memilih pendamping?

122 17 2
                                    

Setelah acara yang sangat absurd, ketujuh pangeran menatap sosok di depannya.

'Kenapa juga, gua terlempar thor?. Udah cukup menderita ditinggalkan bapak Tomato di film orinya padahal,' Boboiboy dalam batin sudah tertekan, ngak tau, disini perannya apaan.

'Ngak ada lo, kurang asik Boy. Walau jadi figuran yang muncul satu kali doang,'.
'Sungguh teganya kamu thor,'

"Jadi?,"

"Gaje bet, kalau ngomong itu yang jelas dong kak Lintar. Ini kan Zaman kerajaan,".

"Suka - suka gua lah, bawel bet lu muson,".

Karena gagal paham, Solar dan Duri menyenggol bahu Blaze yang cuma bengong.
"Pangeran Laze, tau apa yang mereka bicarakan?," Duri memilin pakaian si Blaze.

"Gak tau, otak saya jadi kosong,".

"Ah. Solar, Blaze dan Duri sini. Nanti kita main deh," Di iming-iming main bareng oleh Taufan, yang dipanggil segera duduk santai.

"Jadi peran kita bertiga bagaimana?, kalian tidak akan tinggal diam bukan," Solar membuka suara, jenuh melihat ke akraban yang asing menurutnya.

"Tidak perlu, kalian fokus ke aktivitas seperti dulu. Ini tugas kami berempat untuk mengubah alur dari yang sebenarnya," ucap Gempa tegas.

"Jadi maksudnya...., " Omongan Solar terpotong

"Benar, kita ada di dunia novel yang saya baca setelah pergi misi. Namun, siapa sangka ini terlihat nyata di mata saya. Jadi tidak ada alasan, saya untuk mengabaikan kalian bertiga," ucap Halilintar dengan muka datar, tidak terlihat perubahan yang signifikan.

"Percaya sama kita, masa yang buruk sangat. Kita berempat berusaha coba, ngomong - ngomong Halilintar. Mengapa kamu mengangkat anak?," Taufan menatap penasaran sang kakak.

"Apa maksud dari itu?, bukannya saya sudah bilang waktu itu?," Mata Halilintar menghindari tatapan coklat madu yang menatap dirinya tidak percaya.

"Tapi Thorn tidak tau," Celetuk Thorn yang emang lupa.

"Kamu aja lupa, hari jadinya Solar kak," Solar menatap sinis sang kakak, yang udah cengengesan.

"Maaf ya Sunshine, nanti ku berikan Lala mau ngak?," Seketika muka Solar tertekan.

"Jangan itu kak, mau peluk aja," Dan jadilah Solar meluk Duri yang keheranan, padahal kan Lala si tanaman pemakan serangga tidak nakal.

Tidak tau saja, si Lala udah pernah makan bantal pausnya si Ice. Untung Ice sabar, kalau nggak udah mati tu tumbuhan karena membeku.

Sedang asik membahas rencana perubahan undang-undang, suara tangisan bayi terdengar keras.
"Kita bubar aja, anakku sudah bangun. Untuk informasi lebih lanjut, kita akan bahas jika luang," Halilintar bangkit, berlari menghampiri kamarnya. Si Alin udah rengek - rengek dari tadi.

"Dia benar-benar kak Halilintar?, sesayang itu sama anak itu namanya juga hampir mirip," Mereka yang di tinggalkan shock, sebucin apa sih Halilintar dengan bayi nemu itu.

"Duke Gravien sudah di proses untuk kasus penganiayaan terhadap nona Yaya, Dukes baru di angkat tahun lalu. Tapi kenapa Duke Gravien masih terlihat di sekitar daerah ini ya?,"

"Kau benar Ice, tapi apa alasan raja membebaskan human satu ini?. Kelakuannya jadi semakin menjijikan, " Taufan dengan nada nyinyiran nya.

"Mungkin raja masih ingin main - main, oh soal Baron Aistela. Thorn pernah liat, bahwa pelayan pribadi kak Taufan yaitu nona Ying sedang ber kencan di daerah rawan perebutan kekuasaan. Apa kalian ada rencana untuk orang ini?," Duri jadi inget kejadian seminggu lalu, saat dirinya berpatroli.

"Bisa jadi dia mata - mata, terima kasih Thorn. Kakak akan mengurus nya," Taufan tersenyum dan mengelus surai Thorn, dan yang punya rambut tersenyum bahagia.

"Janji nya ditepati kan?, Thorn mau main ke sana. Boleh ya?,"

"Tentu boleh, ayo kita bermain bersama lalu latihan. Aku nggak mau kena hukuman karena tidak ada peningkatan," Tatapan Taufan menuju ke Ice dan Gempa yang ikut bangkit.

"Siap kak Ufan,"

"Dan kalian berdua mau kemana?, mau ikutan juga?," Taufan bingung.

"Sekali-kali nggak papa lah, ya kan kak Gem?," Ice menjawab dengan santai, bahkan sedikit bermain dengan sihirnya.

"Betul, kita butuh waktu main bersama. Kangen banget main bareng, ayo," Mendengar itu dari Gempa, mereka jadi lebih semangat. Sangat jarang bersama saat tugas menumpuk menunggu di selesaikan setiap hari nya.

"Yah, melihat kalian semakin akrab. Aku bahagia, apapun dimasa depan aku akan berusaha melindungi kalian semua dari segala bahaya. Putri kecil ayah, jadilah yang terbaik di masa depan. Ayah menyayangimu," Ternyata Halilintar melihat moment itu dari kamarnya, tidak lupa bayi imut yang terkekeh di gendongan Halilintar karena perubahan wajah - nya dalam berekspresi.

"Semoga hal yang di mimpi berbeda, kalau pun itu terjadi. Kalaupun terjadi hal yang sama, ayah terpaksa membunuh mu baby," Halilintar mengecup mata dari bayi perempuan yang terkekeh geli, atas tindakan dari Halilintar.

"Ayah harap, orang itu bukan kamu babygirl," Tatapan Halilintar seketika mendingin.

Reinkarnasi Menjadi Mantan putra mahkota (S2 END).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang