✈️ 07: Pulang

70 12 12
                                    

|✧*。☆゚.*・。⊰⊹ฺ|







Vanilla hela nafas lega begitu dosen didepan sana pamit undur diri setelah selesai mengajar ditambah memberikan tugas kelompok. Tangannya dibawa bereskan alat tulis yang habis dipakai sebelum beberapa mahasiswa lain hampiri.

Vanilla pasang senyum kecil waktu satu persatu sapa dia ramah. Dibalas jika perlu, kalo nggak yang senyumin aja. Kegiatan beberesnya terhenti untuk dengarkan alasan temannya itu datang hampiri.

"Nill, kelompok barusan sama gue yuk?"

Agarish, cowok pinter yang ambisnya kebangetan. Udah di blacklist, soalnya Vanilla masih butuh waktu buat me time, stress kalo terus belajar. Jadi-

"Sorry ya, Rish."

Si cowok yang tertolak otomatis undur diri. Gak mungkin maksa juga, masih ada mahasiswa lain yang bisa cowok itu ajak ngambis kerjain tugas.

Cowok ke dua, Kafka, pinter tapi malesnya mendominasi. Gak, pilihan buruk, bisa-bisa Vanilla akan kerja sendirian karena si Kafka bakal nanti-nantian kalau di suruh.

Sekali lagi kata maaf yang jadi jawaban.

Selanjutnya Elvano. Pilihan tepat, selain pinter juga rajin Elvano bakal bebasin Vanilla yang pilih waktu buat mereka kerja kelompok. Tapi rangkulan di bahu Vanilla jadi penanda dia gak bisa pilih si cowok.

"Sorry, Van. Vanilla nya sama gue nih."

Mau gak mau Elvano pun mundur. Gak ada yang bisa geser posisi Isha dari teman kelompok abadi Vanilla. Bukan gak mau sama yang lain, tapi buat apa yang lain kalau ada Isha?

Vanilla sama Isha di kampus sudah seperti ank kembar, apa-apa pasti berdua, dan gak ada yang berani buat pisahin mereka juga.

"Cari bahannya nanti aja sore ya? Gue mau ke perpus kerjain tugas kemaren dulu." Isha sudah beralih duduk di samping Vanilla.

"Okay, gue juga mau langsung pulang. Nanti mau ke bandara."

"Jadi pulang?"

"YA IYALAH, HARUS JADI!! Gak pulang gue seret dia dari sana."

Isha ketawa, terus gandeng Vanilla buat jalan keluar kelas, "jangan lupa besok bawain gue oleh-olehnya ya sis?"

"Kalo ada, soalnya bunda wanti-wanti banget buat yang penting pulang, jangan bawa oleh-oleh begituan. Lagian dia sekolah bukan holiday."

Anggukan yang jadi balasan. Jalan beriringan ke arah gerbang depan dimana sudah ada cowok yang stay di atas motornya nunggu Vanilla.

"Noh, jemputan Lo udah nunggu." Isha dorong pelan punggung Vanilla. Buat si tengah mendelik sinis.

"Ya udah sih gue juga liat."

"Tiap hari antar jemput macam tukang ojek- eh maksudnya kek orang berstatus hubungan. Ya ada sih hubungannya, sepasang mantan."

Dan Vanilla nggak bisa buat nggak bereaksi, dia cubit pinggang Isha, gak keras-keras kok, tapi si Isha kesannya udah kayak korban penganiayaan aja. Emang dasar drama queen.

Pamitan dengan Isha, Vanilla segera terima helm yang telah disodorkan. Dipakai dan segera naik ke atas motor. Tangannya tepuk bahu Arjuna, tandakan sudah siap untuk mulai perjalan pulang.







|✧*。☆゚.*・。⊰⊹ฺ|








"Jadi pulang?"

Si gadis mengangguk, "jadi. Itu udah siap semua." Jarinya tunjuk koper kecil di sudut ruangan, "tiketnya juga udah di pesen kemarin, jadi harus pulang."

The Khaiel: Little Trouble Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang