rencana

152 20 2
                                    

Apa kalian ingat, jika aku berniat jadi villain di ceritaku sendiri?. Hal terduga tiba, saat berita aku yang bertengkar dengan raja tersebar luas.

Serius?, mereka membiarkan berita itu?. Tak habis fikir aku.

Sekarang aku berada di istana yang ditinggali Ice, berada di dahan pohon yang tinggi sambil bermain petir berwarna kuning main - main.

"Ada banyak pendukung Halilintar yang beralih mendukung pangeran lain, jika aku tidak salah Halilintar di cerita berencana menambah pendukungnya,

Dan aku tidak berencana jadi raja, sebagai gantinya karena membuat saudaraku di kehidupan dulu menderita. Aku akan melindungi mereka dari bayangan, hehehehe terlihat menyenangkan," Halilintar turun dari pohon dengan melompat, sebelumnya dia menghilangkan kekuatan.

Ice pov
Setelah tertabrak, aku malah terlempar kedunia antah berantah ini. Menatap cermin, mukaku masih sama seperti dulu. Namun wajah ini terlihat murung, sedikit pucat. Mungkin karena berniat bunuh diri di danau.

"Aku menggantikan kamu Pangeran Ice, apa itu tidak apa?. Kamu bahkan memberi memorimu, bahkan kelakuan kakak pertamamu yang seperti meminta perhatian," Ice terdiam, matanya terpaku melihat kain merah panjang yang berkibar di salah satu pohon. Aku melangkah mendekati itu.

"Ice?," Sosok itu menatapku dengan raut datar.

"Hm?," Aku menjawab seadanya, dia adalah orang yang kulihat dan ku senyumi saat di danau. Melihat sosok tingginya dan tidak tersenyum, membuat ku teringat sosok kak Hali yang meminta tolong pada kami saat diracuni penghianat itu.

"Ingin memelukku?," Dia menawar kan dengan nada sedikit lebih lembut.

Aku menghambur kepelukannya, melepaskan rasa rinduku, dia juga mengusak rambutku lembut.

"Kau benar-benar Icy ya, maafkan kakakmu Icy," ucapannya membuat ku melepas pelukannya.

"Kau tidak bermimpi Icy, kita akhir nya bertemu lagi. Setelah kakak menyadarkan halusinasi tingkat tinggimu," Dia tersenyum hangat, aku segera memukuli tubuhnya.

Sialan, apa kehidupan suka sekali mempermainkan kehidupannya?.

"Sebenarnya dunia apa ini!, kenapa kau semakin tinggi hah!," Benar - benar tidak adil tau!.

Dia nampak tenang, menyuruhku untuk ke kamarku dan dia masuk. Melihatku sebentar, lalu memelukku tiba-tiba. Dia ini kenapa sih?, tapi tidak ayal aku menyukainya.

"Yang berbicara padamu adalah aku yang saat itu kembali dalam berupa roh, aku cukup sakit mengetahui mereka meninggalkan dirimu Icy,". Aku terkejut, namun aku tidak berkomentar.

"Soal dunia ini, sebelumnya kenapa kau tersenyum padaku di danau saat itu?,".

"Aku berfikir, aku akhirnya bisa menemuimu setelah tertabrak. Aku bahagia saja," Dia menghela nafas.

"Ini dunia novel, dimana aku akan mati lagi karena tuduhan - tuduhan yang selalu mengarah padaku," Dia menatap datar, seolah kematian bukan hal yang dia takuti.

"Kamu bersiap meninggalkan aku sendiri lagi?," Aku kesal tentu saja.

"Jika itu untuk keselamatan kalian berenam akan ku kabulkan, lagipula aku menduga jika Taufan kembali hidup disini sebagai putra mahkota mengantikan diriku yang sebelumnya Halilintar meracuni Taufan di dunia ini,". Dia berniat menjaga kami setelah kami tidak membantunya saat itu, aku kira dia tidak punya hati selama ini.

"Mungkin juga Gempa ikut hidup disini, beberapa kali dia melakukan percobaan kabur dan bunuh diri. Beruntung selalu ketahuan dan katanya sedang melakukan terapi, Apa terjadi sesuatu besar, sebelum Gempa kita melindungi kalian?,". Aku mulai memutar ingatan dulu.

"Sebelum dia pergi dibunuh dia, Kak Gempa seperti orang depresi berat karena kematian Thorn yang mengenaskan. Aku sebenarnya juga merasakan perasaan itu," Aku terdiam, inilah yang membuat ku mengalami halusinasi tinggi yang kuciptakan sendiri.

"Aku tidak bisa menjelaskan kondisi mereka saat dibunuh, itu membuat ku marah. Apalagi mereka pergi meninggalkan planet bumi, dan aku tidak bisa membalas apapun. Sepertinya hanya aku dan kau, yang tubuhnya tidak terpisah dari kepala. Mereka benar-benar kejam," Dia kembali memelukku.

"Icy, sudah cukup. Biarkan itu tanggung jawabku karena gagal menjaga kalian, tidak apa sekarang tidurlah kamu pasti capek," Dia belajar darimana soal kepekaan itu?, tiba-tiba begitu bikin merinding saja ck.

Namun, tak ayal aku memejamkan mata menikmati elusan darinya. Berharap bahwa ini bukan bagian halusinasiku yang tinggi itu.

Lama kelamaan aku tidur juga akhirnya, mungkin karena angin yang sejuk. Bukan karena elusan kaku darinya, ya semoga saja benar.

Halilintar pov
Melihat Ice tertidur, raut wajahku jadi mendatar. Apa disini musuhku bukan hanya ayah di novel ini, lamunanku buyar kala seseorang di bawah naunganku melapor.

"Tuan, di pesta perjamuan raja. Seorang duke dan pengikutnya berniat untuk memfitnah anda, ini bukti rekaman yang kami dapat," Orang itu bermasker, aku membentuk ini karena kata di novel tau. Aku berdiri mengambil benda itu, dan Ice sudah tidur disana dengan nyaman.

"Apa kau menemukan hal lain?," Aku menatap tajam plus datar.

"Kalung naga emas dinasti Ming, mereka berniat menggunakan itu untuk menghancurkan anda," Orang itu mengangguk tegas.

Kalung naga ya?, diceritanya. Kalung itu dibeli Solar, karena para bangsawan yang lain tidak tau apa yang mereka pegang lantas menjualkan ke Solar tentu dengan harga murah.

Dan kalung itu selalu menolak tubuh Halilintar yang saat itu ingin berbaik hubungan. Aku seketika mengerti, kenapa mereka ingin menggunakan itu padaku langsung.

"Apa ada penanggulangan setelah terkena dampak olehnya?, Kalung itu kan sangat dirahasiakan," Aku masih berusaha tenang, supaya ketakutanku tidak diketahui olehnya.

"Ada, salah satunya. Tuan memiliki pedang legendaris Lands blue, yang keberadaannya mungkin tuan ketahui. Atau, meminum darah dari yang mulia pangeran ke 6. Karena yang mulia termasuk kelangkaan di istana ini," Aku semakin mendatar kan wajahku, aku tidak mungkin melukainya.

"Baik, informasi yang penting. Laporkan lagi tentang apa yang mereka rencana kan?," Orang itu mengangguk dan menghilang dalam kegelapan.

Ah, apa salahku sih?. Apa karena gagal melindungi adikku di kehidupan dulu berdampak seperti ini?. Tapi meminum darah Thorn?, sialan aku bukan vanpir tau!, orang - orang disini sudah gila ya?.

Ngomong - ngomong tentang pedang, namanya tidak dijelaskan di novel. Namun, beberapa kali disebutkan bahwa itu jadi milik Ice.

Apa yang dimaksud pedang yang kulihat di ruangan itu?, apakah Ice tau sesuatu?. Tapi sekarang Icy yang menempati tubuhnya, namun begitu tidak menutup kemungkinan suatu saat dirinya diancam oleh Ice melalui pedang itu. Sialan banget deh!.

Reinkarnasi Menjadi Mantan putra mahkota (S2 END).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang