Chapter - 08

532 117 26
                                    

Sepertinya kondisi tubuh Vee semakin parah,hari ini-rencananya setelah selesai mengajar dia akan mengajak Lisa untuk memilih cincin pernikahan tapi kenyataannya dia malah berbaring di ranjang apartemen miliknya karena merasa tubuhnya semakin panas...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepertinya kondisi tubuh Vee semakin parah,hari ini-rencananya setelah selesai mengajar dia akan mengajak Lisa untuk memilih cincin pernikahan tapi kenyataannya dia malah berbaring di ranjang apartemen miliknya karena merasa tubuhnya semakin panas dan lelah.

Sudah pasti lelah karena harus mengurusi dua pekerjaan sekaligus,menjadi Dosen menggantikan Laura dan menjadi CEO untuk perusahaan Ayahnya.

Drrtt! Drrtt!

Vee membuka kedua matanya lalu mengambil ponselnya,melihat nama Ibunya tertera di layar pipih itu.

"Hallo,Ibu."

"Vee,kau dimana? Apa kau sudah mengajak Lisa memilih cincin pernikahan?"

"Belum,Ibu. Tubuhku kurang sehat,aku akan mengajaknya besok."jawab Kennan.

"Kau dimana? Kalau tau badanmu tidak sehat harusnya pulang kerumah bukannya ke apartemenmu,Ibu kesana ya."

"Tidak perlu,Ibu. Aku sudah minum obat tadi,aku hanya perlu istirahat yang cukup."ujar Vee,bukannya dia tidak mengizinkan Ibunya datang tapi dia tidak mau Ibunya tertular juga mengingat kalau Ibu nya sudah tua.

"Baiklah,jaga dirimu."

Sambungan telpon itu terputus,Vee kembali meletakkan ponselnya di nakas lalu memejamkan kedua matanya,ia ingin istirahat dan semoga saja tubuhnya kembali fit setelah istirahat yang cukup.

Sementara itu Lisa saat ini tengah keluar bersama Rosie, tadi dia sudah membaca pesan dari Vee kalau mereka batal mencari cincin pernikahan dan karena sudah terlanjur di luar,gadis itu mengajak Rosie makan di cafe yang tadi pagi dia dan Vee kunjungi.

"Kau tau cafe ini darimana?"tanya Rosie menatap Lisa.

"Pak Vee,tadi pagi dia mengajakku sarapan disini."jawab Lisa.

Rosie mendengus kesal. "Tch,aku benar-benar iri melihat kalian berdua. Ah,kapan ya aku mendapat kekasih? Aku kan ingin di perhatikan,di ajak keluar juga."keluhnya.

Lisa terkekeh. "Kenapa kau tidak coba ajak Kak Jimmy saja? Atau kau ingin aku yang mengirimkan pesan?"tanyanya.

"Tidak perlu,aku akan mengirim pesan padanya."ujar Rosie.

Gadis itu menopang dagunya. "Menurutmu ketika aku sudah menikah nanti,apa aku bisa bebas keluar bersamamu seperti ini?"tanya Lisa tiba-tiba.

Rosie menatap Lisa cukup lama lalu menganggukkan kepalanya. "Tentu saja bisa,kau kan pergi bersamaku bukan bersama pria lain. Aku yakin Pak Vee tidak akan mengekangmu."jawabnya.

"Apa aku harus pindah?"tanya Lisa lagi.

Rosie memutar bola matanya jengah. "Ya iyalah,Lili. Kau sudah berstatus Istrinya nanti,sudah pasti kau akan ikut kemanapun dia pergi. Masa iya suami istri tidak tinggal serumah."celetuknya geram mendengar pertanyaan Lisa ini.

Hello,Mr.LectureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang