Satu minggu telah berlalu, Thalassa berhasil pulih setelah mengalami masa kritis yang sempat membuatnya merenggang nyawa. Semua kembali normal. Kapal kembali berlayar setelah logistik terisi penuh. Thalassa disarankan untuk bed rest sampai Hongou menyatakan jika dia diperbolehkan untuk kembali beraktivitas.
Lukanya memang sudah menutup sempurna, namun karena gadis itu kehilangan banyak darah (meskipun sudah melakukan transfusi darah sebanyak 3 kantong) tepat saja tubuhnya terasa lemas dan tidak sanggup untuk berjalan atau berdiri lama-lama. Itu sebabnya selama seminggu ini Uta tidak melihat Thalassa di mana-mana selain di kabinnya atau di klinik. Saat sesi makan berlangsung, Benn membawakan makanannya ke kabin. Uta setiap sore selalu menjenguknya bersama Shanks. Gadis itu tidak berani datang seorang diri mengingat temannya itu bisa sampai seperti ini karena telah menolongnya.
Seharusnya yang ada di posisinya itu adalah Uta. Bukan Thalassa. Uta tidak kebayang bagaimana jika dirinya yang tertusuk. Selain dia yang tidak memiliki kemampuan regenerasi yang cepat, golongan darahnya juga berbeda dengan orang-orang di kapal.
“Itu pasti hanya kebetulan, Lime!”
“Cobalah kau pikirkan ini sejenak! Nerina pergi 5 tahun yang lalu. Semua orang tahu apa hubungannya dengan Boss yang sudah dekat seperti suami istri. Bahkan Boss pernah bilang jika di tahun berikutnya akan menikahi wanita itu. Lalu 5 tahun berlalu, seorang anak muncul dengan wajah dan perawakan yang sangat mirip dengan Nerina. Usianya juga tepat 5 tahun!”
“Sudah kubilang itu hanya kebetulan! Benn bilang mendiang ayahnya adalah seorang pedagang!”
“Siapa tahu Nerina menikahi pedagang itu saat Thalassa sudah berada di perutnya. Kau tahu Nerina sangat menyukai dan tidak tega dengan yang namanya anak kecil!” Lime tetap ngotot dengan gagasannya. “Satu lagi! Thalassa dan Boss memiliki alergi yang sama, alergi udang! Ditambah golongan darahnya juga sama-sama XF! Kebetulan ini terlalu dibuat-buat!”
Yasoop mengusap wajahnya kasar. Merasa lelah mendengar perkataan Lime yang semakin terdengar tidak jelas. “Berhentilah membuat konspirasi, idiot!”
“Ayolah! Aku hanya mengungkapkan pendapatku yang dari awal sudah mencurigai jika Thalassa anak kandung Boss!” Lime merasa kesal, mungkin akibat kail pancingannya yang belum kunjung ditarik ikan. “Hongou, katakan sesuatu! Kau kan dokter, kenapa kau tidak coba tes DNA mereka?!”
Hongou menghela napas kasar. “Jika aku memiliki alatnya, dari awal sudah pasti akan aku lakukan!” jawabnya. Sedikit setuju dengan teori gila yang dikemukakan oleh Lime barusan. “Jika dilihat tanggal lahirnya, maka waktu awal kehamilan Nerina ... Sebenarnya saat dia masih bersama dengan kita. Tapi aku tidak bisa menarik kesimpulan begitu saja. Bisa saja Thalassa lahir secara prematur,” lanjut Hongou.
Uta yang tidak sengaja mendengar percakapan mereka terdiam di tempat. Dia tidak menyangka ada orang yang beranggapan bahwa Thalassa adalah putri ayahnya. Itu tidak mungkin!
“I—itu tidak benar!” Uta tiba-tiba berseru. Membuat ketiga pria yang sedang memancing itu menoleh dengan ekspresi terkejut.
“Uta?”
Uta mengepalkan tangannya kuat-kuat. “Itu tidak benar! Shanks itu ayahku! Bukan ayah Thala!!” teriaknya. Lalu pergi berlari meninggalkan mereka. Gadis itu pergi menuju kabin Shanks. Dia membuka pintu dan disambut oleh wajah pria itu yang panik melihatnya menangis.
“Uta? Kau kena—” Shanks batal melanjutkan kalimatnya saat putrinya tersebut berlari ke arahnya dan memeluknya. Shanks makin bingung, alhasil dia mencoba untuk mengusap punggungnya dengan lembut. “Uta, ada apa? Katakan padaku.”
Dengan suara tersendat dia mengatakan, “Kau ayahku ... Hiks! Bukan ayah Thalassa!”
Shanks terdiam. Apakah Uta tidak sengaja mendengar rumor yang beredar di kapal? Sebab pria itu juga tahu bahwa krunya banyak yang membicarakan tentang hal ini selepas kejadian Thalassa tertusuk dan Shanks mendonorkan darahnya yang kebetulan memiliki golongan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salt Of The Earth (on-hold)
FanfictionThalassa tumbuh dengan sebuah topeng protagonis di wajahnya. Dia bersikap baik, ramah, cerdas dan kuat. Orang-orang menganggap dirinya adalah kartu As yang dimiliki oleh bajak laut Topi Jerami, tanpa mengetahui jika di balik mata biru lautnya itu me...