Katakanlah, Thalassa merasa ingin sekali marah saat tahu jika dia tidak sengaja mengkonsumsi makanan yang mengandung udang di dalamnya. Semua orang di kapal Red Force ini tahu dia alergi terhadap udang. Mungkin saja ini sebuah kecerobohan atau murni ketidaksengajaan.
Benn datang tak lama kemudian sesaat setelah Thalassa mendapatkan pertolongan dari kapten bajak laut tersebut. Dia tidak bisa berpikir apa-apa, rasa sakit akibat alerginya yang kambuh terlalu menyita perhatiannya hingga membuatnya lupa jika pria berambut merah itu sempat memeluknya selama beberapa menit.
“Menjauh darinya!”
Benn menarik Thalassa dan mengangkat tubuhnya untuk segera dibawa keluar dari kabin tersebut.
“Tunggu!” Shanks menahan wakilnya itu. “Biarkan dia beristirahat dulu di sini!” lanjutnya.
Benn menatap datar pria itu. “Tidak perlu repot-repot, Shanks. Aku akan membawanya ke klinik.”
Shanks terdiam, namun dia mengeraskan rahangnya seraya mengepalkan tangannya saat melihat pria berambut hitam panjang tersebut membawa gadis kecil itu. Di balik dekapannya, Thalassa mengintip dari balik bahu Benn dan menatap Shanks dengan mata yang cukup bengkak.
“Kau masih merasa sakit?” tanya Benn, mengalihkan perhatian Thalassa.
Gadis itu menggeleng, tidak mau berbicara sebab masih merasa bingung dengan kejadian yang dia alami barusan. Kata ibunya, dia alergi udang karena dulu waktu kecil pernah mengalami gatal-gatal dan pembengkakan beserta muncul ruam-ruam seperti yang terjadi padanya sekarang. Itu sebabnya dia sudah didoktrin untuk menjauhi yang namanya udang.
Terlebih, siapa pula yang memberikannya sandwich berisi udang? Mustahil jika Roo melakukan kecerobohan. Pria itu mencatat dengan baik menu makanan apa saja yang cocok dan tidak cocok pada setiap orang di kapal. Beberapa kali bahkan Roo selalu memberikan makanan terpisah padanya jika ada beberapa menu yang menggunakan bahan tambahan udang. lalu bagaimana mungkin sandwich itu bisa ada di tangannya? Atau jangan-jangan ... Uta?
“Ya Tuhan! Thalassa apa yang terjadi denganmu?!”
Benn memelankan langkahnya kala Hongou, Lime, Yasoop dan Snake yang tengah berkumpul di dek kapal datang menghampiri mereka. Thalassa yang tahu penampilannya begitu buruk, lantas mengeratkan pelukannya pada leher Benn dan menyembunyikan wajahnya di balik bahunya.
“Alerginya kambuh?!” tanya Hongou yang jelas tahu gejala yang terjadi padanya. “Bagaimana bisa dia sampai mengkonsumsi udang?!” tanyanya lagi.
Thalassa mencoba untuk mengintip, dan mendapati keberadaan Uta bersama mereka yang sedang duduk di kursi seraya memegang sebungkus sandwich. Thalassa mengerutkan keningnya, bukankah temannya itu bilang ingin makan di kabin seraya menulis lirik lagu? Selain itu, dia juga melihat terdapat stiker bulan yang menempel di depan bungkus sandwich miliknya. Itu stiker yang selalu Roo gunakan setiap menandakan makanan khusus untuknya.
Jika memang benar Uta yang melakukannya, pertanyaannya ... Kenapa?
“Dia sudah diberikan obat alergi. Mungkin aku butuh salep untuk meredakan ruam-ruam di kulitnya.” Benn mengelus kepala Thalassa dengan lembut. Membuat Thalassa tersadar dari lamunannya.
Tak lama Hongou pun segera menuntunnya menuju klinik untuk segera memberi pengobatan lebih lanjut.
* * *
Selama seminggu terakhir, Thalassa sering merenungkan sesuatu. Tentang kejadian dia yang tidak sengaja memakan sandwich udang hingga membuat wajahnya bengkak dan banyak ruam-ruam merah di sekitarnya.
Dia tidak bisa menuduh Uta selaku orang yang memberikannya sandwich, dia juga tidak bisa meminta Benn memarahinya begitu saja. Dia sadar dengan posisinya. Lagi pula ada kemungkinan Uta tidak sengaja menukar sandwich miliknya hingga kejadian tidak diinginkan itu pun terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salt Of The Earth (on-hold)
FanfictionThalassa tumbuh dengan sebuah topeng protagonis di wajahnya. Dia bersikap baik, ramah, cerdas dan kuat. Orang-orang menganggap dirinya adalah kartu As yang dimiliki oleh bajak laut Topi Jerami, tanpa mengetahui jika di balik mata biru lautnya itu me...