Senyum lebar masih tercetak di wajahnya, padahal Bima sudah di basecamp tapi jiwanya tertinggal di kantin sampai tidak sadar sudah ada orang lain yang datang.
"Anjay, kenapa nih senyam senyum kayak orgil?" tanya Shaka dan ada Hansel juga dibelakangnya yang tertular senyumnya Bima.
"Gue kayaknya jatuh cinta, bro!" jawab Bima.
"Lebay." timpal Shaka lagi yang ikut duduk di sebelah Bima.
"Eh!" tiba-tiba raut Bima berubah menjadi serius mengingat sesuatu, "Gue mau ngobrol serius nih, soal D'Seven."
"Kenapa, Bim?" tanya Hansel.
"Tapi yang lain pada dimana?"
"Ethan sama Elang masih kelas." jawab Shaka
"Kalau Aiden bantuin Aksa bikin video." tambah Hansel.
"Video apaan?"
"Ala ala a day in my life Aksa biasanya juga." sahut Shaka lagi.
Bima menggelengkan kepalanya, dikepalanya terbayang sosok Aksa yang random itu malah jadi lawak di dalam videonya, "Beneran tu bocah lulus kuliah juga kayaknya fokus ngonten."
"Terus lo mau ngomong apaan tadi?" Hansel mengembalikan lagi topik pembicaraan semula.
"Gue absen dulu kegiatan D'Seven."
"Apa-apaan?" sanggah Shaka yang sebenarnya takut kalau ucapan Bima bukan main-main melihat dari keseriusan wajahnya.
"Maksudnya gimana, Bim?" tanya Hansel yang belum paham.
"Kayaknya event kali ini gue gak ikut partisipasi."
Shaka agak melunak di respon selanjutnya, "Ada masalah atau apa?"
"Enggak enggak! Kalian aman-aman aja kok, ini masalah pribadi gue." jelas Bima sekilas, "Gue sebelumnya pernah cerita kalau kalian ingat, bokap dan keluarga besarnya itu gak pernah ngizinin gue main musik, kolot banget kan?" lanjutnya memperjelas.
Hansel teringat cerita lama Bima yang sebenarnya tak pernah mereka bahas lagi, "Oh gue inget, terus gimana, Bim? Kalau gak ada lo ya bukan D'Seven."
"Ya.. gimana, gue selama ini emang membangkang dan kalau kalian tahu aturan-aturan di keluarga besar gue, gue termasuk yang melanggar, karena gue gak suka dan gue suka kebebasan."
"Tapi gimana tuh dampak lo selama jadi pembangkang? Ada konsekuensinya gak?" tanya Shaka.
"Sebenarnya ada. Dan yang paling gue benci itu ternyata bokap gue punya orang suruhan yang bisa pantau gue."
Hansel terkejut bukan main, juga Shaka yang langsung memegang pundak Bima refleks, "Asli, Bim?"
Bima mengangguk yakin, "Setelah gue tahu, orang itu udah gak ngikutin gue lagi, bisa jadi bokap ngeganti orang pantauannya dan gue gak tau."
"Ngeri banget, tapi serius nih Bim gue tanya sama lo, konsekuensi yang lo dapet itu parah gak?" tanya Hansel yang sebenarnya khawatir apalagi ucapan Bima di awal bersangkutan dengan D'Seven.
"Gue juga gak tahu, soalnya suka-suka mereka mau ancam gue kayak gimana, di coret dari kartu keluarga juga bisa jadi."
"Wah parah sih." gumam Shaka.
"Maka dari itu gue mau absen kegiatan dulu."
Hansel dan Shaka saling memandang satu sama lain, sangat menyayangkan hal ini namun mereka tidak bisa berbuat apapun.
●●●
Hansel benar-benar kepikiran soal Bima, banyak yang ia takutkan terjadi kedepannya, apalagi mendengar keluh kesah Bima tentang kehidupannya tadi, temannya itu sedang dalam pengawasan.
"Hansel!"
Mungkin ini panggilan ketiga kalinya dari Mirela dan Hansel baru menyadarinya karena tepukan di pundaknya. Ia terkejut dan langsung menengok ke samping.
"El? Maaf aku kurang fokus tadi." Hansel yang semula duduk di depan lobi fakultas itu langsung berdiri dan keduanya berjalan menuju parkiran.
"Kamu kenapa?" tanya Mirela di tengah langkah mereka.
"Oh, masih kepikiran Bima aja."
"Ada apa sama Bima?"
"Jadi.." Hansel menggantungkan kalimatnya, ia melirik sekilas pada Mirela, ragu untuk membagikan informasi tentang Bima, "Bima kayaknya gak ikut tampil di D'Seven dulu, El."
"Serius?"
Hansel hanya mengangguk lemah.
"Yaudah makasih infonya, nanti aku bilang sama Winter, Yola."
"Eh, jangan kasih tau dulu, kan baru kayaknya."
"Gapapa, kan cuma sekedar info aja."
"Oke."
Sampai di parkiran, Hansel memberikan satu helmnya pada Mirela, namun tidak langsung ia gunakan bahkan Mirela hendak menahan lengan Hansel, "Hansel."
Cowok itu menghentikan aktivitasnya, dan sekarang atensinya penuh pada Mirela, "Kenapa, El?"
"Pasti papa mau ngobrol sama kamu deh malam ini."
Hansel mengerti dan bahkan terkekeh pelan, "Kamu mau ngelakuin apa lagi?"
Iya. Papa Mirela itu lebih mempercayai Hansel dibandingkan anaknya sendiri, jika Mirela meminta izin untuk hal atau sesuatu yang akan ia lakukan, sang papa tidak langsung mengizinkannya, namun justru meminta sudut pandang Hansel terlebih dulu.
Mirela menampakkan cengirannya, "Aku cuma izin ke papa mau nonton konsernya Taylor Swift."
"Ohh." Hansel mengangguk-ngangguk mengerti.
"Nah, jadi nanti tolong bilang sama papa kayak gini, 'Izinin aja om, El lagi stress kuliah emang butuh hiburan pelepas penat' gitu Hansel, please tolongin aku."
"Kamu nonton sama siapa?"
"Jenni, temennya Winter, baru kenalan tadi."
"Jenni, ceweknya Elang?"
"Iya itu, kalau kamu gak izinin aku ngambek sebulan."
Hansel tertawa kecil mendengarnya, lalu mengacak pelan puncak kepala sang gadis dengan lembut, "Iya, tapi aku ngobrol dulu sama papa kamu."
●●●
"Bima?" panggil ibunya ketika sang anak pulang dan hendak masuk ke dalam kamarnya.
Bima yang nyaris masuk kamar itu menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap sang ibu, "Hah?"
Sarayu meneliti penampilan Bima yang kembali ke setinggan awal, rambut hitam dan tak ada anting di telinganya, "Cuma buat besok doang kok kita ketemu nenek kamu, ayah juga setelah itu pergi ke luar kota lagi."
"Hmm." jawabnya dengan malas, Sarayu tidak akan marah dengan respon Bima seperti tadi, menurutnya hal itu biasa, berbeda dengan ayahnya.
Namun, ia teringat sesuatu sekarang, "Oh iya, Bu." Bima mendekatkan dirinya pada sang ibu, "Sekarang ayah suruh orang lagi buat pantau aku?"
"Iya, tapi kali ini ibu gak tau siapa."
"Shit!" umpatnya tertahan dan tentu sangat terdengar kesal.
"Sssttt! Ayah kamu denger nanti."
●●●
Btw kalo misal winter jadian sama si A trs si B kalian bakal saranin sama siapa, diluar cast ini juga boleh bgt. Sekalian si C D E F G wkwkwwkwkwkw.Trs trs trs aku mau survey dlu nih, kebanyakan disini shipper / kapal mana?
Bambyeol?
Fuyaru?
Snowsun?
Wintddeung?
Atau yg lain?
KAMU SEDANG MEMBACA
D'SEVEN | 01 LINE
FanfictionSTORY FOR KPOP FAN! DISCLAIMER: 1. Fiksi. Karangan yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan khayalan atau IMAJINASI PENGARANG. 2. BXG area. BIM do not interact. 3. Just for fun. Happy reading ♡