16. Kebenaran yang salah

66 3 1
                                    

"Aku tau Claudia kecelakaan karena Bunda Hera mengabari aku." Ungkap Alina berbicara kepada Heksa dan Claudia.

"Bunda lagi sibuk di butik, mungkin habis maghrib dia kesini." Ujar Alina lagi.

"Makasih ya kak, udah sempetin jenguk Claudia." Ucap Claudia kepada Alina dan Alina mengangguk seraya tersenyum.

"Makasih juga cakenya, Claudia suka."

"Sama-sama." Ucap Claudia mengusap rambut Claudia seperti adiknya sendiri. Lalu dia beralih melihat Heksa yang masih duduk santai seraya bermain ponselnya.

Claudia memotret pemberian Alina itu lalu mempostingnya di media sosial.

"Sa?" Panggil Alina dan Heksa menoleh dengan berdeham kecil.

"Gimana kabar kamu dan istri kamu? Aku dengar kalian bertengkar karena kehadiran aku ya?" Tegur Alina yang sangat penasaran.

"Siapa yang bilang?" Ketus Heksa.

"Bunda."

Heksa menghela nafas beratnya. "Gak kok, keluargaku baik-baik saja." Jawab Heksa dengan datar.

"Syukur alhamdulillah." Jawab Alina terlihat ikut lega.

"Masya barusan kirim pesan sama aku, katanya dia lagi diperjalanan mau kesini. Sebelumnya apakah kamu boleh pergi dulu? Besok kamu bebas jemput Claudia." Ucap Heksa seperti nada mengusir.

Claudia yang sedang bermain ponselnya seketika menoleh kearah Heksa. "Bang, lo apa-apaan sih?"

"Kamu usir aku sa?" Tanya Alina.

"Aku cuma ingin menjaga perasaan Masya." Jawab Heksa terlihat tidak perduli dengan perkataannya kepada Alina.

"Tapi aku gak ada maksud apapun, aku cuma mau jenguk Claudia." Jawab Alina merasa tidak terima dirinya diusir oleh Heksa.

Heksa menghela nafasnya pelan lalu beranjak bangkit dari duduknya. "Yaudah kamu tunggu disini sampai bunda datang, aku akan pulang."

"Heksa?" Panggil Alina menahan tangan Heksa tanpa izin. Heksa melirik tangannya yang dicekal oleh Alina itu.

"Kenapa sekarang kamu jadi begini sama aku? Dulu kita gak searing ini loh. Kita sering bermain bersama, bercanda bahkan kamu gak pernah berlaku kasar sama aku." Ujar Alina yang sudah tidak bisa ditahan lagi rasa keheranan dirinya terhadap Heksa.

Heksa menghela nafasnya kasar seraya melepaskan tangan Alina yang memegangnya sedikit kasar. Alina bahkan Claudia hanya melihatnya tercengang.

"Tolong ngertiin aku. Aku sudah beristri, aku harus menjaga perasaan istriku dengan tidak berdekatan dengan perempuan manapun." Ucap Heksa menatap datar Alina yang sepertinya menahan rasa sedihnya.

"Tapi aku kan sahabat kamu." Jawab Alina.

"Itu dulu. Sekarang aku sama sekali tidak menginginkan kamu sebagai sahabatku." Tekan Heksa lalu menarik jas kerjanya ingin pulang.

"Aku pulang. Assalamualaikum."

Alina dan Claudia melihat Heksa yang sudah pergi meninggalkan ruangan itu dengan terdiam bahkan Alina terlihat bersedih akan ucapan Heksa tadi.

Baru saja Heksa keluar ruangan. Dirinya tiba-tiba mendapatkan pesan masuk dari Masya.

"Maaf Mas Masya gak jadi menjenguk Claudia. Masya tiba-tiba gak enak badan. Tolong salamin ya buat Claudia."

Heksa terdiam beberapa saat setelah membaca pesan dari istrinya tersebut. Dia juga melirik keruangan Claudia yang tadi terdapat Alina juga dengan perasaan dilema.

****

Dilain sisi, Masya menghela nafasnya panjang dengan bersandar di sofa setelah mengirim pesan pembatalan untuk Heksa. Sebenarnya Masya sudah rapih dan akan pergi ke rumah sakit dengan tujuan menjenguk adik iparnya. Tapi seketika niat itu memudar saat Claudia melarangnya datang, dengan alasan ada Alina.

GAME OVER [Karyakarsa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang