"Ibu?"
Wanita yang di panggil ibu itupun tersenyum cerah sambil membawakan sepiring nasi goreng dan diletakkan di depan Bima yang menempati meja makan.
"Kenapa Bima nemuin banyak perubahan di rumah ini?" Termasuk Sarayu yang biasanya terlihat pusing karena hubungan Bima dan suaminya tidak pernah tenang.
Lantas Sarayu duduk di depan Bima, "Maksudnya ayah kamu, kan?"
"Iya, bahkan kemarin ayah sendiri yang nyuruh Bima ikut Hansel pergi, padahal ayah gak suka sama temen-temen Bima di D'Seven."
Sarayu masih menunjukkan senyumnya yang membuat Bima mengernyit heran, "Ibu harus berterima kasih sama Yola yang udah meyakinkan ayah kalau apa yang kamu lakukan itu tidak selamanya mengarah pada hal negatif. Ayah tidak semudah itu percaya dan tentunya Yola juga tidak semudah itu membuat ayah yakin."
"Jadi?"
Paparazi yang dilakukan Yola itu tidak sembarangan dan tentunya bukan hal-hal yang membuat Bima buruk di mata sang ayah, contohnya ketika Bima yang memilih pergi ke perpustakaan dibanding basecamp adalah moment yang pas bagi Yola mengabaikannya dalam jepretan kamera. Lalu, semua tentang D'Seven termasuk last stage itu hanyalah tekanan bagi Yola karena ayah Bima sudah tahu hal itu, juga Yola yang mendapatkan risiko.
Dari masalah ini, perlahan Yola mulai berbicara baik-baik pada ayahnya Bima. Dan yang terakhir ketika Bima datang ke tempat clubbing, sebenarnya Yola takut terjadi sesuatu dengan Bima dan berakhir dalam hukuman ayahnya, maka dari itu Yola lebih dulu memberitahu Sarayu.
●●●
Lapangan belakang fakultas hukum adalah tempat favorit Shaka karena suasananya teduh, banyak pepohonan yang tumbuh di sekitar sini, juga tersedia banyak tempat, bisa digunakan untuk mengerjakan tugas dan yang pasti kebanyakan dijadikan tempat nongkrong.
Semua teman-temannya menurut apa kata Shaka yang ingin kumpul bareng di tempat ini seusai semua mata kuliah selesai sore ini, orang terakhir yang datang adalah Elang dan Hansel yang sekaligus membawakan minuman serta beberapa makanan ringan untuk mereka semua.
"Sa, gue bosen banget liat lo yang liatin video selebgram itu lagi itu lagi." kata Ethan yang baru saja menutup laptopnya dan merapikannya ke dalam tas.
Aksa berdecak sebal, "Lo ngapain liatin juga?"
"Volumenya lumayan gede, kedengeran anjir." balas Ethan.
Aksa menjeda video selebgram cantik itu, padahal isi kontennya adalah seputar make up dan skincare, Aksa hanya ingin melihat wajah cantik dan suara gadis itu, akhir-akhir ini mencoba tertarik pada sosok itu, lebih tepatnya pengalihan pikirannya yang tak bisa berbuat apa-apa demi mendapatkan.. Ah sudahlah! Aksa paling lapang di antara mereka berempat.
"Oh inceran lo adik tingkat, Sa?" celetuk Aiden yang mengintip layar ponsel Aksa.
"Adik tingkat?" tanya Bima yang sedari tadi menyimak obrolan di depannya.
"Iya, selebgram itu anak fisip kalau gak salah satu tingkat dibawah kita." jelas Aiden yang pernah melihat gadis itu ada di sekitar fakultasnya.
"Kenapa cewek fisip itu cakep-cakep?" gumam Shaka tanpa sadar kalau sebenarnya yang ia senggol itu adalah Winter.
Elang menyetujuinya meskipun tidak mengungkapkannya.
"Fsrd sih menurut gue." sanggah Hansel yang sebenarnya hanya becanda.
"Yeeeh, itu karena Mirela aja yang ada di sana jadi lo bilang gitu." kata Bima.
●●●

KAMU SEDANG MEMBACA
D'SEVEN | 01 LINE
FanfictionSTORY FOR KPOP FAN! D'Seven menceritakan tentang tujuh laki-laki dengan latar belakang yang berbeda, namun memiliki persahabatan yang kuat sejak perkuliahan semester satu. Meskipun sifat mereka sangat berbeda, pertemanan ini justru semakin erat. Gru...