WAR IS OVER

256 26 12
                                    

Entah butuh waktu berapa lama untuk semuanya kembali normal? Hansel termasuk Aiden dan Aksa tidak menginginkan kondisi pertemanannya saat ini, apalagi kemarin menyaksikan langsung Ethan dan Shaka yang berpapasan, namun keduanya saling mengabaikan, seolah tidak mengenal satu sama lain.

Lalu, dua teman lainnya pun tak terlihat batang hidungnya sama sekali di sekeliling kampus, maka dari itu Hansel nekat pergi ke rumah Bima sore ini untuk pertama kalinya, juga telah mendapat persetujuan dari Bima, lagipula ayahnya sedang tidak ada di rumah.

"Kali ini lo kenapa? Tumben gak cerita?" tanya Hansel setelah mereka menempati ruang keluarga di lantai dua, tepat di depan kamar Bima.

"Huh!" Bima membuang napasnya sambil memyandarkan punggungnya ke sofa, "Gue capek, Bim."

Hansel tersenyum tipis sembari menepuk-nepuk paha teman di sampingnya itu, "Sabar, wajar kok capek."

"Gue udah tahu siapa yang ngikutin gue selama ini."

"Siapa?"

"Yola."

"Hah?" Hansel sampai membelalakkan matanya karena terkejut, jauh dari prasangka mereka bahkan sangat tidak mungkin gadis itu melakukannya.

"Dia kemarin jujur ke gue."

"Kok bisa Yola?"

"Gue juga gak tahu, yang pasti kedua orang tuanya masih ada hubungan sama bokap gue."

"Kebetulan juga Yola itu panitia acara kemarin, jadi lo gak expect dia ya, Bim?"

"Nah itu Han, Yola itu bukan tipe-tipe fake friend gitu kelihatannya."

"Berat banget jadi lo, Bim."

Keduanya terus mengobrol dan fokus sampai tak sadar kalau ayah Bima mendengarkan mereka dari anak tangga, langkah kakinya terhenti sejak terdengar ada obrolan dua arah, niat awal sang ayah ingin menemui Bima dan membicarakan sesuatu, namun di sana ada Hansel.

"Gue mungkin udah kabur dan menghilang gak tahu kemana kalau gue gak kenal kalian." Samar-samar terdengar Bima berucap seperti itu.

"Bukan D'Seven namanya kalau gak ada lo." sahut Hansel.

Bima hanya tertawa kecil.

"Oh ya, abis ini gue mau temui Ethan."

"Gue pengen ikut ketemu Ethan, Han. Tapi bokap gue malam ini mau pulang."

Mendengar dirinya disebut dan seolah menjadi penghalang, ayah Bima melanjutkan langkahnya menuju lantai dua dan matanya menangkap sosok seseorang yang selama ini ia lihat lewat paparazi dari Yola, Hansel.

"Ayah?" Bima menyadari keberadaan pria setengah baya itu masih lengkap dengan setelan jas, padahal hari masih sore, katanya ayahnya itu akan pulang malam.

Hansel ikut menengok kemana arah pandang Bima, gugup dan takut, meskipun begitu ia tetap tersenyum dan berdiri menyalami ayah temannya itu dengan sopan karena sosok itu menghampiri mereka.

Bima juga demikian, ia takut kalau Hansel kena teguran atau hal lainnya, sang ayah menyuruh mereka untuk duduk kembali.

"Kamu Hansel?"

"Iya Om, kenalin saya Hansel teman Bima tapi beda fakultas."

"Oh, dari fakultas mana?"

"Teknik, saya ambil teknik arsitektur."

"Keren, Hansel."

"Terima kasih, Om."

Bima menatap takjub ayahnya, bukan iri dengan dengan Hansel yang baru pertama kali ketemu langsung mendapat pujian, bukan.. Bima hanya heran dengan sikap ayahnya sekarang yang tak jarang seperti ini, ia lega.

D'SEVEN | 01 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang