pernikahan putra mahkota

67 7 2
                                    

Aku akan menikah tentu saja, aku menikah dengan putri kerajaan Anatasya. Namanya putri Reina de anrald, kami dipertemukan saat wilayah barat bagian kerajaanku mengalami gagal panen.

Dia juga mengunjungi daerah per - batasan itu untuk membantu juga.

Istana ini jadi sibuk karena pernikah -an akan segera digelar, Taufan hanya berharap semuanya berjalan dengan lancar.

Menatap pertumbuhan Alinsyah, anak itu sedikit pendiam akhir - akhir ini.

Itu sudah satu minggu setelah kejadian itu dan pengumuman pernikahan, Namun memang yang lain juga tidak punya reaksi yang menolak. Bahkan satu persatu meng - enalkan dengang bicara panjang dan mereka akan segera menyusul untuk menikah entah itu 5 hari lagi maupun 1 minggu lagi.

Sedikitnya aku merasakan angin kecil yang menggerakkan poniku, sehingga aku harus bergumam sangat lirih.

"Lama tidak jumpa, kak Hali apa ini sudah lebih baik?,". tatapan Taufan tertuju pada kertas yang melayang kemudian.

"Perasaanku buruk Fan, aku akan coba meminimalisir penyebab yang akan datang. Selalu hidup sampai aku kembali," Setelah itu kertas tiba - tiba terbakar, bersamaan dengan angin kencang yang menandakan sosok tak berwujud sudah pergi.

Taufan yang menunduk memilih men - emui Blaze yang sedang makan ayam bersama Thorn, melihatku mereka menyambut walau agak kaku.

"Apa kalian masih penuh energi?, ingatkan pada yang lain untuk ber - siap pada kemungkinan terburuk untuk hari ini,". Mereka mengangguk dengan semangat, yang perlu kulaku - kan adalah melindungi mereka dari bahaya.

Dengan cekatan, aku mengunakan kubah Taufan bersamaan dengan raja yang menerapkan pelindung petir.

Itu tidak biasa, bahkan beberapa bangsawan nampak terpisah dan mereka semua meminta tolong.

Ayah juga terkejut, jadi ada pelindung lain untuk memisahkan orang yang jahat.

Kilatan merah tiba-tiba menyambar setelah bunyi ledakkan yang sangat kencang.

Semuanya terdiam, orang yang telah di pisahkan memiliki bahan peledak sehingga mereka mati dengan meng - enaskan. Bukan itu saja, bahkan asap yang keluar dari orang yang meledak itu sangat hitam. Sehingga membukti kan jika mereka berniat menghancur - kan acara saat ini.

Taufan tertegun, jadi ini perasaan tidak enaknya dan perkataan yang sangat tipis dari kakaknya. Sebelum keterkejutan mereda, sesok berjubah tertawa dengan keras.

Itu adalah Iblis, dengan sayap hitam pekat dan tanduk merah diatas kepalanya. Wajahnya mirip dengan mantan putra mahkota Halilintar, semua yang selamat terkejut. Taufan jadi ingat perkataan sang bungsu setelah hasilnya muncul. Dengan geram, Taufan menatap makhluk iblis di atas sana.

"IBLIS RENDAHAN!, KAMU SANGAT BERANI MENGAMBIL WAJAH KAK HALi. INFERNO BELIUNG,". Angin ber - putar bertambah kuat menuju ke sang iblis yang masih tertawa.
Taufan muak mendengarkan tawanya

Namun, amarahnya berhasil di tenangkan dengan angin kecil yang menabrak muka Taufan. Setelahnya sambaran hebat mengenai iblis, dan terluka pada sayap hitamnya. Jelas darah itu bukan darah manusia yang berwarna merah.

Iblis itu marah besar, melancarkan tongkatnya ke arah Taufan yang sedang menyiapkan pelindung berlapis. Namun serangan itu harus gagal, saat terlahap oleh sambaran halilintar yang bergemuruh memeka kkan telinga.

"Halilintar!, kau sungguh membuatku marah!. Tongkat Kegelapan Maksimal," Taufan terkejut, namun mereka semua harus selamat dari peristiwa ini.

Tiba-tiba sesosok melayang rambut merah pendek. Rambut menantang gravitasi, tingginya lebih tinggi sedikit dari Taufan. Mata merah yang menyala putih, dengan pedang ber - ukir rumit namun menakutkan di gengaman tangannya.

Pakaiannya lebih dominan warna putih dan merah, dengan jubah yang panjang setinggi mata kaki dengan warna yang senada dengan pakaian dan rambut.

"Mencariku heh?, ayo selesaikan sekarang penghianat. Penyaluran maksimal,". Suara itu lebih terdengar menyeramkan, ke enamnya setuju jika itu suara dari orang familiar. Itu dari seorang pangeran Halilintar, ehm atau?...

Pedang itu semakin lebih menyeram kan, bahkan langit mendung tidak di sadari. Taufan menaikan pelindung anginnya, untuk semua orang bisa bernafas dalam kubah yang mereka buat.

Tabrakan senjata terjadi, dengan cepat pemuda merah itu mengambil pedang yang telah di lempar. Tidak sampai situ, dia juga menyerang iblis dengan membabi buta dan cepat. Bahkan pedang itu berhasil memotong sepasang sayap iblisnya, tentu yang bertanduk lebih marah. Sehingga serangannya tidak pernah benar-benar mengenai pemuda merah.

"Heh marah?, mengapa kau mencari Halilintar?. Aku sudah disini kau tau?, apa yang kau cari?,". Mata yang bercahaya terlihat lebih menyimpan penderitaan, Taufan lebih terdiam dengan tatapan sosok yang di atas sana

Kraktom... Jedder.... Lamunan Taufan terbuyar, matanya melotot. Sambaran kilat yang besar menjadikan abu pada seorang penghianat yang melakukan jual roh pada para iblis, sebenarnya tidak sampai situ.

Turunlah iblis Jennifer dan Lucifer, dan raja iblis.
"Raja Kekaisaran petir, Voltra anda kembali,". Voltra sang pemuda merah menatap marah kepada para iblis di depannya.

"Kalian bertiga penghianat!, Revolusi on Thunder algeta,". Voltra mengang - kat tinggi - tinggi pedangnya, yang semakin di baluri sambaran kilat.

Jedder....., hujan darah menguyur Kerajaan yang dipimpin ayahnya Taufan. Voltra dengan secepatnya menyerang ketiga iblis, hingga membuat di antara keduanya luka parah. Sedangkan raja iblis, tertarik untuk bertarung dengan kekuatan besar itu.

Raja Amato terdiam, hujan darah ini. Ini tidak bagus!, menepuk bahu Taufan yang dekat dengannya dan ber bisik
"Taufan putraku, sebenarnya ramalan ini tidak terjadi karena kakakmu pergi lebih cepat. Aku khawatir ini akan menjadi peristiwa yang menakutkan dalam sejarah untuk menenangkan Kaisar Voltra yang legendaris mengamuk,". Amato meng - hela nafas.

"Karena ini terjadi, terpaksa aku dan 7 legendaris kekuatan legendaris menyegel Voltra untuk selamanya,". Amato tersenyum dengan getir. Taufan menunduk

"Ayah, jika itu adalah kakakku Halilintar, apakah dia juga tersegel bersama Kaisar Voltra untuk selama nya?,".

"Itu benar, aku benar-benar tidak punya pilihan,". Kuputeri ratu dari Kerajaan angin siap dengan kipas besarnya dengan Maripos sebagai panglima, disisi lain Retakka yang ter kenal sangat berbahaya lebih takut dengan seorang Kaisar Voltra. Dia pernah hampir mati dibuatnya, menahan rasa dendamnya jauh di dalam hati.

Yang lainnya menatap tanpa tanda mundur untuk menyerang sambaran yang tidak pernah berhenti, tidak satu orang. Dia Hangkasa muda, menatap sendu mengingat kebersamaan dengan putri Satriantar. Dan gadis itu kalah dengan raja Voltra dalam pengendalian kekuatan,

Hujan darah berhenti, dengan mati nya tiga iblis yang hangus menjadi abu. Sambaran kilat yang terasa menakutkan telah lama berhenti, menatap ke bawah. Mata pemuda merah yang seharusnya putih bersinar, berganti dengan warna coklat dan tersenyum sendu.

'Taufan dan yang lain, aku selalu menyayangi kalian sepenuh hati,'. Rambut yang awalnya merah berwarna coklat dan sedikit putih, mata yang coklat kembali berwarna merah. Itu milik Halilintar, sebelum mereka bertindak.

Tubuh pemuda itu terurai bagai debu, pedang yang digunakan jatuh ada kilatan petir merah yang membungkus pedangnya.

'Pipi Zola, senang bertemu denganmu lagi,'. Alin yang dipeluk Gempa menangis keras, apa ini terakhir kali nya untuk mereka bertemu?.

Percikan merah di setiap sisi Kubah yang besar berbunyi, lalu membebas kan kubah Taufan yang mengusir awan hitam mencerahkan suasana.

Seharusnya Taufan tau, kekuatan kubah merah itu adalah milik Halilintar. Semua orang hening, jadi begitu akhir dari seorang Halilintar. Diam - diam Retakka menatap marah pada pedang yang sekarang di ambil oleh putri Satriantar, pedang yang suatu saat akan digunakan untuk menyerangnya.

Maka setiap bulan pada kejadian hari itu, diperingati hari kemurkaan Kaisar Voltra dan kekalahan raja iblis.

Reinkarnasi Menjadi Mantan putra mahkota (S2 END).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang