09 - Begadang

15 3 2
                                    

Besok Ahad. Silfia dan Syauqi berencana untuk begadang semalaman. Yang paling lama bertahan melawan rasa kantuk, maka dialah pemenangnya. Adapun yang kalah wajib traktir si pemenang nasi goreng di kantin sekolah, pada lusa yang akan datang.

"Deal?" Syauqi menyodorkan tangannya.

Abang dan adik itu pun telah melangsungkan acara saling jabat tangan.

Berharap tidak diserang rasa kantuk, Silfia menaikkan volume dari ponselnya dan sebuah headphone terpasang di telinganya. Ia tengah mendengarkan lagu random versi vocals only atau acapella.

Sementara Syauqi tidak henti-hentinya meneguk secangkir kopi yang ada di hadapannya, lengkap dengan sebuah teko kaca berisi kopi pula, untuk berjaga-jaga apabila kopi di cangkirnya telah habis. Mata besarnya yang terus fokus menatap layar ponsel itu sama sekali tidak terasa berat.

Silfia juga sibuk menggulir beranda Instagram-nya dan meninggalkan like pada setiap postingan yang lewat.

Tak lama, Syauqi tiba-tiba berdiri, mendekati Silfia dan menepuk-nepuk lutut adiknya itu---yang tengah rebahan sambil menggulung kaki layaknya bapak-bapak yang tengah bersantai di atas sofa---lantas segera berjalan menuju pintu.

Silfia yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi, bangkit dari posisi rebahannya. Melepas headphone lalu bertanya,

"Siapa, Kak?"

"Buruan lari ke kamar pake jilbab!"

Melihat ekspresi serius Syauqi, tanpa berpikir lagi Silfia segera menuruti titahnya.

"Siapa, sih? Ibu sama bapak? Ah, gak mungkin. Kak Syauqi ngapain nyuruh aku harus ambil jilbab kalau yang datang itu cuma bapak sama ibu?"

Saat tengah menguping dari balik pintu kamar, suara yang terdengar sangat tidak asing di sana mengundang tanya di kepala Silfia. Ada perlu apa Arya bertamu selarut ini? Jam pada layar kunci ponselnya, menandakan pukul 23:15. Entah kenapa, perasaan Silfia tiba-tiba khawatir saat nama Adeeva terlintas di benaknya.

"Allahu Akbar!"

Syauqi membuat adiknya terlonjak kaget, karena kelakuannya yang langsung membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

"Buruan keluar, kamu dicariin. Tapi pake jilbab dulu."

"Silfi dicariin?"

"Bukan sama Arya."

"T'rus?"

"Adeeva---"

"Beneran Deeva datang juga?" celetuk Silfia yang langsung sumringah. Berbunga rasa hatinya apabila Adeeva sungguh tengah berada di ruang tamu sekarang.

"Ngapain coba aku boong?"

"Oke, bentar. Silfi pake jilbab dulu."

"Buruan!"

Adeeva begitu terlihat semangat menyambut kedatangan Silfia. Masih duduk di atas pangkuan Arya, namun ia nampak begitu tak sabar untuk segera didekap oleh Silfia. Kedua tangan mungilnya terus terangkat sejak pertama kali melihat Silfia keluar dari kamarnya.

Nuraga untuk AryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang