Bab 13. Mengejar Cinta Allah

54 43 24
                                    

“Jika memulainya karna Allah, jangan menyerah karena Manusia.”

—Gus Baha

•┈┈┈•┈┈┈•┈┈┈


Rasa kecewa akibat memilikk rasa suka terhadap lawan jenis merupakan hal biasa yang terjadi ketika jatuh cinta. Jatuh cinta, rasa suka, rasa benci, merupakan nafsu manusia yang sangat ketara.

Zayyan mengacak rambutnya secara kasar. Entah dari kapan perasaan itu timbul. Sebelumnya dia tidak pernah merasakan perasaan seperti ini. Dia ingin menyatakannya. Namun, dia takut. Rasa yang ada dalam hati nya akan menjauhkan diri nya dari Allah.

“Ya allah, perasaan apa ini?” tanya nya bingung.

Zayyan akhir nya memutuskan untuk menyibukan diri agar pikiran yang memenuhi otak nya bisa hilang. Bersyukurlah Zayyan untuk kali ini banyak pekerjaan yang harus ia tangani.

“Dok, ada salah satu pasien yang akan beroperasi hari ini.”

Salah satu perawat wanita menghampiri Zayyan dan memberikan informasi itu. Dengan segera Zayyan mengangguk dan segera menuju ruang oprasi.

Dengan membaca lafal basmallah, Zayyan melakukan operasi. Membutuhkan waktu cukup lama untuk melakukan itu, dia tidak ingin ada kesalahan fatal yang akan mengakibatkan nyawa pasien memburuk.

Setelah selesai, Zayyan langsung keluar dari ruangan tersebut dan bernafas lega. Pasien yang ia tangani akhirnya bisa bertahan. Merasa diri nya cukup lelah, Zayyan segera menuju ruangan nya. Dimana ruangan itu menjadi tempat istirahat bagi Zayyan.

Saat di lorong rumah sakit, dia berpapasan dengan Kaivan yang tengah berbincang dengan perawat nya. Terlihat sangat jelas jika dia dan sahabatnya tengah mengalami kesibukan masing masing.

“Hallo, dokter Zayyan. Bagaimana operasi hari ini?” tanya Kaivan.

Memang benar Kaivan dan Zayyan jika tengah berada di kondisi bekerja, mereka akan berbicara dengan formal. Lain hal nya dengan di luar rumah sakit, mereka layaknya pria dewasa yang bersahabat pada umumnya.

“Alhamdulillah, lancar. Tidak ada kendala sama sekali.”

Kaivan sedikit heran. Mengapa sahabatnya itu terlihat dingin kali ini. Apa ada salah dengan diri nya.

“Saya lanjut dulu. Masih banyak perkerjaan yang harus saya selesaikan. Assalamu'alaikum. ”

“Wa'alaikumussalam.”

Kaivan hanya melihat punggung sahabat nya itu menjauh. Sejak pertemuan nya dengan adiknya, dia merasa sahabatnya sedikit menjauhinya.

Tidak ingin memikirkan nya terlalu lama, Kaivan melanjutkan jalannya menyusul perawat yang tadi sempat memberi nya kabar jika ada pasien.

***

Berbeda dengan Shylla. Gadis itu kini tengah mencoba berbagai gaya berkerudung yang cocok seperti remaja pada umumnya. Meski Aisyah mengatakan berkerudung harus menutup sampai dada, tetapi jika model nya seperti itu itu mulu, Shylla bosen melihatnya.

Pertemuan dengan abang nya membuat sedikit harapan dalam hidup nya. Rasa nya dia tidak sabar untuk menemui abangnya sepulang abangnya kerja nanti.

Hari ini yang kebetulan merupakan akhir weekend, Shylla gunakan untuk bereksperimen segala nya. Entah itu dari memasak sampai dia membuka tutorial hijab di ch YouTube nya.

“Sore nya lama banget sumpah. ” Jujur dirinya sangat tidak sabar untuk menghabiskan waktu nya kembali dengan abangnya.

Rumah yang besar itu nampak sunyi. Shylla merasa sedikit heran dengan Dirga, papahnya. Baru weekend kali ini dia tidak menemukan papahnya di rumah. Tidak biasa Dirga weekend berada di kantor. Meski sering di tinggal sendiri di rumah nya, tetap saja dia merasa khawatir akan papahnya.

Triangle Love with Allah (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang