08 - Malam Minggu yang Istimewa

16 1 0
                                    


Ada perubahan yang sangat drastis dari gerak-gerik Guntur sehari-hari. Mulai sering senyum-senyum sendiri di dalam kamar, kepergok melamun di teras rumah, sampai aktif menulis sesuatu di laptop. Entah itu diary atau yang lain, yang jelas Guntur selalu terlihat bersemangat setiap kali menuliskannya.

Tidak seperti malam-malam minggu biasanya, malam ini Guntur tampak bahagia. Dia sudah jarang murung dan galau lagi. Rasa sepi itu perlahan-lahan mulai hilang, hatinya kini bukan lagi kuburan tanpa penghuni. Tapi sebuah rumah, rumah yang sedang dihuni oleh seseorang. Rumah dengan pekarangan bunga yang luas, warna-warni dan macam-macam jenisnya. Bunga-bunga itu kian bermekaran di hatinya, dari hari ke hari.

Sambil rebahan di kasur, matanya masih fokus menatap layar ponsel sejak beberapa belas menit yang lalu. Rupanya Guntur sedang asyik chating dengan Maya. Matanya berbinar sekali, setiap dia mendapat balasan chat dari wanita yang baru seminggu dia kenal itu.

Maya : Aku gak sabar merasakan keajaiban ramalan kamu itu, hehe.

GunturDan besok adalah waktunya, ramalan itu akan terjadi. Kamu dan aku bertemu di suatu tempat yang indah, hehe.

Maya Dimana sih tempatnya? Aku penasaran deh.

GunturSurpriseee ... kalau aku kasih tahu nggak seru dong ehehe. Tenang, nanti aku yang jemput kamu kesitu. Kamu di Mekarwangi kan?

Maya Kok kamu tahu?

Guntur Tahu lah, aku kan udah bilang, aku ini peramal handal, hahaha.

MayaAh paling juga liat di aplikasi, kan? Maaf kali ini aku tidak bisa dikelabui, hehe.

Guntur Hehe itu tahu, kita pindah di telpon aja yuk? Jempol ku bengkak nih dari tadi ngetik terus.

MayaHmmm, ada yang kangen suara ku nih sepertinya, haha.

Guntur Biar memudahkan aja sih. Aku kan ini sambil rebahan, hehe.

Maya Yaudah, kamu aja yang telpon duluan :P

GunturTumben? Biasanya inisiatif duluan, hehe.

MayaYa, gantian dong, biar ada effort gitu, meski dikit, haha.

GunturDuh itung-itungan ya.

Maya : Jadi gak nih? Kalau gak jadi, aku mau nonton drakor :P

Guntur Yaudah, iya jadi aku yang nelpon duluan.

Tanpa berlama-lama Guntur langsung menyambar tombol call di ponselnya. Denyut jantungnya makin berdegup kencang, dia tidak sabar ingin berbincang dengan Maya di telepon, sekaligus membicarakan tentang rencana mereka berdua besok.

Hanya butuh waktu belasan detik, Maya langsung mengangkat teleponnya. Suara merdu dan lembut itu pun terdengar, "Iya, Pak Guru selamat malam, happy satnight."

Guntur langsung tersenyum, dia menyandarkan punggungnya di bantal yang ditumpuk jadi tiga, deg deg deg, dia menyentuh dadanya dengan tangan kiri, irama jantungnya berdetak lebih cepat.

"Malam juga Mbak Kasir, nggak jadi nih nonton drakornya? hehe."

"Nggak seru kalau nonton sendiri, pengennya ditemenin kamu, hahaha." Rayuan itu muncul dari balik telepon.

 "Aduh, Mbak yang satu ini, kalau udah ngegombal emang nggak ada obat." Guntur mesem-mesem sendiri.

"Pasti langsung baper, terus mukanya merah tuh, hehe."

GunturTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang