Epilog

19 3 1
                                    

Surat terbuka untuk Allah:

Hari ini, di awal bulan Syawal, setelah perjalanan panjang bulan suci Ramadhan yang penuh luka, aku duduk di sini. Aku merenungkan betapa dalamnya kekuasaan Allah dan betapa bodohnya diriku yang telah meragukan-Nya.

Dulu, aku terlalu banyak berprasangka buruk pada-Nya. Merasa ditinggalkan, merasa diabaikan, dan bahkan merasa dikhianati oleh-Nya. Aku sangat hampir kehilangan kepercayaan pada keadilan-Nya.

Namun, Allah telah menunjukkan kebesaran-Nya dengan cara yang tak terduga. Dia memberiku hadiah terbesar dalam hidupku. Tes HIV yang kusimpan ketakutan selama ini, ternyata menunjukkan hasil yang negatif. Aku tidak terjangkit penyakit mematikan itu. Manipulasi 'orang jahat' tersebutlah yang membuatku sempat kecewa pada-Nya.

Betapa besar rahmat-Nya, betapa indahnya kasih-Nya. Di saat aku merasa katakutan dan sendirian, Allah hadir dengan pertolongan-Nya yang tak terduga.

Ya Allah, terima kasih atas segala kebaikan-Mu. Maafkan aku atas segala prasangka buruk yang pernah kurasakan. Engkau selalu ada, Engkau selalu mendengar doaku. Kini, dengan tulus aku bersyukur dan berterima kasih pada-Mu atas hidup yang Engkau anugerahkan padaku. Semoga aku dapat menjalani sisa hidupku dengan penuh syukur dan pengabdian pada-Mu.

Tertanda, penuh kasih dan penyesalan,

Verro Alfito.

[END] BOY ERASEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang