Keesokan harinya, Masya benar-benar pergi ke panti untuk menenangkan hatinya yang berisik akan hal yang dia dengar dari Claudia kemarin. Masya tidak bisa marah ataupun bertanya kepada Heksa karena mungkin pasti akan menyebabkan perdebatan yang cukup serius seperti waktu itu. Jadi tidak ada pilihan lain selain bungkam.
Saat ini Masya sedang bermain bersama anak-anak panti di ruang bermain. Dia tersenyum melihat bayi kembar yang sepertinya belum lama singgah di panti. Bayi kembar itu nampak terlihat bahagia dengan kehadiran Masya bahkan sedari pagi mereka selalu menempel kepada Masya.
"Lucu banget sih Baby twins." Gumam Masya.
"Sya?" Panggil Bu Anin tiba-tiba. Masya menoleh kearahnya. Terlihat Bu Anin menyuruh Masya mengikutinya keruang tamu. Masya beranjak bangkit meninggalkan anak-anak itu.
"Ada apa Bu?" Tanya Masya yang sudah duduk disamping Bu Anin.
"Kamu gak pulang? Udah sore loh." Tanya Bu Anin dan Masya hanya terdiam.
"Suamimu gimana?" Tanyanya lagi.
"Masya boleh menginap disini gak Bu? Masya masih mau main sama anak-anak." Ujar Masya seperti memohon.
Bu Anin mengangguk. "Boleh sih, tapi suamimu emang gak marah?" Tanyanya memastikan.
"Gak kok." Jawab Masya asal bicara saja.
Bu Anin menghela nafasnya pelan, dia tahu jika Masya sedang ada masalah terlihat dari raut wajah sedih gadis itu bahkan Masya juga tidak memperdulikan suaminya tersebut.
"Sini ibu kasih tahu sama Masya." Tutur Bu Anin mengusap pundak Masya seperti menuturkan anaknya perlahan-lahan.
"Apa Bu?"
"Masya itu tidak seperti dulu lagi. Masya sudah mempunyai suami." Tutur Bu Anin dengan menepuk pelan pundak Masya, Masya hanya terdiam mendengarkan penuturan dari ibunya itu, meskipun ibu Anin adalah ibu panti tapi Masya sudah menganggapnya seperti ibu kandungnya sendiri.
"Dulu Masya pernah bilang sama ibu, kalo Masya butuh seseorang yang bisa menempatkan Masya di surga selain orang tua Masya kan? Ya itu suami kamu sekarang Masya, surga Masya ada di dia." Tutur Bu Panti dianggukan oleh Masya.
"Masya pulang Bu, tapi besok ya." Jawab Masya karena sepertinya Bu Anin tau jika Masya sedang ada masalah dengan Heksa.
"Kalo ada masalah sama Heksa, segeralah diatasi baik-baik jangan lari seperti ini." Ucap Bu Anin.
"Tapi Bu, Masya cuma mau nenangin hati Masya aja sebentar. Masya gak marah bahkan melawan Mas Heksa kok." Jawab Masya dan berharap ibu panti mengerti akan dirinya.
"Ada masalah apa? Masya boleh cerita sama ibu kalo itu bukan suatu privasi." Saran Bu Anin dengan baik hati menawarkan tempat cerita untuk Masya.
"Masalah kecil aja kok Bu. Maklum aja didalam rumah tangga pasti ada masalah." Jawab Masya sepertinya tidak ingin berbicara kepada siapapun termasuk ibu panti.
"Terus kenapa kamu lari, Masya?" Tegur Bu Anin.
"Masya cuma butuh waktu untuk meyakini diri Masya kalo Mas Heksa gak pernah menyakiti Masya Bu." Jawab Masya seraya tertunduk sedih, Bu Anin masih setia mengusap pundak Masya pelan.
"Heksa udah berbuat apa sama Masya?" Tanya Bu Anin sangat penasaran.
"Masya belum diterima dengan baik sama keluarga Mas Heksa Bu." Ungkap Masya sedikit membuat Bu Anin tercengang.
"Astagfirullah." Bu Anin menggelengkan kepalanya berkali-kali heran dengan keluarga Heksa.
"Terus Masya mendengar perkataan adik ipar Masya, kalo Mas Heksa menikahi Masya karena ingin melupakan masalalunya saja." Ujar Masya mulai menahan dirinya agar tidak kembali menangis.

KAMU SEDANG MEMBACA
GAME OVER [Karyakarsa]
RomanceCerita sudah di pindahkan di Karyakarsa dengan judul yang sama!! Cinta antara istri dan seorang ibu Heksa Rahardian adalah seorang laki-laki yang mempunyai tanggung jawab besar dimasa hidupnya. Dirinya adalah tulang punggung keluarganya setelah kep...