FOUR OF SEVEN BOYS

176 24 0
                                    

Hari ini hari kamis, artinya sudah dua hari yang lalu acara Dies Natalis Parama University, dan selama dua hari itu juga pikiran Bima selalu tertuju pada foto yang dipermasalahkan sang ayah, foto dimana Bima manggung untuk yang terakhir kalinya.

Jelas sumbernya dari si penguntitnya selama ini, namun sepertinya sudut pandang si photographer itu mirip dengan foto yang Bima miliki dari Winter, persis sama. Berkali-kali menepis pikiran buruk, namun akal sehatnya mengatakan bahwa tidak mungkin foto yang ayahnya dapatkan berasal dari Winter.

"Bim?" sapaan sekaligus tepukan dipundaknya menyadarkan Bima dari lamunannya.

Hansel, si pelaku yang menepuknya tadi duduk di sebelah Bima yang tengah sendirian duduk di area fakultas ekonomi dan bisnis.

"Lo kemarin kemana?" tanya Hansel karena Bima tidak terlihat sama sekali kemarin di kampus, dan tidak memberikan kabar pada teman-temannya.

"Gue sakit."

Hansel langsung menatap temannya dengan seksama, sejenak memastikan kalau sekarang Bima seharusnya baik-baik saja, namun luka lebam berwarna biru di tulang pipinya baru disadari Hansel, "Bim, lo berantem?"

Bima menyunggingkan senyumnya, "Ini ulah bokap gue."

Hansel teringat sesuatu dan merasa kalau ini juga salahnya yang melupakan dampak kedepannya yang akan dialami temannya itu, "Mempermasalahkan lo ikut tampil kemarin, Bim?"

Bima mengangguk, lalu Hansel membuang napasnya berat, "Sorry, gue gak bisa ngelakuin apapun buat lo."

Dengan cepat Bima menyanggah ucapan Hansel yang terlihat merasa bersalah, "Han, ikut tampil bareng D'Seven itu atas kemauan gue sendiri, gue gak mau denger lo minta maaf, gak ada yang salah di sini."

"Woi, Bima!"

Obrolan keduanya berhenti ketika Aksa berteriak dari arah lain menuju tempat Bima dan Hansel, dibelakang Aksa ada Aiden yang melambaikan tangan sekilas dengan senyum lebar dan mata sipitnya, lalu Shaka merangkul Elang karena cowok itu terlihat tidak semangat sama sekali.

"Lo dari kemarin kenapa off terus si anj- eh, muka lo kenapa?" tanya Aksa yang niat awalnya menayakan kabar, namun menyadari sesuatu ketika jarak mereka hanya terpaut lima langkah.

"Loh, Bima, kenapa lo anjir?" sahut Shaka.

"Udah lo obatin?" kemudian Aiden yang terakhir memberikan rentetan pertanyaan untuk Bima.

"Udah lo semua gak usah khawatir, gue baik-baik aja bisa kalian lihat, mending cari Ethan dia kemana aja," ujar Bima.

"Ethan masih belum mau ngomong?" tanya Aksa, kemudian mereka menengok ke arah Hansel yang seharusnya tahu kabar setiap anggota D'Seven.

Hansel itu selalu menjadi jembatan, menjaga komunikasi dan dia yang paling peduli, gak salah kalau mereka menunggu Hansel yang mungkin sudah membujuk Ethan.

"Gue juga gak tahu." finalnya.

●●●

Winter sadar kalau Shaka akhir-akhir ini sering pulang ke rumahnya meskipun belum masuk akhir pekan, mungkin karena hari ini hari libur nasional, namun sebelum mereka dekat bisa dibilang Shaka itu termasuk jarang pulang.

Sosok yang sedang dipikirkannya itu memunculkan dirinya di depan pagar rumah Winter, gadis itu baru saja selesai mengikat tali sepatunya.

"Udah siap?" tanya Shaka.

"Udah." jawabnya sambil menghampiri Shaka di luar sana.

Agenda inipun Shaka yang merencanakannya. Kemarin, ketika mereka pulang bareng dan Shaka mengajaknya langsung. Ia hanya berusaha mendapatkan sang gadis dengan caranya sendiri, Shaka juga tahu betul kalau beberapa teman-temannya itu mengejar gadis yang sama, termasuk Ethan yang terang-terangan mengatakan di depan D'Seven.

D'SEVEN | 01 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang