Bab 4. Cowok Brengsek

68 53 19
                                    

“....dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu.....”– ( 2 : 216 )

•┈┈┈•┈┈┈•┈┈┈

Kelas MIPA 1 saat ini tengah jam kosong. Waktu jamkos mereka gunakan untuk hal lain, seperti mabar bahkan sampai tidur di kelas secara berjamaah.

Lain hal nya dengan Shylla. Merasa jenuh akibat jamkos, Shylla pergi keruangan Bu Iren. Jangan tanyakan dimana Aisyah. Sahabat nya itu tengah berdiam diri di perpustakaan. Shylla yang di tawari ke perpustakaan dia menggeleng keras sambil bergidik ngeri. Mendengar kata perpustakaan membuat diri nya ingin kabur lari jauh jauh.

“MOMMY IREN, YUHUUUUUU.”

Bu Iren yang sudah paham pemilik suara, hanya bisa mengelus dada nya sabar. Kalau saja dia bukan murid berprestasi, tidak akan beliau biarkan masuk seenaknya ke ruangannya.

“Salam dulu, Shylla,”geram Bu Iren. Shylla hanya menyengir kuda sebagai balasan nya. Membuat Bu Iren emosi adalah hobi Shylla sedari awal masuk SMA Purnama ini.

“Hehe, iya iya. Lupa mom.”

“Tumben kesini, biasa nya kantin,” cibir Bu Iren.

“Ngadem lah, Mom. Lagian jamkos. Si Aisyah ke perpus. Males bangett kalo Shylla ikut ke perpus, mending ngadem di ruangan Mommy,” cerocos Shylla tanpa henti.

“Mom, kayaknya cuma Shylla ya yang suka bikin onar?” tanya Shylla tiba tiba.

“Seperti nya begitu. Lagi pula, kalo nggak kamu yang sering keluar masuk BK mungkin Mommy yang di cap guru makan gaji buta.”

“Nah, ada gunanya kan Shylla tiap hari masuk BK hehe.”

Bu Iren mendelik. Bagaimana bisa ada murid yang suka keluar masuk BK. Seperti nya, ibu Shylla dulu waktu hamil, ngidam tidak terturuti, jadi nya keluar bocah sengklek satu ini.

“Mom,” panggil Shylla tiba tiba.

“Hm.”

“Shalat wajib ya mom?” tanya Shylla dengan tampang polos.

“Ck, kamu lahir dijaman apa Shylla. Sudah jelas shalat itu wajib. Memang ada beberapa shalat yang dikatakan sunah. Yang wajib ada shalat subuh, dhuhur, ashar, maghrib sama isya. Memang nya pak Ahmad nggak ngejelasin apa dari awal kamu kelas sepuluh?”

“Ya, ya itu diajarin mom. Cuma waktu ngejelasin Shylla tidur hehe,” jawab Shylla dengan tampak tak berdosa sama sekali.

“Kamu ini. Kamu gaul dengan Aisyah tapi ilmu agamaMu masih minim.”

Tanpa sadar omongan Bu Iren membuat hati Shylla mencelos. Tapi apa boleh buat, Shylla juga sadar diri.

“Mom, pacaran itu dosa nggak?”

“Astaga Shylla, kamu banyak tanya. Tapi, setau mommy pacaran nggak dibolehin sih, tapi mommy juga kurang paham juga. Coba tanya Aisyah,” jelas nya.

“Lah, kalo pacaran terus beda agama gimana tuh mom, boleh nggak sih?”

Otak pintar Shylla mendadak bodoh seperti habis kebentur. Apa Shylla mendadak amnesia, padahal Aisyah sahabat nya kan sering menjelaskan hukum pacaran. Seperti nya, karena terlalu bulol dengan Emanuel, Shylla jadi lupa akan penjelasan Aisyah.

“Sudah nggak usah dipikirin sekarang. Pikirin nanti saja saat kamu lagi berdua dengan Aisyah. Mommy liat liat, Aisyah ilmu agama nya cukup tinggi. Kamu bisa liat kan, dari banyak nya murid perempuan, hanya Aisyah yang memakai kerudung di sekolah.”

Memang benar yang dikatakan bu Iren, di SMA Purnama, hanya Aisyah yang memakai kerudung. Sisanya tidak. Makanya banyak murid perempuan yang kena sanksi karena mengombre rambut nya.

“Iya juga. Mom, matur thanksue ya ruangan nya. Shylla pamit ke kamar mandi dulu. Assalamu'alaikum.”

Shylla berjalan dengan cepat. Sedari tadi dia menahan untuk buang air kecil. Saat dia hampir sampai di depan pintu, dia langsung masuk dan menuntaskan hasratnya.

Merasa sudah lega, Shylla hendak keluar dari kamar mandi. Namun, suara seseorang menghentikan niat Shylla. Tidak samar samar lagi, Shylla tau betul siapa pemilik suara itu. Tanpa sadar, Shylla mengepalkan kedua tangannya.

“Lo yakin hubungan lo sama Shylla bisa nyampe satu tahun?” tanya seorang cewek.

“Ntah, sebenarnya gue cuma kasihan sama dia. Tapi berhubung bokap dia tajir, gue manfaatin tuh cewek. Lagian juga, gue belum dapat reward dari dare ini, ” jelas Emanuel dengan acuh.

“Kalo tiba tiba hubungan kalian kandas?”

“Ya bodo amat. Lagian juga kalo kandas gue tetep dapat hadiah nya. Lagian kan perjanjiannya cuma tiga bulan, ini bahkan udah hampir satu tahun.”

“Terus pertunangan lo?”

“Tunangan? Em, kayaknya bakal batal deh. Soalnya gue udah ngumpulin bukti bukti kalo bokap nya si Diffa manfaatin keluarga gue doang.”

“Berarti gue ada peluang?” guman cewek itu.

Entah mereka sadar atau tidak, percakapan mereka di dengar langsung oleh Shylla. Bahkan, Shylla tidak kehilangan akal. Sedari awal percakapan, Shylla rekam semua. Dia tersenyum sinis saat melihat pacarnya, ralat mungkin sebentar lagi akan jadi mantan, yang akan mencium gadis di depannya.

“EKHEM, NGGAK ELIT BANGET PACARAN KOK DI KAMAR MANDI SEKOLAH. NGGAK MAMPU APA SEWA HOTEL!” ucap Shylla keras.

Emanuel dan cewek itu memantung. Namun, Emanuel langsung menetralisir raut wajah nya. Dia bahkan menatap sinis Shylla.

“Bagus deh, kalo lo denger semua nya.”

Dengan enteng, Emanuel mengatakan hal seperti itu. Shylla menatap Emanuel tajam. Saat sampai di depan mereka, Shylla tidak menangis sedikitpun. Sungguh diluar pikiran Emanuel.

“Lo, cowok brengsek yang pernah gue temui. Gue harap karma segera datengin lo berdua, ” ucap Shylla dengan penuh penekanan.

Setelah mengatakan itu, Shylla langsung pergi meninggalkan mereka berdua. Emanuel hanya mengedikan kedua bahu nya acuh. Sedangkan sang cewek tadi yang bersama Emanuel, segera pergi dari sana.

“BRENGSEK, BAJINGAN! GUE YANG BEGO ATAU TOLOL SEBENERNYA!”

Shylla kini berada di rooftop sekolah. Sebenarnya bell masuk sudah bunyi sejak lima menit yang lalu. Namun, untuk menghilangkan rasa sakit hati nya, Shylla pergi ke atap sekolah untuk menenangkan pikirannya.

“Bener kata pepatah, kalo cinta terus bucin itu bikin orang tolol.”

Shylla tak sadar jika air mata nya ikut menetes. Andai bunuh diri tidak dosa, Shylla akan menjatuhkan diri nya sekarang juga dari atap sekolah.

Namun, jika dia melakukan seperti itu Shylla pasti akan di cap sebagai cewek terbodoh karena cinta. Dan Shylla tidak mau itu, Shylla tidak mau menerima sebuah kekalahan.

Shylla bangkit, menghapus air mata nya secara kasar. Dia memejamkan mata nya sejenak. Setelah merasa lega, Shylla mengambil ponsel nya dan segera menghapus semua kenangan nya bersama Emanuel.

“Itu yang lo mau, El. Gue bakal buktiin ke kalian semua, kalo Ameena Shylla Rahdian bukan cewek menye menye yang bakal galau akibat putus dari pacar.

Gue bakal berubah. Gue bakal tunjukin ke kalian, kalo gue juga berhak, tanpa campur tangan kalian. Ingat El, karma berlaku setelah ini,” ucap Shylla menatap tajam kearah lapangan sekolah.

Di lain tempat, seorang pria menggeram kesal. Dia akui dirinya pengecut. Tetapi karena keegoisan orang tua nya, dia akan buktikan dirinya sukses dan akan melindungi orang orang yang dia sayangi.

“Berani sekali dia menyakiti Nana. Awas saja, kalo ketemu gue balas lo. Lagian Nana juga tolol, udah tau beda agama tetap nekat.”

Pria itu segera beranjak dan pergi ke salah satu ruangan yang berisi pasien yang dia tangani.

“Dokter Gara, jantung pasien mengalami kerusakan yang cukup parah.”

Mendapat penjelasan dari suster, dia langsung menangani nya dengan cepat. Nyawa pasien sangat berharga bagi nya.

To be continued!

Triangle Love with Allah (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang