Bab 10. Perubahan Shylla

47 40 8
                                    

“Selucu lucu nya pelawak, lebih lucu kamu yang ternyata sandiwara mu yang pura pura cinta sama aku ketahuan.”

— catatan Ameena

•┈┈┈•┈┈┈•┈┈┈

Menjelang ujian dan mendekati perpisahan sekolah membuat Shylla harus belajar lebih keras lagi. Meski pada dasarnya Shylla sudah pintar, namun tetap saja nama nya manusia pasti sering lupa dan membutuhkan belajar lagi.

Saat ini Shylla tengah menyiapkan diri untuk sarapan dengan papahnya, Dirga. Jarang sekali dia sarapan bersama dengan ayah nya yang super sibuk.

Shylla sudah melupakan kejadian tadi malam dimana dia bertengkar dengan papahnya. Sedari tadi dia melihat diri nya di kaca yang nampak berbeda. Biasa nya Shylla berangkat ke sekolah menggunakan seragam pendek bahkan ketat, kini dia menggunakan seragam nya yang panjang. Bahkan, dia mencoba untuk percaya diri dengan penampilannya saat ini.

“Ck, ternyata gue cute ya kalo pake kerudung, ” ucap nya sambil bertolak pinggang.

Kali ini dia akan menggegerkan satu sekolahan. Dimana ratu bully memutuskan untuk memakai kerudung. Mungkin nanti nya dia akan di ejek habis habisan oleh Diffa dan antek antek nya.

“Ah, bodo amat lah sama si cabe kriting. Yang penting Aisyah nggak akan ngejek gue pake kayak dia.”

Dengan yakin, Shylla meninggakkan kamarnya dan pergi ke ruang makan dimana papahnya sudah menunggu dia sedari tadi.

“Pagi pah," sapa Shylla.

Dirga tertegun dengan penampilan putri nya kali ini. Cantik, satu kata yang menggambarkan Shylla saat ini. Dirga sampai tidak menjawab sapaan anak nya. Sejauh inikah dia dengan putri nya, pikirnya saat ini. Dirga berdehem untuk menetralkan suasana nya. Dia sudah menyiapkan nasi goreng untuk sarapannya.

Sebelum dia bercerai dengan istrinya, memang Dirga pandai memasak. Mungkin dari jaman nya saat dirinya remaja. Begitu pula dengan Sarah mantan istri nya, juga pandai memasak. Jadi di rumah yang super besar ini tidak ada pembantu untuk masak.

Makanya rumah besar itu sering nampak sepi. Pernah dulu nya dia dan mantan istrinya menyewa pembantu, namun karena pembantu itu licik dia hampir meracuni putri kecil nya, jika saja Kaivan putra nya tidak memergoki pembantu itu.

“Pah, Shylla selesai. Shylla berangkat dulu, assalamu'alaikum,” pamitnya.

Ingin sekali Shylla mendapat pertanyaan dari papahnya itu. Seperti pertanyaan mau diantar sekolah atau tidak atau semacamnya. Namun, kembali lagi itu semua hanya sebuah angan angan.

Sepanjang perjalanan, Shylla melamun. Jika saja dia mengendarai mobil nya sendiri mungkin akan menabrak sesuatu di jalan. Masih untung, papahnya itu mengerjakan seseorang untuk menjadi supir pribadi nya. Namun tetap saja, dia merasa iri dengan anak seusia nya yang berangkat sekolah selalu di antar dengan ayah nya.

Tidak memakan waktu lama, Shylla akhirnya sampai di depan sekolah. Yang biasa nya dia berangkat telat, kali ini dia bahkan membuat pak Harto selaku satpam sekolah melongo. Murid yang paling bandel di sekolah ini berangkat pagi, dan apa tadi beliau melihat Shylla tersenyum manis seperti biasa nya namun kali ini yang membuat diri nya melongo saat melihat Shylla menggunakan kerudung seperti salah satu murid di sekolah ini, Aisyah.

“Pak, jangan melongo terus. Tuh lalat bakal masuk ke mulut bapak, " celetuk Shylla.

“Eh iya, nak Shylla. Hari ini cerah banget secerah senyuman manis milik nak Shylla,” gombak pak Harto.

Semua murid sudah biasa dengan pak Harto yang selalu menggombali murid murid di sekolah ini.

Bukan hanya pak Harto yang melihat Shylla dengan kagum. Kini satu persatu murid SMA Purnama yang berdatangan pun melihat perubahan dari Shylla. Ada yang menatapnya kagum ada juga yang menatapnya sinis.

Triangle Love with Allah (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang