Kehidupan Heksa dan Masya semakin hari semakin membaik bahkan mereka berdua merasakan hidup didalam bahtera rumah tangga yang nyaman. Heksa fokus dengan tugasnya sebagai suami, begitupun Masya dia juga fokus dengan tugasnya sebagai istri.
Seperti saat ini. Masya sangat sibuk beberes rumah, memasak, mencuci dan lain-lain. Sedangkan Heksa bergelut dengan aktivitasnya di kantor dengan semua pekerjaannya.
Masya selalu berpesan kepada suaminya untuk membelikannya makanan setelah pulang kantor. Alhasil gadis itu selalu mengharapkan kehadiran suaminya setiap saat.
Ding..dong..
Suara bel rumahnya membuat Masya dengan senang hati menyambut kedatangan suami. Senyumnya merekah, sambutan halusnya dia keluarkan.
"Selamat datang suamiku–" perkataan Masya seketika tercekat, harapannya pupus. Ternyata orang yang memencet bel itu bukanlah sang suami, melainkan asin iparnya.
"Stres lo?" Tegur Claudia langsung bergegas masuk kedalam menghiraukan Masya yang masih terdiam.
"Kuro sayang." Claudia yang melihat kucing kesayangan Heksa segera menggendongnya dan mengusapnya dengan sayang.
"Kuro gak pernah lo urus ya? Jadi dekil begini." Cibir Claudia kepada Masya.
"Kuro belum jinak sama aku Cla, dia selalu cakar aku. Jadi Mas Heksa yang urus Kuro." Jawab Masya kepada adik iparnya itu.
"Manja banget sih jadi cewek, kasihan abang gue tahu." Ucap Claudia dengan sinis.
"Maaf Cla, tapi Mas Heksa yang mau sendiri."
"Bisa-bisanya ya Heksa dapet istri gak bener kaya lo." Cibir Claudia kepada Masya. Karena memang sedari awal adik iparnya itu sangat membenci Masya.
"Gak benar gimana? Padahal Aku udah berusaha jadi istri yang baik." Jawab Masya tidak ingin mengalah dan makan hati terus, itu sebabnya dia berani melawan Claudia.
"Lebih baik Alina daripada lo." Ucap Claudia tidak menghargai Masya.
"Dulu walaupun Alina hanya teman abang gue, tapi dia itu udah kaya istri abang gue. Alina mau mengurus Heksa, gak kaya lo!" Ucap Claudia begitu menohok dihati Masya.
"Pasti Heksa tertekan hidup sama lo kan."
Masya menggeleng. "Alhamdulillah Mas Heksa gak pernah mengeluh apapun sama aku." Jawab Masya karena memang benar selama Heksa bersama Masya laki-laki itu lebih banyak tersenyum.
"Emang gak ngeluh. Tapi gue tahu apa yang dirasakan Heksa." Jawab Claudia masih mengejek Masya seolah-olah Masya adalah wanita tidak baik untuk Heksa.
"Maaf Kalo aku ada salah Cla, tolong jangan memperburuk rumah tangga aku. Dan tolong kalo kamu gak ada urusan apapun Silahkan pergi." Usir Masya yang sudah muak dengan perkataan adik iparnya itu.
"Kenapa lo jadi usir gue? Ini rumah Heksa bukan rumah lo! Lagian gue juga bilang sesuai fakta ya, lo tuh cewek gak bener yang Heksa temuin di jalanan." Ucap Claudia semakin menjadi.
"Kita bertemu di panti Cla. Mas Heksa jadi donatur di panti aku."
"Lo pasti cewek matre kan? Yang cuma mau duit abang gue? Secara lo kan anak yatim piatu, anak buangan, sampah–"
Perkataan Claudia terhenti saat tiba-tiba tangan Masya terangkat untuk menamparnya. Tapi dia lebih terkejut lagi dengan kedatangan Heksa yang menahan tangan Masya.
Heksa menatap wajah istrinya yang sudah berwarna merah semu, mata berkaca-kaca dan bibir yang bergetar. Dia tahu jika Masya marah atas perkataan Claudia.
"Jangan ditampar. Aku udah dengar semua yang dibilang Claudia. Biar aku aja yang tegur dia." Tutur Heksa kepada Masya.
Dengan cekatan Heksa menarik tangan Claudia kasar keluar rumah. Masya seketika berjongkok seraya terisak karena air matanya sedari tadi sudah tidak sabar untuk keluar. Perkataan Claudia berhasil menyentuh hati Masya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAME OVER [Karyakarsa]
RomansaCerita sudah di pindahkan di Karyakarsa dengan judul yang sama!! Cinta antara istri dan seorang ibu Heksa Rahardian adalah seorang laki-laki yang mempunyai tanggung jawab besar dimasa hidupnya. Dirinya adalah tulang punggung keluarganya setelah kep...