18 - Dua Pesan Berbeda

6 1 0
                                    

Pagi ini Guntur mendapat chat dari dua perempuan sekaligus. Guntur mendadak bengong, melongo. Ini adalah pengalaman yang tidak biasa, bagaimana mungkin laki-laki yang beberapa bulan lalu nelangsa karena sudah menjomblo bertahun-tahun itu kini tiba-tiba bisa dekat dengan dua wanita sekaligus, sama-sama cantik pula

Namun tak berselang lama pikiran Guntur mulai mengembara, dia lantas bertanya-tanya, mengapa Maya sebegitu mager-nya hingga butuh dua hari untuk membalas chat-nya? Ada apa dengan Maya? Guntur merasakan perubahan yang terjadi pada perempuan itu. Apa karena dia merasa dicampakkan oleh Guntur? Karena selama tiga bulan Guntur tidak menghubunginya?

Anehnya Maya pun tidak berusaha berinisiatif menghubungi Guntur. Maya seolah menjauh pelan-pelan dari kehidupan Guntur. Padahal sebelumnya, Maya lah yang lebih sering menghubungi Guntur duluan tanpa mager, tanpa gengsi. Maka Guntur harus segera membuka chat itu lalu melihat apa jawaban Maya setelah menghilang selama tiga bulan ini.

Dan inilah yang disampaikan oleh Maya di chat itu.

Maya : Kabar aku baik di sini. Bagaimana dengan keadaan kamu di Jakarta? Kayaknya kamu sibuk banget ya? Sampai lupa ngabarin aku? Tapi aku doain kamu sehat terus dan bisa sukses di sana. Aku sekarang sudah punya kehidupan baru di sini.

Maaf kalau kabar ini mungkin agak sedikit mengecewakan kamu dan aku baru ngasih tahu kamu sekarang, kalau aku sudah menikah. Tepatnya sebulan lalu ada yang ngelamar aku dan Alhamdulillah dia baik dan bertanggung jawab sama anak-anak aku. Sekali lagi maaf dan semoga kamu juga bahagia dengan kehidupan baru kamu di Jakarta.

Panjang serta lugas, seolah menerima sepucuk surat yang ditulis secara serius dan terencana. Sehingga setiap kata dan kalimat yang disusun oleh Maya layaknya pedang yang menghunjam dan mengoyak ulu hatinya dengan sangat dahsyat. Hampir saja satu tetes air itu jatuh ke lantai, dari matanya yang mulai berkaca-kaca.

Untung saja Agus sedang tidak ada di sana, sehingga Guntur bisa dengan bebas meratapi kenyataan pahit itu. Dia masih bingung, termangu-mangu memikirkan kalimat apa yang perlu di ketik di layarnya untuk membalas pesan tersebut. 

Permintaan maaf kah? Karena secara tidak sengaja telah mencampakkannya selama tiga bulan. Mengumpat atau menyatakan kekecewaan atas sikap dan keputusannya itu, atau memberikan ucapan selamat atas pernikahan dan kehidupan barunya?

Ah, tangannya gemetar, Guntur memilih untuk tidak membalas pesan tersebut bahkan mendelet semua sisa-sisa percakapan di layarnya dan melenyapkan semua kenangan yang ada. Karena Guntur paham makna dari pesan itu, bahwa hubungannya dengan Maya kini telah resmi berakhir. Dia mencoba untuk berlapang dada.

Lucunya setelah itu, sedang berlangsung juga luapan kegembiraan di hatinya. Karena di saat bersamaan, Nia mengajaknya jalan berdua. Tentu saja Guntur tak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang bagus ini. 

Mungkin saja itu ajakan kencan meski dalam chat tersebut Nia berdalih: Anter gua beli jam tangan buat hadiah ultah adik gua, tulisnyaTapi Guntur tak peduli soal apapun motifnya, yang penting bisa kencan dengannya pikirnya. Sekaligus dalam rangka memulihkan batinnya dan mengubahnya menjadi kebahagiaan.

Tunggu aja, nanti gua yang ke kosan lo, pinta Nia lugas. Tanpa berpikir panjang Guntur langsung mengiyakan, lantas dia mempersiapkan diri dengan penampilan terbaik untuk kencan pertamanya dengan Nia hari itu.

***

Ketika Nia mengetuk pintu, Guntur terkejut menyaksikan penampilannya yang berubah 180 derajat, benar-benar berbeda dari biasanya. Guntur melongo sejenak, matanya berhenti berkedip beberapa detik, tak bisa mengalihkan pandangan. Penampilan Nia begitu eksentrik.

GunturTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang