7. Khawatir

5 2 0
                                    

setelah bel pulang sekolah berbunyi, Raka dengan cepat memasukkan perlengkapan kedalam tas.
melihat Raka yang terburu buru membuat Gilang galih dan Jaka menatap nya heran.

"Naha maneh maké buru-buru?"

"aing mau ajak Dira ngedate"

"widiihhh. udah ada kemajuan nih"

"yoi"

"nanti kapan kapan ajak ke markas ka. kenalin sama anak anak"

"pasti aing kenalkeun. antep maraneh miluan jagain cewek aing kalo semisal aing teu bisa. dah yah aing duluan. maraneh ati ati balik na"

"semangat bro. semoga lancar"

Raka mengacungkan jempol nya.
dia berlari kecil menuju kelas Dira.
dia menghela nafas, bersyukur dirinya tak terlambat, kelas Dira belum bubar. dia tak ingin gadis itu kabur darinya.

salah satu teman sekelas Dira melihat Raka. kemudian dia berteriak memanggil Dira.
sudah bukan hal rahasia. seluruh murid di sekolah nya sudah mengetahui hubungan Raka dan Dira.
banyak yang merasa iri dengan gadis itu. Raka yang terlihat begitu mencintai Dira, semua akan dia lakukan untuk gadisnya. banyak yang mendukung hubungan mereka, namun beberapa pun masih ada yang tak menyukai, dan tak terima jika Raka pentolan sekolah sudah memiliki kekasih.
Dira keluar kelas bersama Ela.

"Ra aku duluan yah"

"iyah la. hati hati"

Raka berjalan mendekati Dira. tak lupa senyuman manisnya.

"yuk?"

Dira tak menjawab dia melangkah mendahului lelaki itu. Raka tak mempermasalahkan sifat Dira yang masih terlihat acuh. dirinya akan terus berusaha membuat Dira luluh.

sesampainya di parkiran. Raka memberikan helm yang sengaja dia belikan untuk Dira, jika dia akan membawa kekasihnya itu jalan jalan. gadis itu mengambil lalu memakai nya. setelah Dira duduk Raka mulai menjalankan motornya dengan kecepatan rata rata.

di perjalanan Dira tersenyum kecil menikmati angin sore yang berhembus mengenai wajah dan membuat rambutnya berterbangan.

Raka yang melihat dari kaca spion ikut tersenyum.

"ra. pegangan atuh. kebiasaan kamu ga mau pegangan kalo naik motor sama aku. aku ga mau kamu jatuh"

"aku pegangan. pegangan tas kamu ini"

Raka menghela nafas pasrah. ada saja jawaban gadis itu.
Raka yang tak ingin membuat mood Dira hancur, dia hanya pasrah.

"kita mau kemana sih ka?"

"ada deh. nanti juga kamu tau"

***
setelah menempuh perjalanan, dari braga ke Dago. akhirnya mereka sampai.
motor Raka berhenti tepat di parkiran sebuah cafe.
Dira hanya mengetahui nya dan melihatnya dari foto, atau saat Ela mengatakan bahwa suasana cafe itu sangat indah. apalagi saat sunset.

Raka melepaskan helm nya begitupun Dira.
Raka tersenyum kecil lalu mengajaknya untuk masuk.

rupanya lelaki itu sudah memesan meja untuk mereka. Dira tak habis pikir, bagaimana jika dirinya bersikeras tak ingin ikut dengan lelaki itu. bukankah sayang jika Raka sudah memesan lebih dulu.

Dira menatap sekeliling, sepi. tak ada orang satupun. Dira merasa aneh. gadis itu curiga jika Raka membooking tempat itu untuk mereka. jika memang iya, bukankah akan sangat mahal, berapa banyak uang yang lelaki itu habiskan untuk menyewa cafe itu.

Raka menarik kursi untuk Dira duduki. setelah Dira duduk, dia duduk di kursi depan Dira. mereka berdua kini duduk berhadapan hanya terhalang meja bulat ditengah tengah mereka.

RAKADIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang