14. Rencana kebahagiaan

58 3 0
                                    

Seusai masalah yang cukup serius itu. Kini sudah saatnya Heksa dan Masya merasakan kebahagian. Kesalahan adalah pelajaran bukan penyesalan, jadi mau tidak mau mereka harus menerima banyak risiko yang terjadi didalam sebuah rumah tangga.

Masya telah memaafkan kesalahan Heksa. Begitupun Heksa yang tidak akan melakukan kesalahan lagi yang membuat retaknya rumah tangga mereka.

"Selamat pagi mas." Sapa Masya melihat Heksa baru saja membuka matanya. Masya menaruh nampan berisi makanan dan susu diatas nakas dan duduk dipinggir ranjang tepatnya disamping Heksa.

"Pagi." Jawab Heksa dengan suara beratnya. Dia menggeser tubuhnya menjadi memeluk pinggang Masya dengan manja.

Masya menyentuh dahi Heksa berniat untuk mengecek suhu badan suaminya yang semalam sangat panas tinggi. Dan alhamdulillah dengan perawatan yang cukup baik, panas di tubuh Heksa seketika menurun.

"Demamnya udah turun. Gak mau berangkat kerja?" Tanya Masya dan Heksa menggeleng.

"Aku udah ajuin cuti kemarin."

"Mau sarapan?" Tanya Masya lagi dan Heksa lagi dan lagi hanya menggeleng.

"Gak mau."

"Terus maunya apa?" Tanya Masya.

"Peluk kamu seharian." Ucap Heksa terus memeluk Masya dengan erat.

Masya mendesis pelan. "Semalam juga kamu peluk Masya terus, sampe pagi pula." Cibir Masya.

"Itu karena aku takut kamu pergi." Ucap Heksa secara terang-terangan.

Masya memainkan rambut suaminya itu dengan santai. "Trauma sama masalalu ya?" Cibir Masya.

Heksa mendongakkan wajahnya melihat kearah istrinya yang terus memancing emosi dan keributan. "Tuh kan, kamu selalu bahas masalalu aku."

"Habisnya kamu gak mau jujur." Ujar Masya.

Heksa menghela nafasnya berat. Dia mengubah posisinya menjadi duduk bersandar di punggung kasur. Tangannya memegang kedua tangan Masya dengan sayang.

"Masya Anatasya, aku udah jujur sama kamu kalo aku tidak mencintai Alina lagi, tapi aku mencintai kamu." Ucap Heksa dianggukan saja oleh Masya.

"Tujuan aku menikahi kamu bukan karena untuk melupakan Alina, tapi aku mencintai kamu pakai hati." Ucap Heksa lagi terus meyakinkan Masya.

"Dan asalkan kamu tahu. Semua barang kenangan aku dan Alina sudah aku buang dan bakar sehabis-habisnya demi kamu." Ungkap Heksa sedikit membuat Masya tercengang.

"Serius?" Tanya Masya dan Heksa menganggukan kepalanya.

"Itu semua aku lakukan karena aku serius mencintai kamu, Masya." Tutur Heksa sepertinya serius.

"Kamu masih gak percaya? Aku harus lakuin apalagi biar kamu percaya?" Tanya Heksa sepertinya ingin berjuang lagi agar Masya percaya kepadanya.

"Nanti kalo Mas Heksa ketemu sama Alina pasti suka lagi." Tebak Masya dengan pikiran negatifnya.

Heksa menghembuskan nafasnya kasar, membuat Masya percaya tidak semudah itu ternyata.

"Astagfirullah sya, itu gak akan pernah terjadi. Aku sudah cinta sama kamu, kamu istriku. Aku berani bersumpah sya, agar kamu percaya." Ucap Heksa sedikit emosi karena Masya tidak mau percaya dengan perkataannya.

"Iya Masya percaya mas. Tapi mohon jangan ada kata Alina lagi didalam hubungan kita ya. Masya gak mau, Masya cemburu." Ucap Masya dianggukan dengan antusias oleh Heksa.

"Iya sayang." Ucap Heksa seraya mencium kening Masya cukup lama.

"Masya boleh minta sesuatu sama Mas Heksa gak?" Tanya Masya dengan menatap suaminya sangat berharap.

GAME OVER [Karyakarsa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang