latihan

5 0 0
                                    

Suara murid yang saling melempar candaan dari barisan depan, obrolan seru dari pojok kanan dan suara suasana game yang asik dari pojok kiri memenuhi kelas Kiera, ramai sekali memang dan Kiera lebih suka memperhatikan mereka.

Jesa diam di sebelah Kiera dengan earphone yang menyumbat telinganya dan layar handphone yang menampilkan wajah kekasihnya, ya Jesa tidak jomblo. Pacar Jesa seseorang yang lebih tua dua tahun darinya artinya hanya beda setahun dengan Gala dan kini sedang menempuh pendidikan di Jepang.

Kiera mengalihkan pandangan saat Jesa mengakhiri sesi sapa paginya, aku melihat ke depan dimana teman teman ku sedang saling melempar ejekan candaan kocak sekali mereka.

"Kiera, lu laper gak?" Jesa menoleh pada Kiera dan meletakkan ponselnya di atas meja.

"Engga sih, kenapa? Lu laper?" Tanya Kiera langsung mendapatkan senyuman penuh arti dari Jesa.

"Iyaa, kantin yuk!" Kiera melotot saat Jesa tiba-tiba menariknya paksa.

Jujur saja Kiera tak malas ke kantin tapi dia malas ke kantin jam segini karena tau siapa yang akan ia temui.

"Halo princess nya Abang Justin, pasti kangen ya sama Abang justin jadi nyamperin ke kantin." Ya, Kiera benci bertemu Justin.

Kiera merotasikan bola matanya malas sekali meladeni Justin sementara Jesa tersenyum melihat Kiera jengkel dan bukannya menolong, Jesa malah meninggalkan Kiera dengan jamet Justin.

"Gak usah ganggu gue, ini masih pagi." Tegas Kiera membuat Justin tersenyum.

"Bener tuh Justin, masih pagi ini udah gangguin anak orang aja." Suara berat dari belakang mengalihkan perhatian Justin maupun Kiera, keduanya menoleh dan melihat Faris berdiri di sana dengan buku di tangan kanannya.

Faris berjalan mendekat dan berdiri di samping Kiera, ia tersenyum dan menyapa pada Kiera lalu melemparkan buku di tangannya pada Justin, bersyukur reflek Justin bagus.

"Maksud?" Justin bingung menerima buku itu.

"Tolong taro ke meja gue, lu udah kan sarapannya?" Faris tersenyum tanpa dosa.

Justin bangun dengan wajah jengkel nya ia melenggang dengan sedikit menggerutu.

"Lu ngapain sepagi ini di kantin, belum sarapan?" Faris membalikan badan menghadap Kiera.

"Em, bukan gue yang mau sarapan tapi si Jesa. Gue cuma nganter," Kiera tersenyum canggung, jujur saja ia tak nyaman dekat lama lama dengan Faris.

Selain merasa tak enak karena sudah mengambil posisi juara umum di sekolah dari Faris selama satu semester pertama kemarin, Kiera juga merasa aneh dengan sikap Faris entahlah tubuhnya selalu memberikan sinyal bahaya saat ada Faris di dekatnya, Kiera tau berburuk sangka tidak baik tapi mau bagaimana lagi ini perasannya dan nyaris tak pernah salah.

"Kenapa kok canggung banget sama gue? Lu masih gak enak soal juara umum?" Faris duduk di kursi yang tadi di tempati Justin, dan dengan matanya ia menyuruh Kiera ikut duduk di hadapannya.

Dalam hati Kiera hanya berharap Jesa segera selesai agar ia tak lama lama dengan Faris.

"enggak kok, gue gak canggung sama sekali Gue santai kok." Kiera berusaha mengelak tapi ia bodoh dalam berbohong alhasil rasa canggung nya semakin terasa.

Kiera bisa melihat Faris tersenyum, "lu gak pinter boong ya? Keliatan kok lu gak nyaman kalo di Deket gue, lu ngehindarin gue Kiera,"

"Santai aja kali, gue bukan Orang jahat kok cuma ambis dikit." Setelah mengatakan itu dengan nada yang Kiera tidak suka Faris pergi dan tepat setelahnya jesa datang dengan senampan makanan.

Will Never Be Together Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang