Episode 16

8 1 0
                                    

Assalamualaikum! Welcome back para readers🥰. Sebelumnya 'Minal aidzin wal faidzin 🙏🏻'. Akhirnya setelah istirahat sebentar bisa update lagi.
.
.
SELAMAT MEMBACA!

•••

Kami memarkirkan motor di halaman sebuah rumah butik yang bernuansa putih nan asri dengan pepohonan. Walau sempat di perjalanan aku tertinggal karena terjebak oleh lampu merah, yang alhasil Ali harus menyusulku kembali karena aku benar-benar tidak tahu arah jalan.

Mama ngajak ke butik? Atau jangan-jangan mau fitting baju pengantin gue lagi. Gilak!!!’ Batinku sambil memandangi bangunan itu dengan sedikit berdebar. Ali hanya melihatku tak peduli, dirinya lebih dulu masuk kedalam.

Aku diam terpaku sejenak sampai tak terasa senyum bahagiaku terbit. Itu artinya aku bukan sedang bermimpi akan menikah. Ini nyata. Dan yang paling nyata adalah aku akan menikah dengan sosok Ali Si Primadona kampus.

“Oy! Gak mau masuk?” Teriakan Ali membuatku tersadar dari bayang-bayang indah.

“Eh, iya. Masuk.” Aku berlari menyusulnya yang sudah berdiri di ambang pintu menungguku. Kami pun masuk bersama dan langsung di sambut oleh pelayan. Wanita itu mengantarkan kami menuju sebuah ruangan dimana Mama dan Tante Maya sudah menunggu.

 “Assalamualaikum. Mama! Darin kangen.” Aku segera berlari memeluk Mama yang sedang berbincang asyik dengan Tante Maya.

“Akhirnya kalian datang. Duduk dulu sambil nunggu bajunya disiapkan.” Suruh Tante Maya pada kami yang baru datang. Wanita yang mengantarkan kami tadi datang membawa dua buah cangkir teh lalu meletakkannya di atas meja depan kami.

Wah, sepertinya tempat ini sangat elite bahkan disediakan drink welcome seperti toko-toko elite lainnya. Seluruh interior butik ini menggunakan warna dominan putih dipadu dengan cat silver di beberapa sudut.

“Kalian Bunda suruh kesini karena mau fitting baju pengantin. Maaf ya Darin karena baru sekarang fitting gaunnya. Karena Bunda ingin mencarikan untukmu yang paling bagus. Untung Bunda ada kenalan, jadi Bunda langsung booking toko ini.” Booking? Sekaya apa keluarga Ali sebenarnya?

“Gak papa kok, Tan. Lagian juga Darin akhir-akhir ini sibuk belajar buat ujian minggu depan.” Jawabku sambil tersenyum mengerti.

“Tan? Panggil Bunda aja. Kita udah jadi keluarga sekarang, kan?” Ralat Tante Maya atas panggilanku padanya. Aku jadi merasa sangat berdosa saat ini. Ingin rasanya menghilang di tempat karena malu yang tak terkira.

“Iya, Bunda.” Ralatku malu dan kikuk. Tak lama kemudian seorang wanita datang dan langsung disambut hangat oleh Tante Maya dan Mama. Parasnya yang elegan di umur yang tak lagi muda membuat aura cantiknya semakin menjadi.

“Mana nih calon pengantinnya?” Mama menarikku untuk maju kedepan begitu juga Ali yang ditarik Tante Maya untuk memperlihatkan diri. Aku tersenyum kecil menyapa wanita itu. Ternyata ia memiliki tinggi bak model.

“Wah, pengantin muda yang sangat mempesona. Kalian benar-benar cocok. Pengantin wanita yang cantik dan imut bersanding dengan pengantin pria yang tampan dan tegas. Perfect couple.” Pujinya langsung dihadapanku membuatku menoleh pada Ali, dirinya hanya diam tak berekspresi.

“Baiklah nona dan tuan. Kami akan membuat kalian mempesona bak cerita dongeng. Ikut aku.” Wanita semampai itu sudah melangkah lebih dulu keluar dari ruangan.

 Aku menoleh sebentar pada Mama dengan wajah seolah bertanya ‘aku harus kesana sendirian?’ Mama mengangguk menyakinkanku sambil tersenyum. Berbeda dengan Ali yang langsung membuntuti wanita itu pergi. Kenapa hanya aku dan Ali yang pergi? Mereka harus melihatnya juga.

Husband Nextdoor (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang