sekolah

15 2 0
                                    

Hari ini Kiera bangun lebih pagi dari biasanya dia bersiap ke sekolah lalu turun untuk menemui eyang dan mamah papah nya tentunya, Kiera tersenyum pada kedua orang tuanya meski hanya bertemu di waktu sarapan dan waktu makan malam setidaknya Kiera masih bisa merasakan kasih sayang mereka.

"Pagi princess, papah." Sapa papah tersenyum senang melihat Kiera.

"Pagi papah.." Kiera tampak memeluk papahnya dan mencium pipinya.

"Pagi Kiera, sudah siap semua perlengkapan sekolahnya? Buku nya sudah sesuai jadwal? Topi, dasi? Hari ini kamu upacara kan." Kini mamahnya yang memeluk Kiera serta menanyakan hal-hal biasa yang setiap ibu lakukan.

"Sudah mah, semuanya sudah siap.. Kiera sudah rapikan tadi, mamah sendiri sudah siap semuanya? Gak ada yang bakal ketinggalan? Hari ini Kiera sekolah gak bakal bisa anterin berkas mamah kalau ada yang ketinggalan." Ucap kiera sedikit cemberut memperingati dan di akhiri tawa mamahnya.

Kiera berjalan ke arah sebrang meja dan memeluk eyang nya tentu saja eyang cewenya yang sudah duduk di sana.

"Morning eyang.. tidur eyang nyenyak? Badannya ada yang sakit?" Tanya kiera lembut.

"Morning Kiera, Tidak sayang. eyang oke ko.. kamu gimana gak mimpi buruk kan? Mimpi terakhir kali gak dateng lagi kan?"  Ucap eyang.

Kiera menggeleng dan tersenyum, ia duduk di kursinya dekat dengan eyang.

"Kalo sama eyang romantis bangett, sama mamah kapan?" Sindir mamah halus dengan bibir yang di kerucutkan merasa cemburu.

"Kapan kapan.." jawab Kiera mengundang gelak tawa semua yang ada di meja makan.

"Pak tidak ikut sarapan bareng?" Tanya mamah pada sosok laki laki berusia lanjut dari lantai atas.

Eyang cowo yang baru turun dari lantai atas hanya menjawab dengan gelengan, sembari menggulung baju kaos lengan panjang nya ia turun tanpa menoleh sedikit pun.

"Ayo pak sarapan bareng," ajak papah selalu dengan wajah tulusnya.

"Enggak!" Sarkas eyang, ia melenggang pergi melewati pintu hingga tak terlihat lagi.

"Gitu amat, sarapan doang padahal. Kalo gak mau pun cukup pelan pelan ngomongnya." Gumam Kiera kesal.

"Kiera sayang.. gak usah di ambil hati, lagian kamu juga udah sering liat eyang mu kayak gitu harusnya udah biasa dong, gak usah kesel.. jangan sampe mood pagi kamu jelek okee?" Ucap mamah menenangkan Kiera yang mulai badmood.

"Bener kata mamah mu.. gak usah di pikirin, kan eyang ada di sini sarapan sama eyang aja ya." Ucap eyang cewe mengelus punggung tangan Kiera dan tersenyum.

Kiera mengangguk, dan melanjutkan sarapan. Setelah rutinitas paginya selesai Kiera baru turun dari atas setelahnya kembali sehabis mengambil tas dan merapikan seragamnya.

"Ayo kie, papah antar." Ucap papa sembari memaki jas nya.

"Lho mamah gak berangkat?" Kiera bingung.

"Mamah berangkat siang, jadi papa bisa antar kamu dulu. Tapi kalo papa antar kamu ada teman pulang atau mau di jemput supir?" Kata papa.

"Aku pulang sama jesa aja pah, gak perlu antar supir.."

"Yasudah pamit sama eyang dan mamah, papa tunggu di mobil." Ucap papa di jawab anggukan oleh Kiera.

"Kiera pamit eyang, sekolah dulu yaa.. eyang masak yang enak ya pulang sekolah Kiera mau langsung makan. Bye eyang, love you!" Kiera pamit dengan mencium kening eyang nya dan Salim lalu beralih ke mamahnya.

"Yang semangat sekolahnya, ingat pesan ini tidak perlu unggul yang penting kamu paham apa yang di pelajari–" ucapan mamah terpotong.

"Soal rangking itu belakangan!" Lanjut mamah dan Kiera berbarengan lalu tertawa.

Will Never Be Together Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang