13. Sick

82 7 0
                                        

Hari berganti hari. Selama satu minggu ini Heksa berjuang mati-matian untuk membujuk Masya untuk pulang kerumah. Bahkan Heksa telah melakukan segala cara agar Masya memaafkan kesalahannya.

Heksa setiap hari mengirimkan Masya makanan meskipun makanan itu berujung Masya berikan kembali kepada anak panti. Heksa juga selalu memberikan Masya bunga dan coklat tapi Masya tak kunjung menerimanya. Heksa sangat mengerti akan hal itu karena ibu Anin yang menjumpai Heksa setiap kali Heksa datang ke panti, dan dia menceritakan semuanya tentang Masya.

Jika kalian pikir hidup Heksa bebas tidak ada Masya itu salah. Buktinya selama ini Heksa terlihat sangat berantakan. Heksa tidak pernah makan dengan teratur, suka bergadang bahkan yang paling parahnya lagi Heksa sering kesiangan bekerja.

Seperti saat ini, Heksa telat berangkat kerja sehingga dirinya mendapatkan hukuman dari leader perusahaan. Heksa dihukum untuk menyelesaikan tugas laporan yang sangat banyak dan deadline hari itu juga.

Sungguh Heksa terlihat lelah, batinnya tersiksa. Bahkan Heksa juga belum menyentuh makanan sedari pagi membuat Ando yang melihatnya merasa sangat kasihan.

"Sa?" Panggil Ando kepada Heksa yang fokus menyelesaikan tugasnya, Heksa hanya berdeham.

"Lo sakit?" Tegur Ando karena Heksa terlihat pucat dan lesuh. Heksa menggeleng.

"Kerjaan lo ditanyain mba Indri terus tuh. Udah selesai belum?" Tanya Ando.

"Iya ini sebentar lagi selesai." Ujar Heksa mempercepat pekerjaannya meskipun kepalanya terasa pusing.

Ando menghela nafasnya pelan. "Kalo sakit lebih baik ke klinik kantor aja, biar gue yang lanjutin kerja lo." Tutur Ando begitu baik kepada sahabatnya.

"Gue gapapa ndo." Jawab Heksa masih bersikap baik-baik saja.

"Masya belum pulang ya?" Tegur Ando karena Heksa juga suka bercerita kepada temannya tentang masalahnya. Bukan karena buka aib, tapi Heksa mempercayai Ando sebagai sahabatnya yang setia mendengarkan keluh kesah nya, begitupun Ando, dia juga sama-sama sering bercerita mengenai masalah rumah tangganya kepada Heksa.

"Besok pulang." Jawab Heksa seadanya.

"Terpantau jawaban lo dari kemarin-kemarin sama aja. Besok pulang, besok pulang. Nyatanya sampai sekarang Masya gak pulang-pulang." Heran Ando menggelengkan kepalanya berkali-kali.

Heksa memberhentikan aktifitasnya, dia memutar kursinya melihat Ando. "Kenapa nanyain Masya?"

Ando menghela nafasnya kasar. "Gue kasihan sama lo, gak ke urus. Pasti lo gak pernah sarapan kan? Terus kalo pulang kerja selalu makan mie. Ngaku lo? Gue kenal siapa lo kalo gak ada yang urus."

Heksa mendesis pelan. "Kenapa? Lo mau masak buat gue?"

"Gue traktir sesudah pulang kantor. Biar lo gak makan mie instan terus." Ucap Ando sangat baik seraya menepuk pundak Heksa.

"Gue bisa beli makanan sendiri, lo pikir gue miskin." Jawab Heksa merasa gengsi dengan penawaran Ando.

"Orang frustasi mah gak perduli makan sa." Jawab Ando ada benarnya juga.

"Udahlah, nanti pulang kantor gue traktir lo." Tutur Ando seraya menepuk pundak Heksa lagi.

"Semoga hubungan lo sama Masya lekas membaik ya. Gue cuma bisa bantu doa."

******

Helaan nafas jengah beberapa kali Dinda dengar dari Masya. Gadis itu melirik temannya yang merebahkan dirinya di paha Dinda seperti memikirkan banyak masalah.

"Dinda, balik tinggal di panti berdua yuk. Masya mau seperti dulu." Ucap Masya seraya mendongakkan wajahnya melihat kearah Dinda.

"Gak bisa sya. Lo harus jalanin tugas lo sebagai istri. Lo kan udah punya keluarga." Ucap Dinda menuturkan kebaikan kepada Masya.

GAME OVER [Karyakarsa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang