"wish Bu boss. selamat pagi. oh yah gimana luka na? kata Raka abis jatoh?"
"udah sembuh? kok langsung masuk sekolah"
"harusnya istirahat dulu Ra"
"hooh. eh ngomong ngomong. maneh harus tau ra. si Raka cinta mati ka maneh. maneh teu perlu raguin deui lah pokona mah. kemaren si raka dari Jakarta langsung pulang ke Bandung waktu denger maneh jatoh. khawatir pisan Jeung maneh"
setelah mengatakan itu galih langsung mendapat pukulan dari Raka. mata raka melotot seakan menyuruh nya untuk diam.
"sakit anying. kunaon sih maneh"
omel galih sambil mengusap kepala nya.sedangkan Dira yang mendengar semua itu terdiam. dia kembali merasakan perasaan tak enak, merasa bersalah.
karena memikirkan itu Dira terus diam sampai dia tiba di kelasnya.
Raka memegang tangan Dira mengusap nya lembut."ga usah pikirin ucapan galih tadi. boong dia. ngapain aku ke jakarta"
Dira masih diam dan menatap wajah raka."kamu yang bohong. jujur aja ka?. kenapa ga bilang kalo kamu lagi di jakarta kemaren?"
"maaf. aku khawatir banget denger kamu abis jatoh"
Dira menundukkan kepalanya. lalu Raka memegang dagu Dira menariknya lembut hingga membuat gadis itu kembali menatap nya. Raka melangkah lebih dekat dengan Dira lalu mencium kening gadis itu, membuat Dira memejamkan matanya.
setelah menjauhkan tubuhnya Dira kembali membuka matanya. menatap Raka dalam."maafin aku"
"udah ga usah di pikirin lagi. lupain aja. kamu masuk. aku juga mau ke kelas. semangat belajar nya"
Raka mengusak lembut rambut panjang Dira. lalu menyuruh gadis itu untuk masuk ke kelas nya. setelah memastikan Dira masuk. Raka pun pergi meninggalkan kelas Dira.
***
sesampainya di kelas, Raka berjalan cepat menghampiri teman temannya. lelaki itu kembali memukul galih."woy asu. maneh kunaon sih. aing salah naon anying"
"gara gara maneh si Dira sedih lagi. gelo"
"kumaha sih ka?"
"kemaren si Dira cuman prank aing doang. kemaren aing udah marah ke dia. dia nangis, sedih. aing teu tega. malah maneh ingetin deui. gelo pisan maneh. dia jadi sedih deui"
Jaka galih dan Gilang melongo mendengar penjelasan Raka lalu mereka tertawa kencang. membuat Raka memukul mereka bertiga brutal.
"woy berenti asu Raka sakit"
"si anying gue cuman ketawa doang"
"ampun ka ampun. sumpah gue ga tau. lagian si Dira bisa bisanya nge prank begitu. tumben amat"
Raka menghela nafas kasar. lalu duduk di kursinya.🥀🥀🥀
"ngapain sih maneh ajak si toa masjid Oge"
"heh denger yah, dimana pun Dira Aya, disitu Oge Aya aing"
"ngomong tuh sarua tembok"
"si anying"
Dira menghela nafas lelah melihat keributan teman nya dan juga teman Raka, galih.
selalu seperti ini, jika Ela bertemu dengan galih, mereka selalu ribut dan tak pernah akur.saat ini Dira dan Ela sedang bermain di warung Bu Eli, bersama Raka dan ketiga temannya tentu saja.
mereka memutuskan untuk nongkrong sebentar setelah pulang sekolah.dari pada melihat pertengkaran Ela dan galih yang tiada habisnya. dia lebih memilih menatap Raka yang sedari tadi sibuk mengobrol dengan anak anak bandidos lainnya. Yah sebenarnya memang anak anak bandidos juga sedang berkumpul di warung Bu Eli. tapi sedari mereka datang Raka sudah sibuk bersama anak bandidos. sedangkan dirinya dan Ela memilih untuk makan di temani galih dan jaka, Gilang.... dia ikut bergabung bersama Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKADIRA
General Fiction*** cup~ Dira terjatuh diatas tubuh Raka. dan tanpa sengaja bibir keduanya menempel. Raka tersenyum miring lalu dengan cepat dia kembali menarik tengkuk Dira kemudian menciumnya lagi, tak hanya itu Raka bahkan menjilat bibir Dira dan sedikit melumat...