aku adalah Halilintar, no tipu - tipu

191 17 1
                                    

Selepas pingsan itu, kalau sadar harus ditanyain kabar. Bukan di tanyain, jati diri. Itu harusnya, tapi Halilintar malah disuguhi pertanyaan absurd itu dari Gempa mana natapnya kaya mau bunuh orang lagi. Tidak apa, Halilintar strong kok (stres tak tertolong).

"Ck, minimal kasih air kek. Haus tau, dan apa - apaan pertanyaan bodohmu itu," Jawab Halilintar sebal. Terkejut respon dari Halilintar, Gempa melepaskan pegangan lalu mundur perlahan. Tidak ramah bintang satu untuk jawaban pedas dari Halilintar di depannya.

"Oke, dengerin semuanya. Saya adalah Halilintar, apabila ada seseorang yang meragukan keaslian saya. Akan diberikan hukuman cambuk 50 kali untuk keluarga kerajaan, tapi untuk bangsawan 200 kali. Untuk rakyat biasa lebih tinggi lagi," Ucap Halilintar yang tidak bisa menahan lagi, saat dirinya ditatap menyelidik.

Mendengar itu, yang sempat meragukan kepribadian Halilintar mulai percaya dan ada yang masih mencurigainya. Namun, tidak lagi terang-terangan. Untuk saat ini, Halilintar cukup lega.

Melihat seorang wanita pelayan yang ikut ke selatan (utara), Halilintar menginstrupsi nya.
"Bagaimana kabar Alin?, aku sudah lama tidak mendengar tentang nya," cukup mengejutkan pangeran dan raja, namun Halilintar tidak perduli.

"Nona Alin sehat yang mulia pangeran, beliau juga jarang menangis. Cuma tadi malam, beliau menangis sampai ketiduran," Pelayan itu menjawab dengan menundukkan kepala.

"Jaga dia lebih ketat lagi, jika dia rewel kabari aku," Halilintar tentu menyayangi anak itu, namun kondisi istana sedang tidak kondusif.

"Mengerti yang mulia, hamba pamit," Setelah menyaksikan pelayan itu pergi, Halilintar menghela nafas lega.

"Apa itu jadi bebanmu kakak pertama?," ungkap Blaze yang nampak cemburu atas perhatian Halilintar terhadap bayi itu. Sebenarnya semua sih, termasuk raja.

Halilintar menoleh untuk menatap adik ke 3 nya, sebenarnya Halilintar sedikit tau jika mereka cemburu atas perhatian kecil itu. Apalagi Ice, sepertinya dia siap menjadikan ruangan ini dipenuhi salju.

"Tidak juga, nah kalian kapan menikah?. Usia kalian sudah 23 tahun, legal untuk pernikahan," Halilintar menatap dengan raut datar, berbanding terbalik atas ucapan yang sangat menusuk hati itu.

"Yah, ada lamaran yang datang padaku. Putri dari duke sebelah, lady Anastasya de fradien," jawab Taufan memperlihatkan surat khas biru langit dan ada stempel milik duke di sana, tanda jika Taufan bukan target buli lagi. Diam - diam Halilintar kesal karena tidak bisa membalas ejekan, namun cukup bahagia.

"Nah, kalau kau sendiri bagaimana?," tanya Taufan yang cukup penasaran.

"Aku tidak akan menikah, ada Alin. Dan posisi itu ada di kamu Taufan, jadi nggak mempengaruhi kerajaan," ucap santai Halilintar, mereka cukup terdiam. Tidak ada yang akan menyuruhnya untuk menikah karena kerajaan, raja juga baru menyadari mengapa putra pertamanya mengangkat seorang bayi untuk jadi anak.

Selesai pengundurannya, Halilintar sudah bisa bersantai. Kan, harusnya emang dari dulu dia nggak terlalu bekerja keras.
"Oy Supra, apa ada yang aneh?," Halilintar menguap sedikit karena masih ngantuk, untuk pertama kalinya dirinya tidur nyenyak yang cukup.

Peri kecil yang diajak bertanya, mendengus sebal. Sebelum menjawab
"Anda yang aneh tau, pangeran kok ngak ada akhlak," Wah minta pukulan sayang ni peri tengil.

Plak
"Oy, coba ulang sikit ye. Aku dah kerja tau sampai sakit, kau yang ganti sebentar jangan pura-pura tersakiti," Tangan besar Halilintar menyenggol tubuh kecil Supra, sehingga peri kecil itu jatuh. Beruntung Halilintar masih punya kebaikan terkecil.

"Ya, nggak usah kdrt sama gua. Huwaa my sayap is not beautifull," seru Supra dramatis, padahal sayapnya cuma kusut loh. Bukan rusak atau lepas dari tubuhnya, Halilintar cuma menatap malas peri kecil yang ngedrama pagi-pagi gini.

"Nggak ramah, bintang satu," Tatapan mematikan diarahkan pada Halilintar

"Sudah nggak usah drama, gua cabut juga nangis darah kau," Mengabaikan umpatan kasih sayang dari Supra, Halilintar memasuki kamar mandi buat turu (maksudnya mandi). Merasa di tinggalkan, Supra masih misuh - misuh.

Berbeda di kamar Halilintar, pagi - pagi gini kamar Ice udah berantakan. Mana orangnya lagi tidur di kursi, bukan itu ulah Blaze yang ngebangunin adek tercinta.

"Harus se berisik apalagi buat Ice bangun," Blaze terduduk di samping kamar tidur. Gempapun muncul, anak itu emang mau membangunkan dan membawanya ke ruang makan.

Gempa berbisik, dan dengan efektif Ice bangun dengan melotot kaget. Dan Blaze ketawa ngeliat komuk limit milik Ice.
"Turun, makan pagi bersama akan di adakan. Ada kakak pertama juga,". Dengan secepat kilat, Ice udah rapi. Walaupun matanya masih merem melek, tanda mengantuk masih mengelayuti nya.

Gempa dan Blaze cukup kagum atas kecepatan milik Ice jika berkaitan dengan makanan, ehem sebenarnya Ice semangat karena mau bermanja - manja sama Halilintar sih. Shut, jangan bagi tau yang lain.

Akhirnya mereka bertiga menuju ke ruang makan, walau canggung sih. Berbeda dengan mereka, Halilintar ada di ruangan bayi mungil Alin. Sudah lama ngak liat tu bayi.
"Lucu bet sih, ingin ku gigit deh," gumam Halilintar yang menahan gemas.

"Yang mulia, anda tidak lupa tentang makan bersama keluarga bukan?,"

"Tidak, nanti," Orang yang bertanya mengangguk, dan undur duri.

"Sepertinya sudah waktunya, karena kamu belum makan. Mari kita makan bersama sayang," bayi Alin nampak semangat, dan Halilintar terkekeh atas reaksi dari Alin.

Setelah kesiapan, akhirnya mereka berdua turun untuk makan bersama.

Reinkarnasi Menjadi Mantan putra mahkota (S2 END).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang