Pagi

598 39 0
                                    

terdengar suara langkah kaki yang sedang menuruni tangga, atensi semua orang yang berada di meja makan mengalihkan pandangannya menuju kearah suara tersebut

terlihat gadis cantik yang tengah berjalan menuju meja makan, ia duduk di kursi yang kosong di sebelah kevin kaka keduanya

mereka menatap gadis itu dengan tatapan yang berbeda-beda, gadis itu terlihat sangat berbeda hari ini. dia tidak seperti hari-hari sebelumnya, selalu memakai pakaian ketat dan berdandan layaknya seorang tante-tante girang

kini gadis itu memakai seragam yang tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar juga pas untuk tubuhnya yang ideal. dan sekarang mereka tidak melihat dia memakai make up berlebihan, ia hanya memakai bedak dan liptin

"ekhem" deheman itu berasal dari gadis tersebut, dia merasa risih di perhatikan dengan terang-terangan oleh mereka

mereka semua langsung mengalihkan pandangannya. "aduh anak bunda cantik banget sih" puji bunda Monica

"makasih bund" ucapnya lalu memulai sarapan dan mengabaikan tatapan mereka, terutama abangnya.

———

"MORNING ALL!!" teriakan melengking itu terdengar begitu menyakitkan di telinga mereka yang berada di sana

"ona jangan teriak-teriak!" tegur mommy Ilona

Ilona hanya menanggapinya dengan cengiran kuda. "ona berangkat sekarang ya" pamit nya pada semua yang berada di meja makan

"ga makan dulu?" tanya Nelson pada adik bungsunya sekaligus adik perempuan satu-satunya

"ngga deh. nanti aja di sekolah, ona mau ketemu temen ona" jawabnya dengan semangat

"berangkat sama siapa? sama bang Brison aja ya?" tanya mommy Ilona

"ga. males." ucapnya

"lagak Lo" cibir Brison

Ilona mengabaikan Brison.
"ada supirkan? ona sama supir" ucapnya sambil mengecup pipi kedua orang tuanya dan memeluk abang sulung nya

"dah semuaaaaa!" dia melambaikan tangannya dan berjalan keluar rumah

"Bri juga berangkat" Brison berdiri saat setelah menyelesaikan sarapan dan langsung keluar untuk pergi ke sekolah

———

keluarga ini berbeda dari keluarga lainnya. lihat saja pagi-pagi begini sudah berisik oleh kakak beradik yang berada di meja makan itu

gadis itu sedang berebut makanan dengan adik laki-laki nya. sedangkan kakak pertama nya terus-terusan mengompor-ngompori kedua adiknya itu

"gue yang ambil duluan iannn!!!" kesal gadis itu yang masih berusaha menarik makanannya

"ga. kakak ambil yang lain aja! ini punya ian kak!" balas adik gadis itu yang tidak terima

"bener tuh dek! jangan mau kalah!" seru kakak pertama mereka

mereka masih sibuk tarik menarik paha ayam kecap itu. padahal masih banyak ayam yang mama mereka sajikan tidak hanya satu atau dua potong ayam saja

pada dasarnya memang keras kepala mereka berdua tidak ada yang mau mengalah

"berhenti berebut, masih banyak itu di piring" suara bariton dan juga sepatu yang sedang berjalan ke meja makan itu menghentikan aktivitas kedua kakak-beradik itu

pria paruh baya itu duduk di tempat yang memang untuk dirinya sebagai kepala keluarga, dia menatap kedua anaknya yang sedang berebut paha ayam

"ambil yang lain atau jangan sarapan sama sekali" ucapnya penuh penekanan. dia tidak marah, hanya saja sudah lelah dengan tingkah kedua anaknya

mereka tidak mendengarkan sampai tiba-tiba ada tangan yang mengambil paha ayam yang berada di tangan kedua mereka

semuanya menatap siapa yang mengambil paha ayam kecap itu, ia yang baru saja mengambil paha ayam itu dengan santainya memakan di depan kakak-beradik yang tadi memperebutkan nya

"nanti mama ga lagi-lagi masakin kalian ayam kalo terus-terusan ributin hal sepele" orang itu adalah ibu mereka yang telah memasakan ayam kecap untuk sarapan hari ini

kakak-beradik itu mendengus kesal dan kembali untuk mengambil paha ayam yang lainnya lalu memulai sarapan dengan hati yang kesal

wanita paruh baya itu hanya mengedikkan bahunya acuh lalu duduk bersama memulai sarapannya















































next ↓↓↓

Bestie TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang