Keesokan harinya, Heksa tidak berangkat bekerja karena kesiangan. Pasalnya, biasanya Masya yang membangunkannya tapi gadis itu tidak ada dirumah.
Laki-laki itu bergegas bangun untuk memberikan Kuro makan. Setelah itu bersiap-siap untuk menjemput sang istri karena dia sudah berjanji akan menjemputnya pulang.
Tapi, sebelum Heksa keluar dari rumahnya untuk segera pergi. Tiba-tiba dia sudah mendapatkan istrinya berdiri didepan pintu dengan diam. Tentu saja Heksa terkejut.
"Assalamualaikum."
Belum saja Heksa membalas salam Masya, tiba-tiba Heksa sudah lebih dulu memeluk gadis itu dengan erat membuat Masya tercengang seketika.
"Mas Heksa?" Tegur Masya.
"Kasih aku waktu lima menit untuk obatin rasa kangen aku sya." Ucap Heksa masih memeluk erat Masya.
"Sesak mas kalo dipeluk erat begini." Protes Masya karena dia hampir kehilangan nafas karena tubuh kecilnya dipeluk erat oleh tubuh sebesar Heksa.
Heksa dengan segera melepaskan pelukannya. "Maaf."
"Masya yang minta maaf karena Masya udah ninggalin Mas Heksa dan Kuro." Ucap Masya merasa bersalah.
Heksa mengangguk mengerti seraya mengusap kepala istrinya dengan sayang.
"Kenapa mas Heksa gak berangkat kerja?" Tegur Masya seraya masuk kedalam rumahnya, Heksa juga ikut membuntuti istrinya itu.
"Gak mau. Gak ada yang bangunin, gak ada yang peluk aku, gak ada yang ucapin Good morning, gak ada yang buatkan sarapan." Ungkap Heksa membuat Masya tercengang seketika. Mengapa suaminya semanja itu? Bahkan cuma satu hari Masya meninggalkannya.
"Dulu waktu gak ada Masya, gak semanja ini kan?" Cibir Masya kepada Heksa.
Heksa menjatuhkan bokongnya diatas sofa dengan santai. "Dulu dan sekarang beda. Dulu aku gak mencintai siapapun, sekarang aku mencintai kamu."
Masya yang masih berdiri melihat kearah Heksa yang berucap seraya tersenyum.
"Lalu Alina?" Ucap Masya membuat senyum diwajah Heksa memudar cepat.
Masya menggelengkan kepalanya tidak ingin mengundang keributan, dia juga baru saja pulang dari panti. "Gak jadi deh. Lupain. Masya buatkan sarapan ya mas"
"Maafin aku ya sya." Ucap Heksa terlihat merasa bersalah.
Masya melihatnya. "Jelasin sesudah sarapan aja ya. Masya lapar."
Setelah perbincangan itu, Heksa menurut apa yang dikatakan istrinya itu. Dia juga menemani Masya masak di dapur meskipun tidak ada perbincangan apapun. Heksa menganggap jika Masya marah kepadanya, tapi Heksa juga belum diberikan kesempatan untuk menjelaskan.
Setelah masakan Masya jadi. Heksa dan Masya melaksanakan makan bersama dan lagi-lagi keheningan melanda mereka, hanya ada suara sendok dan piring saling bertenggeran.
"Aku aja sya, yang cuci piring." Ucap Heksa akhirnya membuka suara setelah menyelesaikan makannya.
"Iya mas."
Setelah aktivitas itu, Heksa menyuruh Masya untuk duduk diruang keluarga dengan santai. Gadis itu hanya menurut tanpa membantah sedikitpun. Heksa duduk berjongkok dihadapan Masya.
"Jangan membalas perkataan aku sebelum aku mengizinkan ya sya?" Tutur Heksa dan Masya hanya mengangguk menurut.
"Iya mas."
"Sebelumnya Maafin aku sya, Maafin kesalahan aku sama kamu." Ucap Heksa masih di dengarkan setia oleh Masya.
"Kamu pasti kecewa kan sama perkataan Claudia? Aku sangat mengerti itu dan aku minta maaf sekali dengan perlakuan adik aku." Ucap Geksa lagi tapi belum mengizinkan Masya untuk membalas perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAME OVER [Karyakarsa]
RomanceCerita sudah di pindahkan di Karyakarsa dengan judul yang sama!! Cinta antara istri dan seorang ibu Heksa Rahardian adalah seorang laki-laki yang mempunyai tanggung jawab besar dimasa hidupnya. Dirinya adalah tulang punggung keluarganya setelah kep...