Satu bulan kemudian...
Kehidupan Heksa dan Masya berjalan mulus tanpa kendala apapun. Selama satu bulan ini Heksa lebih memperhatikan istrinya daripada ibu dan adiknya. Bukan tidak memperhatikan, tapi Heksa memberikan batas perhatiannya kepada keluarganya dengan alasan demi ketenangan rumah tangganya.
Persetujuan Masya kala itu yang sangat berpengaruh sekali untuk Heksa. Buktinya, Heksa beberapa hari ini sangat excited sekali untuk menghadirkan seorang anak dari Masya.
Cowok itu sangat menjaga sekali kesehatan diri Masya bahkan dirinya bisa sangat posesif dengan aktifitas yang Masya lakukan. Sebagai pejuang garis dua, Masya juga sangat mengerti apa yang harus dia lakukan. Ikhtiar, melakukan pola hidup sehat, terus yang paling penting dirinya sangat berusaha semaksimal mungkin dengan Heksa. Hubungan suami istri.
Hingga hari ini terbukti jika Masya telah positif hamil dan itu sangat membuat Heksa bahagia. Buktinya dia selalu tersenyum dikala sedang bekerja bahkan selalu ingin mengakhiri pekerjaannya supaya cepat bertemu sang istri dan menjaga calon anaknya.
Ando menggelengkan kepalanya mencoba mengerti dengan keadaan Heksa. Pasalnya Heksa baru akan mempunyai anak.
"Selamat ya atas kehamilan Masya." Ucap Ando dan Heksa tersenyum kearahnya.
"Lo begini juga gak?" Tanya Heksa penasaran.
Ando memutar kursi kerjanya menjadi menghadap kearah meja kerja Heksa. "Begini gimana?"
"Rasanya seneng banget, seperti mendapatkan hadiah dari kejuaraan, sedih, senang dan terharu." Ujar Heksa merasa masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.
"Semua orang sama aja sa, pasti bahagia kalo diberikan momongan. Tapi lo juga harus tau, kalo nanti lo bakalan repot kedepannya sebagai suami ayah buat si bayi. Lo pusing lihat istri morning sickness setiap hari, lo pasti bakal capek nurutin ngidam istri yang aneh-aneh dan satu lagi, lo bakal lebih repot kalo anak lo udah lahir." Ucap Ando menuturkan dengan baik kepada calon bapak seperti Heksa.
"Jadi kalo lo udah siap jadi bapak, jangan pernah lo ngeluh sedikitpun." Tutur Ando dianggukan oleh Heksa.
"Iya bro gue ngerti. Gue pasti akan siap siaga untuk istri dan anak gue kok." Jawab Heksa mengerti akan itu.
*****
"Assalamualaikum?"
Heksa masuk kedalam rumahnya mencari keberadaan istrinya itu. Semua ruangan dia cari seraya memanggil namanya, tapi nihil dia tidak menemukan Masya.
"Masya? Kamu dimana sayang?" Seru Heksa berjalan kesana-kemari didalam rumah.
"Masya di kamar mandi!" Jawab Masya dan Heksa seketika menghampiri kamar mandi didekat dapur dan berdiri didepan pintu itu.
"Are you oke?" Tanga Heksa sedikit cemas karena dia mendengar Masya mual-mual.
"Tunggu sebentar mas." Sahut Masya dari dalam. Heksa menghela nafasnya pelan menunggu istrinya keluar. Dia sama sekali tidak merasa jijik sedikitpun mendengar Masya mual-mual.
Grekk!
Heksa seketika panik melihat kondisi istrinya yang terlihat pucat dan lemas. Dia segera membantu Masya untuk duduk di sofa terlebih dahulu dan memberikannya minum.
"Kita kerumah sakit aja ya, sya?" Ajak Heksa yang sudah sangat cemas.
"Gak perlu mas, ini udah biasa sama ibu hamil pertama kok." Jawab Masya tetapi Heksa masih merasa tidak tega.
"Mas? Maafin Masya. Masya gak bisa masakin Mas Heksa makanan. Dari pagi Masya gak enak badan." Ucap Masya dan Heksa mengangguk seraya mengusap kepala istrinya dengan sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAME OVER [Karyakarsa]
RomanceCerita sudah di pindahkan di Karyakarsa dengan judul yang sama!! Cinta antara istri dan seorang ibu Heksa Rahardian adalah seorang laki-laki yang mempunyai tanggung jawab besar dimasa hidupnya. Dirinya adalah tulang punggung keluarganya setelah kep...