kelahiran terulang kuasa 7 elemental

52 6 2
                                    

Sejarah telah meninggalkan memori, Kerajaan yang dipimpin Taufan Giovan Arthropoda sekarang damai.

Taufan yang semakin sibuk karena dia seorang raja setelah pelantikan 2 bulan lalu, Taufan masih kacau. Saat yang ia lihat terakhir kali, seorang Halilintar.

Gempa yang hilang ingatan dan depresi, tidak jarang Gempa harus melakukan pengobatan yang ampuh.

Thorn dan Solar juga masih tidak rela jika Halilintar melakukan pengorban - an.

Ice yang sedikit dekat dengan Blaze, pokoknya ke 6 pangeran merasa sedih dan kehilangan. Yang lebih tak terduga, Alinsyah sering melamun di setiap kesempatan.

Mereka semua sudah punya pasangan dan menikah, dan dari 6 elemental mempunyai putra yang sama tampannya.

Putra dari Taufan adalah Angin Cyclone Arthropoda, putra Gempa yaitu Tanah earthquake Arthropoda.

Putra dari Blaze, Api Fire Arthropoda, putra Ice Air aqua frost Arthropoda. Putra Thorn Daun plane Arthropoda, dan putra Solar Cahaya Lighter Arthropoda.

Seorang bocah dengan pakaian lusuh, mengisi air pada wadah dari bambu. Berkali-kali nafas lelah terdengar dari mulut nya.

"Ibu, bagaimana rupa ayah?,". wanita yang berambut pirang tetap tersenyum tipis.

"Kau akan tau putraku, tapi sebelum itu. Kamu pengguna elemen petir, bagaimana latihanmu?,".

Sang anak hanya menunduk, dia mengacau pada latihan sekali lagi. Sang ibu menepuk kepalanya halus, sambil tersenyum.

"Dibalik keahlian dalam kuasa petir, ada tanggung jawab besar di dalam - nya nak. Contohnya, pangeran yang mulia Halilintar yang bersembunyi sampai dibicarakan sudah mati di pertempuran, Namun ternyata. Beliau muncul diatas langit dan mengalah -
kan raja iblis dan dua bawahan yang kuat dengan mengorbankan diri sendiri,". wajah wanita itu sendu, memorinya memutar gambar pada kejadian waktu itu.

Anak itu berkedip lucu, seakan itu menarik minatnya
"Dia sekuat itu karena elemen petir?, mengapa dia melakukan itu?. Bukan - nya dia tidak seperti itu dalam rumor - nya?,".

"Dia baik, aku beruntung kenal dengannya. Rumor itu juga tidak sepenuhnya benar sayang, sebaiknya ayo kita kembali,". Sang anak meng - angguk, menuruti kemana ibunya membawanya.

Lemparan air mengenai baju sang pemilik berbaju biru, Dia adalah Angin. Korban dari serangan meleset Air, yang saat itu langsung minta maaf.

"Kalian hah, aku bingung mau bilang apa lagi pada para paman,". Angin terlihat lelah untuk sekedar ceramah panjang, ucapan dari Angin berikut - nya membuat semuanya langsung diam.

"Begini ya jadi anak sulung?, jika paman Hali selamat pada tragedi itu pasti aku punya kakak untuk sandaranku,". Angin sangat lelah, dia membutuhkan tempat untuk tempat nya bercerita. Yang lain juga diam, mereka semua ingin mengenalnya lebih jauh. Bukan hanya lewat dari ucapan masing - masing sang ayah.

Lamunan mereka buyar saat Alinsyah datang dengan senyum menenangkan
"Dia memang sudah pergi, jangan khawatir dia orang yang baik dan Tsunder. Aku bangga menjadi putri angkatnya, jadi kalian semua bisa menganggap aku seperti kakak perempuan kalian,". Wajah mereka mulai lebih cerah sekarang.

Akhirnya mereka bermain, sampai tiba waktu untuk latihan dini mereka. Dan Alinsyah pergi dari sana, karena Taufan memanggil untuk memberi tugas penyelidikan di perbatasan. Walaupun Alinsyah masih berusia 13 tahun, dan para pangeran berusia 5 tahun.

Taufan menyandarkan dagunya pada meja, fikirannya melayang saat kejadian itu belum terjadi.

Pandangan mata tertutup, samar - samar dirinya mendengar suara sang kakak.
"Hai,".
"Kak Hali?,".

Penglihatannya mulai membaik,
"Aku akan melakukan sesuatu yang terbaik Taufan,". Pedang ditangan sang kakak sedikit berbeda.

"Walaupun kau berkorban juga?,". Emosi Taufan terganggu, Halilintar yang didepannya tersenyum kecut.

"Aku tidak punya pilihan lain, maaf,". Taufan sadar, bertempatan dengan suara yang tak berwujud kakaknya dan terdapat sebuah kubah. Sehingga orang di dalamnya tidak bisa keluar, karena masih oleng dengan pertemu - an yang singkat itu. Taufan menutupi jubah dengan angin, saat serangan dari sang penghianat hampir menyentuh kubah merah tadi.

"Kak, bukannya kubah ini dibuat oleh kak Hali?, dimana dia?," Gempa ber - tanya di sampingku, kau juga menya - darinya ya?.

"Gem, sepertinya ada sesuatu pada kakak sulung, aku tidak pasti Gem,". Gempa diam, matanya fokus pada pertarungan di atas sana. Dia terlihat takut, karena tangannya gemetar.

"Kak Taufan, apa kau menduga sosok itu memang kak Hali?,".

"Aku hanya bisa berharap Gem, kubah ini lebih diluar ekspektasi. Aku dari tadi mencoba menghilangkan kubahnya, namun kubah merah ini sedikit menyerapnya,". mata Gempa membulat, pantas saja sosok itu sudah mulai kehilangan tenaganya.

"Kak Taufan berhenti, yang diatas sana bisa mati sebelum mengalahkan penghianat itu,". Taufan menyadari itu, saat sosok merah itu terkena sabit dan melukai pinggang kirinya. Spontan, Taufan mengurangi banyak elemen angin sehingga warna merah terlihat mendominasi.

Sosok itu kembali menyerang, setelah kemunculan raja iblis dan 2 bawahan yang sombong.

Mata Taufan membelalak, tidak Gempa juga melakukannya juga.
"Kak Taufan jangan bilang..,".
"Sepertinya tidak salah lagi,". Wajah Taufan jadi datar, sosok merah itu melakukan jurus terlarang bagi pangeran kerajaan. Yang saat dulu, sang putra mahkota tidak sudi melakukan itu.

"Dia mengingkari janjinya kak,". Gempa masih memandang depan, ekspresinya sangat muram.

"Aku melihat Gem,".

Yah saat itu, dimana sang sulung yang menatap langit dengan tenang.
"Kak Hali, jika ini novel apa yang di lakukan oleh tokoh Halilintar saat keadaan darurat?,". Gempa bertanya menepuk jubahnya yang kotor saat duduk di taman.

"Karakter Halilintar itu gila Gem, dia melawan habis - habisan menolak di kendalikan roh kuat seperti kaisar Voltra yang ada di pedang merah unik yang kita liat di ruangan banyak mantra. Dia berhadapan langsung dengan raja iblis dan 10 bawahannya,".

"Lalu?, cerita tidak sampai itu kan?,".

"Tepat sasaran Taufan, dia mengor - bankan diri setelah banyak luka yang dia dapat termasuk tusukan pada dadanya," Halilintar nampak menggeleng kepala, sepertinya dia tidak mampu membayangkan. Kami berdua juga diam

"Berhasil mengalahkan musuh kuat dia meledak, dan novel ini memiliki MC pemuda lusuh yang tidak tau dari mana dia berasal. Bahkan pasukan kita yang terkenal hebat tidak pernah mengetahui latar belakangnya, sampai. Sampai dia menjabat sebagai raja muda di Kerajaan ini, dan terkenal sifat dinginnya,". Kak Halilintar menceritakan dengan detail.

"Lalu, apakah kamu akan melakukan hal bodoh itu?,". Gempa bertanya.

"Seharusnya karakter Halilintar selamat dari peristiwa itu, karena dia mengalami kerusakan pada tulang belakang dan kakinya. Serta melakukan percobaan memberi racun pada Duri, dia. Dia ditahan di penjara, tidak diberi makan selain teh asin. Para pangeran yang lain menyiksa dia untuk mengakui tuduhan yang tidak pernah dilakukan pangeran Halilintar,". Aku melihat dia menunduk.

"Klimaks dari siksaan itu, karakter Halilintar dihukum penggal. Dia tidak bisa berubah jadi makhluk yang kecil karena dia sudah tidak memiliki elemen, itu karena racun yang ada di teh asin. Semua orang bahagia, tanpa tau sihir hitam pekat menutupi kerajaan ini sampai reinkarnasi dia kembali untuk menghancurkan sumpah dari mulut Halilintar sebelum di penggal,". Aku baru tau ada kalimat itu diakhir novel, karena aku menyerah membaca saat tuduhan yang menurutku tidak masuk akal itu. Aku menatap Gempa, yang sama binggungnya denganku.

"Jika kalian bertanya, apakah aku akan melakukan hal bodoh persis di novel?. Jawabannya tidak, aku punya cara tersendiri untuk mengatasi masalah,".

Reinkarnasi Menjadi Mantan putra mahkota (S2 END).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang