👨‍👩‍👧‍👦OO: Invoering 👭🏻🧍🏻

339 19 5
                                    

|✧*。☆゚Happy Reading.*・。⊰⊹ฺ|



Sang Surya sudah mulai tampakkan sinar indahnya, beri cahaya dan kehangatan bagi cakrawala. Langit biru terlihat cantik buat si gadis tersenyum manis di balkonnya dengan mata tak terlepas dari indahnya langit pagi.

Merenggangkan tubuhnya, si gadis membelakangi matahari, menjemur punggungnya sebentar sebelum masuk ke dalam dan dan bersiap berangkat sekolah.

Oh tunggu!

Dia tidak salah lihat kan? Hatinya terasa tersentil lihat orang-orang dibawah sana. Lebih tepatnya ibu-ibu kampung yang sedang belanja di tukang sayur keliling. Eits tapi bukan itu! Sedikit bergeser sekitar dua puluh meter dari sana, dan itu yang membuatnya meringis sakit hati.

Mayday, mayday! Keadaan darurat dan harus segera disampaikan pada semua orang rumah —tidak! Lebih baik pada kakak-kakaknya saja, kasian bunda jika harus mendengar itu!

Cepat-cepat dia berlari turun kelantai bawah, karena di jam segini semua kakaknya pasti sudah duduk rapi di meja makan. Ya kakaknya itu yang terlalu rajin, jadi jangan sebut dia pemalas karena bangun 'agak' siang.

"Gawat darurat saudaraku!" Si gadis berteriak disela mengatur nafasnya saat sudah sampai di meja makan, untung saja bunda sedang ada di halaman depan jadi gak akan dengar teriakannya.

Si kakak yang di ujung kanan meja melirik sinis, "ini ruang makan bukan UGD, Ezaaa! Dan jangan teriak-teriak begitu." Sumpah Vanilla sudah sangat jengah dengan kelakuan tiba-tiba Shiloh.

"Lo bisa gak sih sehari aja jadi kalem gitu? Capek gue sama kelakuan Lo!" Sekarang Anetha yang bicara.

"Tapi mbak, kelakuan Lo sebelas dua belas sama gue, jadi jangan minta gue jadi anggunly karena jelas gak bisa. Terus—INI SANGAT GAWAT SAUDARA DAN SAUDARI KU! BERITA INI AMAT SANGAT DARURAT, KALIAN SEMUA HARUS DENGER!" okay mari Shiloh sampaikan berita yang jadi alasannya turun sebelum mandi.

"Iya apa?" Januar tekan kekesalannya, perbanyak sabar karena orang sabar disayang tetangga depan rumah. Eaa. Lupain.

"Ayah selingkuh sama Tante Elwen!"

"HAH?!"

Kaget semua orang, tapi jelas terdengar suara ayah, Shiloh tidak salah dengar kan?

Oh benar ayah ternyata. Dan sekarang beliau lagi cengo di pintu masuk. Hey, baru datang udah diberitakan selingkuh sama tetangga baru, ya bagaimana tidak shock!

"Itu dia tersangka utama kita!" Shiloh tunjuk ayah yang masih membeku, dia sangat kesal jadi jangan ada yang cegah dia untuk marahi ayah! Terkesan tidak sopan, tapi Shiloh tidak mentolerir perbuatan sang kepala keluarga, atau soon to be mantan kepala keluarga?

Bukannya mendoakan ayah bunda cerai, tapi selingkuh itu bukan hal baik, loh.

Anetha mendekati Ayah dengan mata membola, "ayah bener kata si Eza?" Sebagai kakak yang sudah dewasa pula, mencari kebenaran sebelum menuduh itu harus. Sedikit memberi contoh baik pada adik-adiknya

"Ih mbak gak percaya sama gue kah?! Jelas-jelas tadi gue liat ayah mojok di balik gerbang tetangga sama tanteku Elwen, ngobrol sambil ketawa-ketawa pula, mana keliatan lagi pelukan gitu anjirrr!"

Semuanya langsung tatap horor si Pak Ali. Hell, masih ingat kan kalo Shiloh itu meski jahilnya kebangetan tapi selalu berusaha jujur sejujur-jujurnya, so, berita tentang ayah itu benar?

"Inget Alloh ayah! Udah tua kok begitu?!"

"Nggak mbak, ast—"

"Astagfirullah, bapak ku! Inget buntut udah lima terus bentar lagi si Abang mau kawin, masih demen bae tebar pesona!"

"Kawin, kawin, nikah dodol!"

"Ya pokoknya itu deh!"

"Ya Tuhan, gue Mulu yang kena. Gue diem loh guys!"

"Shut up, Lo cowok! Emang ya semua cowok tuh sama aja!"

"Jangan mentang mentang tetangga sebelah janda herang, cakep juga, meski gak ada apa-apa dibandingin ibunda ratu kita. Tapi ayah, jangan di embat juga, di luar sana masih ada duren dan jomblo yang butuh pasangan. Jangan Maruk! Pepatah 'kalo bisa dua, kenapa harus satu' itu punya Mbak Aneth, gak bisa dibagi-bagi!"

"Anjir, Nilla!"

"HEY, GUYS! STOP BICARA YABG NGGAK-NGGAK!" Akhirnya ayah angkat bicara, dan akan segera berikan pembelaan diri terhadap tuduhan kepada dirinya itu.

"Ayo buktikan dirimu tak bersalah, Ayahanda. Dan jika memang anda tidak bersalah, usir aja mereka dari rumah ini." Si Abang emang kemusuhan sama Ayah sekarang, tapi musuh terbesarnya adalah adik-adiknya.

"Jadi ayah lagi bantu bu Elwen benerin listriknya karena ada kosleting sedikit, dan pas di gerbang itu ayah lagi pamit pulang dan ngobrol sebentar. Gak ada mojok-mojok atau apapun itu, terus bunda juga tau sebab Buda sendiri yang suruh ayah bantu bu Elwen." Papar ayah sejelas mungkin.

"Dusta!"

"Astaga, gak percayaan bener sama bapak lu, Za!" Ayah masih heran kenapa Shiloh ini kayak anti sama Ayahnya ya? Kenapa seneng banget pojokin bapaknya begini.

"Terus itu tadi kenapa peluk peluk begitu? Hayooo, apa pembelaannya?"

Ayah tepuk dahinya frustasi, kesannya kayak di sidang. "Itu tuh rambut Bu Elwen nyangkut di kancing ayah, jadi yang agak deketan begitu."

"Modusnya ih, gimana bisa nyangkut kalo gak deketan, apalagi rambutnya pendek begitu. Kalo panjang ya masih dimaklumi."

"Beneran anak-anak ku!" Suara bunda terdengar lembut, "kata ayah itu beneran, bunda juga dari tadi mantau kok dari depan, ya siapa tau buaya darat lepas."

"Astaga sayang ku, teganya dirimu sebut kakanda buaya darat!" Sudah tau kan dari mana sifat dramatisnya anak-anak? Iya, Pak Ali Khaiel jawabannya.

"Udah sekarang ayo makan. Eh, Za! Kenapa masih pake baju tidur gini?"

Si Shiloh cuman nyengir, dan bergabung sarapan waktu sudah rapi dan wangi pakai seragam sekolah. Mandi kok guys, tenang saja, ya meski malas.

"Selamat makan!"

"Berisik Wibu!"

"Shut up cewek gamon!"

Tatapan sinis saling dilemparkan, Anetha jelas gak akan terima dikatai cewek gamon. Dan meski benar tapi Shiloh kesal disebut Wibu.

Mereka berhenti waktu bunda peringatkan, jika tidak sampai siang pun mungkin akan terus begitu. Mereka bukan pendendam, tapi pengecualian untuk satu sama sama lain.




|✧*。☆゚tbc.*・。⊰⊹ฺ|

HALOOO
Kembali lagi bersama
lima curutnya pak Ali....
Yuhuuuu...

Semoga suka!

20230408.00;00

The Khaiel: Little Trouble Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang