Lamunanku dan Gempa terbuyar, saat suara menggelegar di atas sana. Pedang unik itu, tidak salah lagi. Aku dalam hati berdoa agar nasib buruk tidak menimpa sosok disana
'Kak Hali tolong selamat, kami semua tidak akan melakukan tuduhan bodoh itu ke kamu karena kita mempercayai mu kak,'. Tatapanku tertuju pada Solar yang seperti sedang linglung, di pelukannya ada Duri yang menangis takut di dada Solar.
Sedangkan Blaze memiliki ekspresi tidak terbaca pada pertarungan di atas sana, mungkin karena dia kesal. Teman yang dekat dengannya berubah.
Sedangkan Ice, dia memilin baju sehingga kusut saat menyaksikan pertarungan panjang itu.
Kraktom..., blast...
Suara menggelegar di atas membuat kami semua tegang, darah merah jatuh dari atas. Sepertinya sosok itu terluka, dia terpental namun tidak jatuh ketanah.Aku mengerahkan sedikit demi sedikit elemenku untuk yang lain rileks, tidak menduga sosok itu kembali rileks dalam pertarungan sengit di atas.
"Apa yang kau lakukan kak?," Gempa juga terlihat ingin tau sekarang, aku memilih diam.
Sosok itu, dengan kekuatan penuh melakukan serangan dahsyat. Yang menyebabkan lukanya parah, tapi menurutku sosok itu masih menahan diri.
Sambaran yang begitu kuat, lebi kuat dari yang lain memotong tubuh para penjahat di langit bersamaan dengan debu yang membumbung tinggi setelahnya.
Sebelum ayah bergerak, sosok itu terlihat berubah fisik. Entah bola matanya maupun rambutnya, kami yang melakukan reinkarnasi terdiam dibuatnya.
Sosok itu menyerupai tubuh tuan kami dimasa depan, dan terakhir berubah menjadi sosok Halilintar yang tersenyum lega. Dia sedikit ber - gumam, menyebutkan Pipi Zola dan reaksi brutal dari bocah dipelukan Gempa menjawab semuanya.
'Seperti itu ya,'. Dia terurai menjadi cahaya dan menghilang, kubah merah hancur bersamaan dengan langit yang kembali biru. Aku juga melihat putri Santriantar mengambil pedang unik itu, itu mirip pedang yang menyedot kuasa Halilintar sehingga kami berpisah di masa depan. Apa yang harus kulakukan?
Gempa pingsan setelahnya, kabut hitam pekat yang transparan mulai menebal dan menghilang di udara. Apakah kutukan yang dikatakan oleh kak Halilintar sudah tercabut?, namun aku harus segera membawa adikku yang pingsan untuk penanganan medis.
Ice, dia hampir gila saat melihat tubuh terurai. Mungkin dia teringat saat kami dipaksa kembali oleh Retakka, bicara tentang dia. Sekarang aku melihat giginya bergemelatuk menahan kesal sambil menatap pedang pada tuan putri wilayah Gur'latan.
Apakah ini sebelum 100 tahun lalu?, apakah membunuh Retakka disini merubah masa depan yang lebih buruk?. Tapi kata Solar saat itu, dia berada di power sphera. Jadi apakah Retakka ini adalah kelahiran kembali dari retakka yang saat ini?, mungkin saja dia membalas dendam ke enam yang lain karena disiksa oleh mereka?.
Tatapannya tertuju ke sang ayah yang datar,
'Sepertinya kita memang bernasib buruk, di setiap kehidupan,'. Aku duduk mengenggam tangannya, aku menatap dari cendela yang tidak terlalu besar.Sejak saat itu, kedamaian yang selalu diharapkan orang tercipta. Tapi bagi kami yang kehilangan, itu adalah hal yang sangat buruk.
Putri Ratna, sedang berlatih untuk bisa menggunakan pedang itu. Beberapa kali dia terpental, karena roh di pedang itu tidak mau tunduk. Berbeda dengan kak Hali, yang sepertinya tidak kesulitan untuk menggunakan pedang itu.
Saat aku melamun, ledakkan kuat terjadi bahkan langit disana sangat mendung.
Perasaan gelisah yang aku rasakan menghilang, perasaan ini seperti di samping kak Hali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi Menjadi Mantan putra mahkota (S2 END).
Short StoryKumpulan jiwa transmigrasi