Dua hari sudah Kiera menolak menemui Gala meski pemuda itu mencoba terus menemuinya dan tak berhenti berkunjung kerumah, maupun tiba-tiba menjemput di depan sekolah, tapi Kiera tetaplah Kiera dengan keras kepalanya.
Dengan sengaja Kiera selama dua hari ini terus membawa motor ke sekolah dan selalu keluar dari sekolah melalui jalan satunya bukan jalan utama hanya untuk menghindari bertemu Gala.
hari ini adalah hari besar untuk Kiera karena di hari ini lah Kiera akan melakukan show nya, perlombaan dance hanya tinggal hitungan menit lagi dan ia sedang menunggu saat untuk tampil.
Saat sedang gugup di ruang gantinya Glora datang menghampirinya.
Pintu terbuka, "udah siap? Kaki Lu gimana? Tetep mau lakuin gerakannya? kita cuma gladi bersih kemarin sore itu pun lu pake matras." Glora menatap Kiera sedikit khawatir.
"Gue usahain bisa, gue banyak latihan kok di rumah hehe." Jawab Kiera berusaha menenangkan Glora.
Oliv datang dengan permen di mulutnya, "Kalo ragu gak usah di paksain ya.. kita bisa fokus ke gerakan inti aja." Usulnya.
Kiera mengangguk dan mengalihkan pandangan pada cermin rias di hadapannya, ia berkaca dan berbicara dalam hati meyakinkan dirinya bahwa ia bisa.
Suara rusuh terdengar dari luar ruangan beberapa staf seperti sedang memarahi seseorang semuanya melihat pintu yang terbuka paksa dan seorang pemuda masuk ke dalam.
"mas saya kan udah bilang gak boleh masuk, keras kepala banget!! Maaf mba-mba semuanya, mas nya maksa masuk." Ucap seorang staf yang kewalahan.
"Justin?" Kiera memanggilnya, membuat Justin tersenyum dengan nafas yang terengah karena berusaha melawan lima staf laki-laki agar bisa masuk.
Staf itu melirik ke arah Glora ia pun mengangguk dan menyuruh staf itu agar pergi.
"keknya kita juga harus pergi deh Glo, mereka harus ngobrol berdua." Bisik Oliv.
"Yes, i think so, c'mon." Mereka berdua perlahan keluar meninggalkan Kiera dan Justin berdua.
"Ngapain di sini? Mau ngintip?" Tuduh Kiera.
Justin tak terima,"Buset tuduhannya gak ada yang lebih cakep lagi gitu? Misalnya mau nembak elu jadi pacar gue gitu.."
Kiera malas ia membuang wajah ke kaca, hingga Justin menarik tangannya dan membuka telapak tangannya.
"Apaan nih?!" Kiera nyaris teriak.
"Bukan racun kok, ini permen kopi. Cuma permen biasa tapi gue harap permen ini bisa bikin lu tenang sebelum tampil, gue sering ngerasain itu kalo mau tampil nge-band dan selalu makan ini sebelum naik panggung, gue cuma mau lu ngerasain aja tenangnya makan permen ini." Ujar Justin terdengar tulus.
Kiera diam mendengarkan ucapan Justin dan tanpa sadar ia menerima permen itu serta mulai menatap mata Justin yang menunduk. Tiba-tiba Justin mengangkat kepalanya membuat Kiera segera membuang pandangan.
"Oke thanks, lu boleh pergi." Kiera menarik tangannya dan memutar badan menyamping tak lagi memandang Justin.
Hanya mampu tersenyum melihat tingkah Kiera meski gadis itu terlihat jutek dan galak, Justin tau sebenernya Kiera senang dan menghargainya hanya saja tak mau begitu terlihat. Gengsi.
"Semangat yaa! gue bakal ada di bawah panggung buat liat elu." Justin mundur perlahan dan membuka pintu.
Kiera tersenyum berpikir Justin sudah pergi ia memandang permen itu, tapi tiba-tiba sebuah suara mengejutkan nya.
Justin memunculkan kepala di sela kecil pintu, "nah gitu dong senyum, kan cantik.. semangat ya. Apa bahasa koreanya tuh? Oh iya, hwaigting!"
"Siapa yang senyum?! Pergi sana!" Usir Kiera, Justin tertawa dan menghilang dari sela pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will Never Be Together
أدب المراهقين"aku tidak suka bertatapan, tapi jika dengan mu itu berbeda"-Gala "aku benci berpegangan tangan, tapi jika itu tanganmu tidak akan aku lepas."-Gala "aku tidak suka kebisingan, tapi jika itu suaramu aku suka.." - Gala 🌹🌷🌹 "Jangan mecintaiku atau k...