Blokir

2 0 0
                                    

Hari ini Kiera tetap masuk sekolah ia tak mendengarkan permintaan Eyang nya yang menyuruh ia tetap di rumah, Kiera bukan tipe yang akan betah berlama-lama di rumah. Apalagi tanpa mendengar suara cerewetnya Jesa sehari saja maka ia akan meminta anak itu memarahinya di handphone atau telfon.

Bahkan saat ini Kiera sedang mendengarkan Jesa memarahinya.

"Kenapa gak istirahat aja sih di rumah?! Udah tau lagi cedera, ngilu tau gue liat kaki lu bengkak gitu! Gak bisa latihan juga kan sama aja boong!" Jesa mengomeli Kiera dengan kalimat yang sama sejak lima menitan yang lalu, tentu saja Jesa tidak tau bahwa Kiera mengalami sore yang sial kemarin.

Kiera memejamkan matanya dan menghela nafas.

"Udah cukup Jes, lu Udah ke sekian kali ngulang kalimat itu.. gue gak suka lama lama di rumah, bosen Jesa.."  akhirnya Kiera menanggapi perkataan jesa.

Setelah percakapan itu bel masuk berbunyi dan tak ada yang berbicara selama pelajaran berlangsung Kiera sibuk dengan bukunya begitupun Jesa, terus seperti itu hingga bell istirahat.

"Lu ke kantin sendiri ya, gue ada urusan bentar. Ntar gue nyusul." Kiera keluar kelas tanpa mendengar jawaban Jesa, ia berjalan dengan kaki yang sedikit di seret.

"Apalah dia, kaki masih susah di pake jalan aja belagak ada urusan. Dahlah.." meski kesal Jesa tetap pergi ke kantin, tentu saja dia tidak akan membiarkan perutnya keroncongan.

Kiera menoleh ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan seseorang, ia sudah membawa sebotol jus yang ia bikin sendiri pagi-pagi buta tadi untuk di berikan kepada orang itu, yang tak lain adalah Justin

Melihat targetnya mendekat ke arah loker Kiera mengikutinya  dan sepertinya sang empu tidak menyadari, Justin tetap mendekat ke loker miliknya dan mulai memasuki barang barangnya. Sementara Kiera sudah bersandar di loker sebelah dan wajahnya tertutup loker.

Tepat setelah selesai mengelap keringatnya, Justin menutup pintu loker.

"Astaga Kiera! Kaget gue. mimpi apa gue semalam di samperin bidadari gini." Kata Justin.

Kiera memutar bola mata malas dan memberikan botol di tangannya.

"Minum jusnya, gue bikin sendiri anggap ucapan terimakasih gue. Ya.. meskipun gue tau gak bakal cukup dengan sebotol jus, tapi seenggaknya gue terima tanda terimakasih gue buat kebaikan lu kemarin." Ucap Kiera membuat Justin tersenyum dengan tatapan haru.

Kiera berdecak dan memberikan paksa botol itu pada Justin yang malah tersenyum padanya.

"Makasih lho, gak sia sia gua babak belur kemarin.. sering-sering ya?" Ucap Justin menatap botol itu saat menerima nya.

"Sering sering apaan? Di ganggu preman nya?!" Kiera melotot sembari menyentak Justin.

"Eh engga, maksud gue sering sering baik ke gue nya.. keknya gue suka deh sama elu." Justin memeluk botol pemberian Kiera membuat sang empu bergidik ngeri.

"Istighfar lu, gue gak bakal suka sama elu." Kiera pergi setelahnya, meninggalkan Justin yang mulai salting.

"Tuhann jadikan dia pacar hamba!" Justin nyaris berteriak.

Kiera geleng-geleng kepala baru kali ini ada yang suka padanya seterang-terangan ini.

Justin memeluk botol itu dan memasukkannya ke dalam loker, ia mengambilnya seragam nya dan masuk ke dalam toilet untuk bergantian pakaian sesudah pelajaran olahraga nya.

Toilet tampak sepi ia leluasa berganti pakaian, baru hendak membuka kaos nya seseorang menarik kerahnya.

Bugh!

Will Never Be Together Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang