20

81 9 1
                                    

Pintu terbuka, menampilkan sang para pangeran kecil yang memegang bahu anak laki-laki yang berpakaian lusuh.

Aku dan kelima adikku saling menatap, ada yang aneh disini. Jadi aku memberi Gempa untuk menanggani ini.

"Aku dibantu olehnya, saat kami kehilangan arah. Nama dia Petir, dia juga bisa mengeluarkan pedang dengan kilat kuningnya,". Taufan dan para ayah membelalak kaget, kebetulan macam apa ini?.

"Baiklah, apakah kalian menyukai keberadaannya?,". Gempa menanggani dengan tenang. Keenam para pangeran kecil mengangguk, namun sang anak lusuh yaitu Petir melakukan sebaliknya dengan wajah datar.

"Maaf ya tuan, tapi putra raja ini langsung menarikku sebelum aku berpamitan pada ibu cantikku,". Petir menatap kesal Angin yang tertawa canggung, Taufan menepuk wajahnya sendiri, mengapa sifatnya yang buruk menurun juga pada anaknya?.

"Hah, Petir. Jika kau tidak memiliki pilihan saat kau dalam keadaan ter - puruk, datanglah ke kerajaan ini. Kerajaan ini menerimamu dengan tangan terbuka, Angin pertemukan dia dengan ibunya sekarang,". ucap Gempa yang tidak bisa diganggu gugat.

Para pangeran kecil pergi dengan wajah murung, karena Petir tidak mau untuk tinggal di Istana. Baiklah, tunggu waktu saja

Taufan memijit kepalanya yang sakit, sedangkan Gempa berusaha menena - ngkan Taufan yang terlibat frustasi.

"Aduh," Ringisan dari ke lima adiknya, membuat Taufan menatap mereka panik. Thorn saja sampai jatuh ke lantai dan pingsan, apa lagi ini?. Apakah sesosok misterius itu, menarik kekuatan pada mereka?.

Dan mereka semua terjatuh di ruangan itu dengan luka mengangga pada perut, dengan itu sosok itu muncul dan tertawa sangat keras.

"Halangan sudah disingkirkan, saatnya berburu pada kuasa yang lain. Terimakasih Solar, karena menawariku jadi kelinci percobaan hahaha. Aku akan mengambil kuasa yang lain," Ah ternyata dia adalah Retakka, orang yang selalu melakukan rencana dengan orang - orang Byakungan.

Sedangkan seorang pemuda yang mengotak - atik power sphera dibuat tertegun, namun tidak menghentikan ciptaan miliknya.

Mata semerah darah itu menatap robot yang memiliki mulut dengan aksen merah dan bergumam.

"Mechaboot, atau paman mimi dan yang lain duduk disini diam - diam. Aku butuh mengawasi pedang Voltra itu,". Sosok itu menghilang membawa 7 power sphera, yang akan menjadi legenda pada waktu yang lama.

"Hei Planetboot, datanglah ke King Balakung di planet itu. Ikuti perintah dia,". Sosok pemuda itu menepuk sang power sphera yang melawan.

"Tapi tuan Rev, bukankah itu membahayakan kami?,".

"Jangan perlu risau, walau itu menyakitkan kau harus melakukan ini. Aku percaya padamu,". Rev yang selalu mengucapkan pada power sphera dengan hal sama, tatapannya tertuju pada sisa daftar nama yang masih digubuk nya.

"Ciptaanku yang terakhir sudah jadi, dia akan menjadi yang terakhir dari sebanyak power sphera yang kubuat. Mechaboot juga harus dikirim ke wilayah ini segera," Pemuda itu menekan satu tombol pada jamnya, setelahnya dirinya tersenyum menatap alat di perutnya.

"Aku sudah tidak berguna lagi, jadi salam perpisahan dunia,". Akhirnya pemuda itu meninggal dan para power sphera yang lain yang di aktif kan telah pergi ke wilayah sesuai program pada sistemnya.

Dan Ochobot telah menghilang dari gubug yang ditinggali oleh pemuda yang sekarang sudah mati.

Hangkasa yang mencari power sphera di penjuru kerajaan yang dihancur - kan oleh sahabat berkeliling, dia tidak boleh menyerah. Ratna orang yang di sukainya sedang bersiap untuk melawan alien tamak, dia juga binggung tentang surat petunjuk di taman kerajaan Ratna.

Dan dia tidak menduga, foto yang di surat mudah ditemukan di sekitar luar planet biru putih hijau. Dengan kecepatan yang dimaksimalkan, Hang kasa menuju ke kerajaan Gur'latan. Namun, seribu sayang itu terlambat dan dia harus turun sekarang dengan power sphera Kristalboot.

Dia melawannya sampai antar galaxy, saat dia akan membunuh Retakka selamanya. Bayangkan para pangeran kecil muncul dimatanya, dengan berat hati dirinya menyedot kuasa yang di Retakka dan dirinya. Lalu membunuh Retak'ka, karena para pangeran kecil itu dibunuh dengan tragis.

Dia tidak perlu berbaik hati pada orang yang membunuh anak - anak, setelah Retak'ka sudah mati dirinya pergi ke planet tempat Ochobot di temukan.

Menatap Ochobot sebentar, lalu memasuki planet itu dengan kebingungan. Planet ini lengkap dengan alam, hujan lebat terjadi saat itu beserta petir menyambar.

Hangkasa menikmati guyuran yang membuat perih lukanya, tatapannya menuju ke gubug tua. Dirinya berteduh disana

Selma di bumi, orang bumi terlihat beda. Mereka tidak punya athena seperti miliknya, dan ternyata jenis ini adalah Athena.

Menatap Ochobot yang rusak, dirinya berusaha memperbaikinya di gubug itu dengan alat yang disana beserta panduan. Setelah selesai, dirinya di ingatkan dengan tatapan para pangeran kecil yang jadi korban dan perkataan Ratu Windara tentang ocehang Roh Beliung.

"Banyak misteri lagi, kerajaan Windara sedikit tersentuh. Dan angin ribut itu sedikit terserap saat Retak'ka pergi ke Byakungan, kata panglima Maripos suara yang selalu mereka dengar sudah hilang. Dan Kuputeri harus memulihkan dirinya setelah hampir tewas,". Ochobot nampak terlihat hidup, namun itu tidak terjadi karena tenaga power sphera itu tidak ada. Dengan pengecesan, Hangkasa berkeliling pada planet indah ini.

Berpuluh-puluh tahun menyaksikan kehidupan manusia yang pendek membuat Hangkasa berfikir, dia bermangku pada air terjun.

"Ehm, atok tak ape?. Kenape sorang - sorang kat sini?, cari sesuatu ke?,". Anak berusia 5 tahun itu duduk di samping kanannya, Hangkasa tersentak saat melihat fisik pada anak kecil ini. Sangat mirip, namun bukan anak ini yang ia cari.

"Atok tak pe, cuma nak pandang kat sini. Cantik kan?,". Anak itu mengangguk dengan semangat, dia juga menggenalkan diri sendiri.

"Aku Amato putra dari Aba, rumahku juga tak jauh dari kat sini. Jika atok nak berkunjung, pasti Aba memboleh kan,". Amato izin pergi saat matahari hampir tenggelam, menunjukkan hari mau petang.

"Apa para pangeran kecil ada hubung - an dengan keturunan bocah itu ya?, diingat fisik mantan putra Mahkota Halilintar Erzan Arthropoda pernah berubah dan mirip dengan budak tu. Aku harus mengikuti tumbuh kembang budak tu dan keturunannya, serta kalau perlu satu keluarga dia mengawasi.

Perkataan itu memang dilakukan oleh Hangkasa, sehingga dia lupa bahwa Ochobot menghilang dalam pengawas an miliknya.

Hangkasa menonton aksi heroik Amato dengan power sphera, mengingat itu dia harus gelisah setiap malam. Saat Ochobot tidak ditempat nya

Beberapa alien dan robot canggih menyerang planet yang kuketahui Bumi, aku masih belum campur tangan. Karena Amato orang yang gigih dan Hangkasa suka orang yang seperti itu.

Sampai kelahiran dari putra Amato yang membuatku punya perasaan hangat, kegelisahanku sedikit terangkat.

Tapi anak itu aneh, suka memakai topi orennya yang kebesaran. Dia tumbuh dengan baik, terkadang melihat langit sambil bertanya - tanya siapa Halilintar. Bahkan bocah itu pernah berteriak saat rumah sedang kosong, meneriaki kata ampunan dan jangan

Namun, itu semua berhenti saat dia pergi ke pulau rintis untuk menemui kakeknya. Dia terlihat sangat semangat,

Dan aku hanya mengawasi kehidupan Amato yang sibuk dengan kertas yang sudah menguning.

Beberapa hari kemudian bocah itu kembali ke kota ini, untuk minta tinggal dengan atoknya. Aku sedikit curiga, ada ketertarikan pada elemen yang aku punya.

Dengan itu, aku memutuskan untuk mengikuti kemana bocah itu pergi. Dan kejutan selalu di pertontonkan padaku yang sudah renta, namun pelatihan Kristalku masih jelas. Dia kan sekitar 7 tahun, sampai akhirnya aku menemuinya setelah dia melawan pemuda datar dan di khianati oleh salah satu temannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Reinkarnasi Menjadi Mantan putra mahkota (S2 END).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang