4. Kekhawatiran sang Bunda

136 9 0
                                    

Akan ada dimana semua orang meminta dipertemukan dengan seorang ibu mertua yang tepat.

•Masya Anatasya•

______________

"Mas Heksa mau buah gak?" Tawar Masya seraya menghampiri suaminya yang duduk di ranjang kasur seraya bermain game onlinenya santai.

"Suapin." Ucap Heksa dan Masya menurut. Perempuan itu ikut duduk disamping Heksa dan menyuapi suaminya.

Baru saja suapan pertama Heksa dapatkan, dia tidak sengaja melihat jari manis Masya yang bengkak dari merah. Heksa menyudahi bermain gamenya dan memegang tangan istrinya itu. Dia melihat jari istrinya yang memang benar sedang terluka karena cincin pernikahan.

"Ya Allah sya, jari kamu bengkak sayang." Ucap Heksa sangat khawatir.

"Gapapa mas, nanti juga sembuh. Tadi udah Masya obatin kok." Ucap Masya dengan tersenyum tanpa mengeluh sakit apapun.

"Gak-gak, ini pasti sakit kan. Di lepas aja cincinnya ya." Ucap Heksa membantu melepaskan cincin itu dari jari manis Masya. Dan benar ternyata perempuan itu menahan rasa sakitnya.

"Gak usah dipakai lagi nanti aku ganti sama yang longgar biar gak sakit kaya gini." Tutur Heksa merasa sangat kesal dengan pilihannya.

"Gak usah mas, Masya simpan aja ya." Ucap Masya dan Heksa malah menyita cincin itu.

"Sekarang siap-siap, aku mau tuker cincinnya di toko perhiasan."

"Tapi mas–"

"Cincin pernikahan harus dipakai Masya, gak baik kalo kamu lepas apalagi kita baru menikah." Tutur Heksa dan Masya hanya mengangguk menurut apa kata suaminya.

Perempuan itu segera bersiap-siap mengganti pakaiannya untuk segera pergi bersama Heksa ketoko perhiasan.

Tak lama-lama dari Masya bersiap-siap, kini mereka sudah pergi dari rumah dan telah sampai di salah satu pusat perbelanjaan yang sangat besar. Heksa segera mengajak Masya untuk menghampiri salah satu toko perhiasan yang pernah dia datangi untuk membeli cincin pernikahannya itu.

Heksa menukarkan cincin pernikahan itu sesuai apa yang Masya pilih karena memang Heksa yang menyuruhnya. Heksa juga menambah gram perhiasan itu dengan alasan dia memiliki rezeki yang cukup dan itu hanya untuk Masya. Masya sangat bersyukur karena suaminya yang memberikan sendiri.

"Cantik sekali cincinnya." Ucap Masya melihat jarinya yang sudah terpasang cincin yang cantik dan tidak kesempitan seperti biasanya.

"Makasih ya mas udah beliin cincin baru untuk Masya." Ucap Masya sangat sopan.

"Kalo sempit bilang ya, jangan diam aja." Tutur Heksa.

"Iya mas, lagian Masya gak enak sama mas Heksa, kita juga baru nikah." Ucap Masya.

"Tapi kan jari kamu sakit, sya. Coba kalo tadi aku gak lihat jari kamu bengkak? Apa udah gak copot tuh jari." Ucap Heksa dengan khawatir.

"Maafin Masya ya mas."

"Aku yang minta maaf karena gak becus pilih ukuran." Ucap Heksa sangat menyesalinya.

"Tapi sekarang Masya suka banget cincinnya cantik." Ucap Masya dengan masih tersenyum senang melihat cincinnya.

"Iya cantik."

"Kaya Masya kan mas?" Tanya Masya membuat Heksa sedikit tersenyum.

"Masa kaya aku." Jawab Heksa membuat Masya terkekeh.

Heksa mengusap kepala Masya dengan sayang. Melihat istrinya tersenyum senang seperti ini membuat dirinya ikut merasa tenang, berbeda saat melihat Masya kesakitan seperti tadi.

GAME OVER [Karyakarsa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang