alasan

3 0 0
                                    

Suara siswa maupun siswi di koridor begitu ramai semuanya berebut untuk pulang lebih dulu begitupun. Kiera dan Jesa keduanya sedang berjalan perlahan karena Jesa mengeluh pusing sejak tadi, Jesa mengadu bahwa di uks ia tidak bisa tidur karena bau obat yang menyengat dan Jesa membenci itu

Sementara Kiera terus menunduk memandang layar ponselnya yang bertuliskan nama kontak Gala, ia mulai merasa bersalah memblokir Gala tanpa mendengar penjelasannya terlebih dahulu, tapi penjelasan tak jauh dari alasan, hanya sebuah alasan agar tak terlihat salah.

Baru hendak menutup handphone pesan dari mamah membuatnya kembali membuka aplikasi hijau itu.

"Kamu blokir Gala? Kenapa?" Tanya mamah di pesannya.

"Gak papa, mau aja." Jawab Kiera singkat tak lama untuk mamahnya membalas kembali.

"Jangan marah sama dia, kita gak tau kenapa dia gak bisa jemput kamu, dengerin penjelasannya dulu Kiera."

Kiera menghela nafas, lalu mengetik dengan cepat.

"Mamah aja yang dengerin alasan Gala, Kiera males." Setelahnya ia tutup handphone dengan cukup kasar dan memasukkannya ke kantong.

"Kiera kayaknya hari ini gue gak jadi lagi deh liat album di rumah elu, gue pusing pengen pulang." Jesa mengeluh pada Kiera.

Kiera tersenyum dan mengangguk, "istirahat aja, liat album mah bisa kapan aja." Ucapnya.

"Terus elu pulang sama siapa?" Jesa khawatir.

"Gue mah sama siapa aja, santai kali.." Kiera berusaha menjawab santai meski sebenarnya ia trauma menunggu di halte.

Jesa menghentikan langkahnya, "lu di jemput Gala." Jesa menunjuk sebrang jalan dan benar saja ada Gala di sana lengkap dengan seragam dan helm nya serta motor Scoopy milik temannya.

Kiera diam memperhatikan, ia hanya mengangguk saat Jesa pamit masuk mobil. Pandangannya tak lepas dari Gala yang sudah menepuk-nepuk ruang kosong di belakangnya.

Dari arah belakang Kiera mendengar suara motor Justin, dan dengan berani Kiera memberhentikan Motor Justin.

"Gue nebeng elu ya.. please." Pinta Kiera, Justin hanya mengangguk dengan sedikit menunduk ia tidak ingin Kiera melihat wajahnya yang memiliki luka baru, di saat luka kemarin belum kering.

Justin membiarkan Kiera menaiki motornya dan pergi meninggalkan Gala yang bingung melihat sikap Kiera. Selama perjalanan Gala mengikuti mereka sesekali berusaha menyesuaikan posisi motor hanya untuk bicara pada Kiera, tapi Kiera justru terus meminta Justin menjauh dari motor Gala.

Hingga akhirnya Gala menyalip dan menutupi jalan motor Justin hingga hampir bertabrakan.

"Lu gila ya Gala?! Kita bisa jatoh tadi!" Omel Kiera, tapi tak di dengar Gala.

"Kalo gitu turun dan pulang sama gue, biar gue jelasin." Pinta Gala.

"Gak ada yang perlu di jelasin, minggir gue mau pulang." Kiera kembali menaiki motor Justin.

Sementara Gala bersikeras menutupi jalan Justin, "minggir atau gue laporin papah?"

Gala tidak ingin papahnya kiera ikut kesal padanya dan pada akhirnya ia mengalah dan membiarkan motor Justin dan Kiera pergi, jujur saja ia hanya ingin menjelaskan agar Kiera tak terus marah padanya.

Selama perjalanan Justin hanya diam, bukannya ia tak mau mengobrol dengan Kiera hanya saja luka di sudut bibirnya cukup membuatnya bungkam. Rasanya sakit tapi lebih sakit saat menyadari bahwa dirinya sudah sedekat ini dengan Kiera tapi tak bisa mengobrol banyak.

Kiera sendiri pun merasa aneh, tumben sekali Justin banyak diam biasanya banyak tingkah.

Dan selama perjalanan itu keduanya sama-sama diam, hingga Kiera sampai ke depan rumahnya.

Will Never Be Together Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang