16. kisah cinta lain

2 1 0
                                    

"Makasih"

"Sama sama. Lo langsung istirahat aja"

"Hmm"

Baru saja ela akan memasuki rumahnya, galih kembali memanggil gadis itu.

"Sekali lagi sorry soal kejadian tadi. Maaf banget. Maafin gue sama temen temen gue"

Ela terdiam sesaat, menghela nafas kasar sebelum mengangguk singkat.

"Kalo gitu gue masuk dulu. Lo hati hati baliknya"

Baru saja galih akan memakai helm nya kembali suara seorang wanita terdengar.

"Ela udah pulang. Kok temen nya ga disuruh masuk dulu sayang"
Ucap wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu ela. Sambil melangkah mendekati motor galih.

Galih yang merasa tak enak karena sudah terlanjur bertemu ibu ela pun langsung turun dari motor. Lelaki itu mencium tangan ibu ela memberi salam dengan sopan.

Ibu ela tersenyum saat matanya menatap wajah galih yang terdapat beberapa memar ia mengerutkan keningnya.

"Loh itu kenapa muka kamu. Ela ada apa?"

Ela terdiam sambil menatap wajah galih baru saja akan menjawab, galih lebih dulu menyela.

"Ekhem. Hehe ini tante. Tadi dijalan ada masalah, anak anak di cegat preman jalanan. Maafin saya yah tante. Maafin anak anak. Tapi tante tenang aja saya sama yang lain sebisa mungkin jagain ela dan dira. Sekarang saya pulangin ela tanpa lecet sedikitpun"

"Ya tuhaannn. Ada ada aja. Itu luka kamu udah di obatin belum?. Ela kamu ajak masuk temen kamu terus obatin luka nya"

"Iya mah"

***
Setelah mengobati luka galih, ela kembali membereskan kotak p3k. Kini mereka ela, galih dan ibu ela sedang duduk diruang keluarga.

"Jadi kamu nak galih anak laras?"

"Hehe iya tante. Saya galih anak ibu laras"

"Yaampun udah gede aja kamu, makin ganteng lagi. Dulu kamu tuh suka banget jailin ela. Inget ga sayang? Kamu tuh suka nangis kalo udah di jailin galih"

"Hmm... inget mah. Mangkanya sampe sekarang aku benci dia"

Ucap ela dengan nada lirih diakhir kalimat. Tapi galih masih bisa mendengar nya dengan jelas karena posisinya galih yang duduk lebih dekat dengan ela.
Lelaki itu hanya tersenyum kecil.

"Minum dulu gal. Kamu disini aja ikut makan malam sama kami. Sekalian kan kamu belum ketemu om sama kakaknya ela"

Galih terdiam tampak berpikir sebelum akhirnya mengangguk pelan menyetujui permintaan ibu ela.
Ia merasa tak enak untuk menolaknya. Mumpung diberi kesempatan untuk dekat dengan keluarga ela, gadis yang ia sukai sejak dulu. Ia tak akan menyia nyiakan kesempatan ini.

Sementara ela mendengus kala mendengar permintaan sang ibu pada galih, lelaki menyebalkan yang selalu saja membuatnya kesal.

*****
"Mulai sekarang kalian ga perlu lagi ganggu raka. Raka biar jadi urusan gue. Kalian ganggu temen temennya aja, anggota anak bandidos"

"Ada buat rencana apa lagi lo?"

Lelaki yang dengan tampilan berandalnya hanya tersenyum menyeringai membuat teman teman segeng nya semakin menatap penasaran.

"Kali ini gue yakin. Rencana gue ga akan gagal untuk buat raka hancur"
Tatapan lelaki itu kembali datar.

"Gue pamit balik dulu"

Setelah berpamitan pada yang lainnya lelaki itu pergi meninggalkan maskas dengan motor besar nya.

*****
Di meja makan rumah ela malam ini terasa begitu ramai. Galih bisa dengan mudah berbaur dengan ayah dan juga kakak ela. Tak disangka ternyata kakak ela juga sangat menyukai hal hal berbau geng motor. Galih dengan senang hati akan memperkenalkan dunianya dengan kakak ela.

RAKADIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang