalo gak bisa cukup tunda buat sebentar jangan...