Setelah melihat pa guru menyeret siswi dan Gala tadi membuat jiwa penasaran Justin bergejolak ketika pa guru izin ke kamar mandi ia mengambil kesempatan dan berlari sembari menarik Jesa yang ia mintai tolong untuk berjaga bila nanti pa guru lewat.
Justin berlarian di lorong museum, ia berhenti di depan pintu keluar tepat di depannya ia melihat Kiera sedang berada di pelukan Gala dan seketika dadanya terasa sesak seakan seluruh oksigen menghilang.
ia mendekat ke arah Gala dan Kiera lalu menarik Kiera menjauh dari Gala."Justin?" gumam Kiera terkejut.
"lu ngapain di sini? jangan bilang yang tadi di seret pa guru keluar itu elu Ra?" tanya Justin terdengar sedikit deru nafas yang tak teratur dari pemuda itu.
"iya itu gue, lu ngapain di sini? nanti kalau ke tangkap lu bisa di hukum. cepetan pergi dari sini," ujar Kiera khawatir.
"engga, gue ga akan pergi! kenapa lu bisa di sini? sama dia pula!" tunjuk Justin pada Gala.
"Justin udah, cepetan balik ke barisan lu bisa dapet masalah nanti." titah Kiera lagi.
"tapi Ra.."
"lu juga?! lu yang bikin Kiera di seret ke sini kan? ngaku lu! awas aja lu ya.. bener-bener minta gue haj–" belum sempat misuh kepada Gala, Justin segera menoleh kala Jesa memanggilnya.
"pa guru, Justin! cepetan!!" panggil Jesa, panik dengan ucapan Jesa membuat Justin mau tak mau harus pergi.
"selesai nanti kita beli es krim, jangan nangis ya.. bye princess!" Justin berpamitan dan berlari bersama Jesa.
"semangat Kiera!" teriak Jesa.
sementara Kiera hanya merespon mereka dengan kekehan kecil terutama saat Justin di seret Jesa untuk berlari lebih cepat, tapi tawa itu hanya sesaat ketika pa guru datang dan memarahi nya lagi karena menurunkan tangan.
"siapa suruh kalian nurunin tangan?! naikin lagi!!" sentak guru itu.
Kiera patuh ia mengangkat kembali tangannya di ikuti Gala, Kiera tak sadar sejak tadi Gala merenggut kesal karena kedatangan Justin.
"lu emang se deket itu?" tanya Gala tiba-tiba.
Kiera menoleh dan menampilkan kedua alisnya yang berkerut bingung.
"siapa?" pertanyaan balik dari Kiera membuat Gala mendengus.
"siapa lagi kalau bukan Justin? lu emang se deket itu? atau sama semua cowo lu begitu?" cibir Gala membuat Kiera memicingkan matanya tak percaya dengan cibiran Gala.
"maksud lu? gue ga se deket itu kok sama Justin. Tapi, meski begitu dia... ga pernah cape buat deket sama gue." Kiera menjawab sembari menatap langit yang biru tanpa awan begitupun mataharinya yang tak terlalu terik, angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya yang manis membuat beberapa helai rambutnya kebelakang.
Gala mungkin cemburu tapi ia tidak akan melewatkan kesempatan menatap wajah Kiera begitu dekat dan gadis itu tak pernah berubah, selalu cantik
kringg!!
Suara bell selesai berbunyi Kiera perlahan menurunkan tangannya dari arah belakang ada yang berlari hingga suara sepatunya berbunyi itu meraih tangan Kiera dan mengajak gadis itu berlari bersamanya mesi terkejut Kiera tetap berlari hingga ia sadar yang mengajak nya berlari adalah Justin.
sedangkan Gala yang hendak mengejar Kiera di jegat oleh beberapa siswi sekolahnya.
"kok bisa sih lu di hukum gini Gal? ketularan virus nakal cewe dari SMA ELANG ya?" cibir salah satu siswi.
Gala tak mendengarkan ia malah terus mendongak dan mencari kemana kemungkinan Kiera pergi.
"Gal, daripada lu nunggu yang ga pasti mending sama Adek kelas gue nih.." usul temannya pada Gala tanpa ia tau Gala sangat mencintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will Never Be Together
Teen Fiction"aku tidak suka bertatapan, tapi jika dengan mu itu berbeda"-Gala "aku benci berpegangan tangan, tapi jika itu tanganmu tidak akan aku lepas."-Gala "aku tidak suka kebisingan, tapi jika itu suaramu aku suka.." - Gala 🌹🌷🌹 "Jangan mecintaiku atau k...