Bab 14. Kabar Baik atau Buruk

51 41 9
                                    

“Dia keren. Tapi aku benci saat dia berbohong dengan keadaan yang sesungguhnya nya.”

—wattpadsaa

•┈┈┈•┈┈┈•┈┈┈


Mendengar kabar putri nya yang akan dilecehkan oleh cowok brengsek dari bawahannya, Dirga langsung memegang dada sebelah kiri nya.

Dengan segera dia mengambil sesuatu di laci meja nya. Itu obat. Obat yang selama ini dia konsumsi tanpa orang lain tau sedikitpun. Bahkan anak anak nya hingga mantan istri nya tidak tau jika selama ini dia menyimpan rahasia besar. Hanya satu orang yang tau tentang kondisi nya, dia asisten pribadi nya.

Dirga menelan obat itu tanpa di bantu dengan minuman. Seakan akan dia sudah terbiasa menelan pil pil pahit itu. Namun, bukan nya rasa nyeri itu reda rasa nyeri itu semakin terasa. Rasa sesak menghampiri dia.

Di ruangan kerja nya yang memang nampak luas, hanya dia sendiri yang berada di ruangan itu. Semakin nyeri, pandangan Dirga menggelap. Dia tak sadarkan diri. Hingga asistennya mencoba mendobrak pintu ruangan bos nya itu, Dirga langsung di bawa ke rumah sakit.

“TUAN SAYA MOHON, BERTAHANLAH!” ujar Azar panik.

Al Jazari atau kerap di sapa Azar merupakan asisten pribadi Dirga. Dia yang tahu betul seperti apa Dirga. Bahkan dia juga tau tentang Dirga yang hampir selingkuh. Jika saja diri nya tidak menegurnya, pasti hubungan bos nya itu akan semakin menjadi. Apalagi Azar juga tahu wanita yang hampir saja menjadi selingkuhan Dirga itu seperti apa.

Azar juga tahu jika bos nya itu sudah bercerai dengan istri nya. Namun, bos nya yang keras kepala itu sebenarnya masih menyimpan rasa kepada mantan istri nya. Tidak percaya? Bukti nya setiap Azar masuk ke ruang kerja Bos nya itu masih tertampang jelas foto pernikahan nya dengan mantan istri nya itu. Dan jangan lupakan di meja kebanggaan bos nya itu juga ada figura foto keluarga.

Azar dengan panik mencoba membawa bos nya ke rumah sakit. Para karyawan dan karyawati yang mendengar kegaduhan akibat kepanikan Azar langsung menghapiri Azar.

Para karyawan ikut panik saat melihat atasannya tak sadarkan diri. Apalagi bibir nya yang nampak pucat dan membiru. Karyawan laki laki langsung membantu Azar ada juga yang beberapa ikut Azar ke rumah sakit.

Berita tentang pemilik perusahaan Rahdian menyebar ke seluruh penjuru. Namun, Shylla dan Kaivan selaku anak nya belum mengetahui berita tersebut.

Mendengar berita itu, Darah yang merupakan mantan istri nya langsung saja pergi ke Jakarta. Dia panik mendengar berita tentang mantan suami nya yang tiba tiba dilarikan ke rumah sakit.

Tidak membutuhkan waktu lama, jarak antara Yogyakarta dan Jakarta ia tempuh selama empat jam. Dengan panik, dia langsung bergegas menuju rumah sakit.

Di sisi lain, Kaivan yang tengah menenangkan adik nya tiba tiba mendapat panggilan dari pihak rumah sakit. Dia di beri tahu jika ada pasien yang sangat membutuhkan bantuan nya.

“Kamu ikut abang ke rumah sakit ya. Abang takut terjadi sesuatu dengan mu, ” pinta Kaivan ke Shylla.

Shylla hanya mengangguk. Dia memilih ikut dengan abang nya daripada harus berdiam diri lagi di rumah. Kaivan akhirnya membawa Shylla ke rumah sakit diikuti oleh dua sahabat nya. Benar, setelah kejadian dimana Shylla hampir di lecehkan, mereka tanpa sadar menjalin hubungan persahabatan.

“DOKTER GARA, CEPAT. PASIEN MEBUTUHKAN PERTOLONGAN SECEPATNYA!”

Kaivan mencoba untuk tidak panik. Entah mengapa untuk saat ini perasaannya sangat tidak enak. Saat hendak memasuki ruang operasi, Shylla menarik jas yang di pakai Kaivan. Sejenak, Kaivan berhenti. Namun, dia meyakinkan adiknya semua akan baik baik saja.

Kaivan melirik Zayyan, dia juga menunjuk Zayyan agar ikut memasuki ruangan tersebut. Tinggalah Shylla dan Kevin.

“Hei, dengerin abang. Semua akan baik baik saja. Kamu nggak usah khawatir. Untuk mantanmu itu, abang sudah urus, ” jelas Kevin.

Shylla hanya mengangguk. Saat Shylla ingin duduk, Shylla mendengar suara kaki yang tengah berlari menuju arah nya. Saat Shylla mendongak, Shylla sangat terkejut dengan apa yang dia lihat.

“Mamah? ”

***
Kaivan dan Zayyan memasuki ruang operasi setelah persiapannya selesai. Saat hendak mengoperasi orang tersebut, Kaivan terdiam kaku.

“DOKTER GARA TUNGGU APA LAGI. PASIEN MEMBUTUHKAN PERTOLONGAN ANDA!”

“Papah,” guman Kaivan.

Nyawa Kaivan seperti di ujung tanduk. Dia masih bergeming. Kedua tangannya bergetar hebat. Zayyan yang paham kondisi nya dengan cepat mengambil alih.

“Dokter Gara. Jika anda merasa kurang enak badan, biar saya saja yang menangani pasien,” ujar Dokter Zayyan.

“Tidak! Kita lakukan sama sama. ”

Kaivan mencoba tetap fokus, meski hati nya takut teramat. Dia mencoba menyembuhkan Dirga, papah nya. Meski rasa benci itu ada namun dia tetaplah seorang anak yang berhasil dididik keras oleh ayahnya.

Waktu berjalan begitu cepat. Peluh keringat membanjiri dahi Kaivan. Dia berusaha sekuat mungkin untuk menyelamatkan nyawa papah nya.

“DOKTER PASIEN KRITIS! ”

“DETAK JANTUNG NYA MELEMAH, DOK!”

Mendengar itu, Kaivan shok bukan main. Tidak, kali ini dia tidak boleh gagal. Dia masih belum membalaskan rasa sakit adik nya akibat keegoisan Dirga.

“Brengsek! Anda harus bangun. Anda harus sujud di kaki mamah saya serta adik kecil saya, ” desis Kaivan.

Rasa takut, amarah menjadi satu. Takut jika dia gagal menyelamatkan papah nya, marah sebab diri nya baru mengetahui penyakit yang di derita papah nya selama ini.

“Mamah? Kenapa mamah disini?” tanya Shylla dengan suara yang bergetar.

Sarah melihat putri nya yang nampak kacau langsung saja memeluk putri nya. Dia merasa diri nya gagal menjadi orang tua. Gagal menjadi istri yang tidak memahami kondisi suami nya.

“MAH! JAWAB SHYLLA!! ”

Bahu Sarah bergetar saat memeluk putri nya. Dia tidak tega nanti nya jika putri nya akan merasakan kehilangan.

“Permisi, apa anda mantan istri dari atasan kami? ” tanya salah satu karyawan yang bekerja di perusahaan Rahdian

“Benar, ada yang tahu mengapa mas Dirga bisa masuk rumah sakit?” tanya Sarah.

“APA! MAKSUD MAMAH APA! MAKSUD KALIAN APA!?”tanya Shylla kaget.

Tentu kaget. Dia saja hampir mengalami trauma tiba tiba mendengar papah nya masuk rumah sakit. Shylla menatap mereka dengan penuh tanya.

“Tuan Dirga selama ini mengidap penyakit jantung serta darah tinggi. Mendengar berita putri nya yang hampir mengalami pelecehan membuat Tuan Dirga kambuh. Bahkan, obat yang biasa dia konsumsi hari ini tidak bereaksi sedikitpun,” jelas Azar.

Deg

Shylla terkejut bukan main. Bahkan, dia tidak sadar dia sudah menangis. Sarah, mantan istri nya juga kaget. Selama menikah dengan Dirga, Sarah tidak mengetahui penyakit yang Dirga pendam.

“Dari kapan?”

“Sejak nona Shylla lahir. Dimana saat beliau datang terlambat untuk menemani anda melahirkan, tuan Dirga sedang konsultan ke dokter jantung.”

Lagi dan lagi penjelasan dari Azar membuat kedua perempuan di depan nya kaget. Bukan hanya Sarah dan Shylla saja. Namun, karyawan yang ikut bersama nya juga ikut terkejud saat mendengar penjelasan dari Azar.

“Hikss, nggak mungkin. Papah nggak mungkin sakit selama ini. ” Shylla menggelengkan kepala nya. Dia belum menerima kenyataan pahit yang di alami papahnya.

“Mah, papah pasti sembuh kan?” tanya Shylla dengan tatapan kosong.

Sarah yang tidak kuat melihat kondisi anak nya yang hancur memeluk kembali Shylla.

“Kita do'akan, ya Nak. Semoga papah baik baik saja. ”

To be continued!

Triangle Love with Allah (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang